Sukses

Ada 4 Mitos Perang Dunia II yang Tidak Dijelaskan di Kelas, Cek di Sini

Berikut kumpulan mitos terbesar yang mungkin Anda percayai tentang Perang Dunia II

Liputan6.com, Jakarta - Perang Dunia II mungkin telah terjadi sejak lebih dari 75 tahun yang lalu, tetapi banyak orang yang masih sering membicarakannya.

Anda juga mungkin sering melihat banyak orang membanding-bandingkan satu sama lain dengan Hitler atau Nazi.

Fakta bahwa Hollywood pun belum  bisa membuat film tentang hal tersebut dengan cepat, dan ada ribuan buku untuk dibaca tentang itu. Merupakan beberapa hal yang mungkin membuktikan bahwa dasar yang selama ini kita ketahui tentang Perang Dunia II mungkin salah. 

Propaganda beredar dari semua pihak selama perang, dan bahkan setelah bertahun-tahun kita masih mempercayai beberapa di antaranya.

Penglihatan ke belakang membuat beberapa negara menjadi seperti pecundang dan beberapa menjadi pahlawan, sementara para pemimpin dari masa itu benar-benar jahat atau benar-benar sempurna. 

Jelas, sesuatu yang kacau seperti perang jauh lebih rumit dari itu. Mengutip Grunge, berikut adalah beberapa mitos terbesar yang mungkin Anda percayai tentang Perang Dunia II:

Waktu Dimulainya Perang

Jenderal AS Douglas MacArthur menyerahkan pena kepada Letnan Inggris Jenderal Arthur E. Percival usai menandatangani surat-surat penyerahan Jepang di atas kapal perang USS Missouri, Teluk Tokyo, 2 September 1945. Penandatanganan ini menandai berakhirnya Perang Dunia II. (Pool Photo via AP, File)

Tanggal resmi dimulainya Perang Dunia II adalah 1 September 1939, ketika Hitler menginvasi Polandia. Dua hari kemudian, Inggris dan Prancis menyatakan perang terhadap Jerman.

Mudahnya, Inggris dan Prancis juga akan berakhir di pihak yang unggul dalam perang, sehingga mereka bisa memutuskan kapan perang dimulai.

Tetapi HistoryNet mengatakan banyak sejarawan berpendapat jika konflik yang rumit dan mencakup seluruh dunia ini sebenarnya dimulai lebih awal.

Pertama, invasi Jepang ke Tiongkok pada 1937. Jepang adalah bagian besar dari Perang Dunia II, jadi, mengapa tindakan agresi ini tidak dihitung?

Atau mungkin Anda lebih menyukai pendudukan Jerman pada 1936 di Rhineland, sesuatu yang secara khusus diperintahkan untuk tidak mereka lakukan dalam Perjanjian Versailles, dan tindakan yang memungkinkan mereka menjadi agresif di Eropa Barat sejak awal.

Italia, perlu dilibatkan, mereka menyerang Ethiopia pada 1935. Kemudian, Jepang yang senang melakukan invasi telah mengambil alih Manchuria pada 1931.

Bahkan ada beberapa orang yang berpendapat bahwa Perang Dunia II dimulai tepat pada akhir Perang Dunia I, atau setidaknya setelah Perjanjian Versailles ditandatangani, karena pada dasarnya menjamin pertempuran akan dimulai lagi. 

Klaim yang paling tidak masuk akal mungkin adalah bahwa Perang Dunia II dimulai selama Perang Dunia I, dengan dimulainya Revolusi Rusia pada 1917.

2 dari 4 halaman

Hiroshima dan Nagasaki yang Mematikan

Pengeboman paling mematikan dari satu kota dalam sejarah terjadi di Jepang selama Perang Dunia II, tetapi itu bukan disebabkan oleh salah satu bom atom.

Walaupun lebih banyak orang yang akan meninggal akibat keracunan radiasi dan komplikasi lainnya, jumlah korban tewas awal di Hiroshima adalah 60.000 hingga 80.000 orang, sementara di Nagasaki sekitar 75.000 orang.

Tetapi pada 9 Maret 1945, militer AS membunuh 100.000 orang dalam satu malam selama pemboman Tokyo, sebuah peristiwa yang hampir tidak pernah dibicarakan hari ini.

Mereka menanti malam yang cerah dan berangin, menurut Australian Broadcasting Corporation, untuk menyebabkan kerusakan yang paling parah. Kemudian, 300 pesawat pengebom B-29 mulai bekerja.

Mereka menjatuhkan 500.000 silinder napalm dan petroleum jelly, memilih daerah yang paling padat penduduknya di kota sebagai target mereka. 

Kemudian, lebih dari 15 mil persegi Tokyo menjadi neraka.

Selain 100.000 orang tewas, satu juta lainnya "cacat" dan satu juta lainnya menjadi tunawisma. Sebab, pria berbadan sehat sedang pergi berperang, sebagian besar korban adalah wanita, anak-anak, dan orang tua.

Seorang wanita, yang saat itu berusia 10 tahun, menyaksikan keluarganya terbakar sampai mati, sebuah pengalaman yang "lebih buruk dari neraka".

Korban selamat lainnya berpikir bahwa itu hanya dilakukan sebagai "hukuman", karena tidak ada pabrik militer di daerah tersebut.

Bahkan jenderal AS yang memerintahkannya kemudian mengatakan bahwa, jika Sekutu kalah, dia akan didakwa dengan kejahatan perang. 

3 dari 4 halaman

Pearl Harbour

Pearl Harbor seharusnya merupakan serangan mendadak yang mengejutkan semua orang di Amerika karena tidak ada yang menyangka akan terjadi perang dengan Jepang. 

Namun kenyataannya, AS dan Jepang telah lama bermusuhan satu sama lain.

Menurut Global Security, Amerika pertama kali membuat Rencana Perang Oranye pada 1890. Doktrin ini mengasumsikan bahwa pada akhirnya akan ada konflik dengan Jepang.

Setelah Perang Spanyol-Amerika pada 1898, AS tiba-tiba mendapati dirinya memiliki lebih banyak wilayah di Pasifik dan memperkirakan Jepang akan berusaha merebutnya suatu hari nanti. 

Dewan gabungan khusus Angkatan Darat-Angkatan Laut memperbarui Rencana Perang Oranye pada 1904 dan mulai berencana untuk melawan Jepang dengan sungguh-sungguh pada awal 1906.

Pada awal 1920-an, militer mengembangkan Rencana Perang Strategis Pasifik, dan direvisi setidaknya enam kali antara 1924 dan 1938.

Jepang juga tidak senang dengan AS. Negara kepulauan itu kelebihan penduduk, dan National Endowment for the Humanities mengatakan bahwa pemerintah mereka marah karena AS tidak mau menerima imigran Jepang.

Sepanjang 1930-an, Jepang terus berusaha mengambil alih sebagian wilayah Tiongkok. Pemerintah Amerika menolak untuk mengakui penaklukan mereka, menerapkan beberapa sanksi ekonomi, dan memberikan sedikit bantuan militer ke Tiongkok. 

Sejarah melaporkan bahwa tindakan setengah-setengah itu sudah cukup bagi Jepang, yang mengebom dan menenggelamkan kapal perang Amerika Panay pada 1937.

Jadi, Pearl Harbour sebenarnya sudah diketahui banyak orang karena beberapa alasan di atas. 

4 dari 4 halaman

Nazi dan Hitler

Orang cenderung menganggap orang Jerman, dan terutama partai Nazi, sebagai militeristik, terorganisir, dan serius. Nazi berubah dari partai politik kecil yang diejek, menjadi penguasa sebagian besar Eropa dalam waktu yang sangat singkat.

Untuk melakukan hal itu, mereka pasti merupakan mesin yang sangat baik yang berjalan seperti jarum jam, bukan?

Menurut The Nazi Dictatorship, Nazi ternyata dengan cepat berubah dari partai politik kecil yang didasarkan pada kesetiaan pribadi terhadap Hitler untuk menjalankan pemerintahan modern yang lebih canggih. Memang, kedengarannya sulit. 

Para sejarawan juga setuju, sistem pemerintahan Nazi Jerman secara struktur kacau. Bahkan, semua pemerintahan mungkin dapat digambarkan seperti itu, dan Nazi berada di tingkat yang lebih kacau daripada rata-rata. 

Hitler juga sebenarnya bukan penguasa yang sangat berkuasa. Dia membuat beberapa keputusan yang benar-benar melemahkan otoritasnya.

Misalnya, dia memutuskan bahwa posisi Fuhrer harus selalu dihormati,  jadi dia mencoba untuk menjauh dari pertengkaran politik kecil atau keputusan apa pun yang mungkin tidak disukai. 

Masalahnya adalah, hal-hal itu benar-benar penting, dan jika Anda ingin menjadi diktator, Anda harus terlibat dalam segala hal. 

Dia juga mengizinkan beberapa orang, seperti Goering dan Himmler, untuk mendapatkan sejumlah besar kekuasaan mereka sendiri.

New York Times mengatakan bahwa jenderal-jenderal Hitler tidak takut padanya, secara rutin bertengkar dengannya mengenai strategi militer.