Liputan6.com, Jakarta - Masuknya hallyu wave ke Indonesia sejak awal 2000-an membawa pengaruh ke berbagai aspek yang ada di Indonesia, termasuk musik, gaya berpakaian, bahkan hingga kebiasaan mengoleksi sesuatu yang berkaitan dengan Korea.
Hallyu atau Korean Wave pertama kali muncul, mengacu pada popularitas budaya Korea Selatan yang meroket secara global.
The Korean Wave muncul pertama kali di Jepang pada tahun 2003 ketika serial drama KBS TV Winter Sonata ditayangkan melalui NHK.
Advertisement
Penggemar Korea juga pasti sudah tidak asing dengan kebiasaan seperti menonton konser, membeli album, koleksi photocard, hingga membeli berbagai merchandise lainnya yang berkaitan dengan idola favorit mereka.
Misalnya pada saat NCT 127 dan Seventeen mengumumkan bahwa mereka akan menyelenggarakan konsernya di Jakarta.
Kemudian, para penggemar berbondong-bondong membeli merchandise seperti lightstick yang berfungsi untuk memeriahkan acara tersebut.
Selain persiapan lightstick para penggemar juga rela untuk membeli baju yang pernah digunakan oleh idola mereka untuk menjadi outfit saat konser nanti.
Dibalik sifat konsumtif penggemar, ada sejumlah alasan mereka penggemar Korea Pop atau Kpop sering mengoleksi merchandise idola kesukaan.
Ketika melakukan wawancara dengan Liputan6.com, Selasa (25/10/22), Aisyah (21) mengungkapkan alasannya terjun menjadi kolektor merchandise idola favoritnya.
"Hobi dan beberapa desainnya bagus," ujar Aisyah.
Ia mengatakan bahwa dirinya tidak hanya mengoleksi merchandise dari satu grup saja, melainkan ada 6 grup yang ia koleksi merchandise-nya.
"Ada EXO, Oh My Girl, NCT Dream, X1, CIX, sama IOI," sambungnya.
Hadiah Ulang Tahun
Tidak hanya Aisyah, Rere (20) dalam wawancara dengan Liputan6.com pada Selasa (25/10/22) juga mengatakan bahwa dirinya turut mengoleksi berbagai macam merchandise idola favoritnya, yaitu NCT Dream.
Kebiasaannya mengoleksi ini bermula saat ia sedang berulang tahun dan diberikan kado oleh temannya berupa merchandise idola kesukaannya.
"Awalnya dikadoin sama teman itu berupa photocard, terus pas di liat-liat ternyata lucu juga, soalnya bisa beli perintilan buat dekorasi toploader photocard nya begitu. Eh malah berujung coba beli photocard sendiri, dan jadi keterusan deh," kata Rere.
Advertisement
Rela Merogoh Kocek Lebih Banyak
Sama seperti penggemar pada umumnya, menjadi seorang penggemar Kpop sekaligus kolektor merchandise idola kesukaan pun juga merogoh kocek dari ratusan ribu hingga jutaan rupiah.
Masih dalam wawancara bersama Liputan6.com, Rere (20) mengungkapkan kalau dirinya rela merogoh kocek sebesar 40 hingga 300 ribu untuk membeli merchandise idolanya.
Berbeda dengan Rere, Aisyah (21) mengatakan bahwa ia bahkan bisa menghabiskan sekitar Rp 1-3 juta selama mengoleksi merchandise idolanya.
Sadar akan Pemborosan
Dibalik pengeluaran yang menyentuh angka jutaan, sebagai penggemar yang suka mengoleksi merchandise kpop, baik Aisyah maupun Rere sama-sama menyadari bahwa kebiasaan tersebut merupakan tindakan pemborosan.
"Awalnya mikir enggak boros, dulu pemikiran gue itu kayak menjadikan photocard idol sebagai alat investasi buat gue," kata Rere.
"Karena harga photocard itu bisa berubah-ubah. Kita bisa saja pas beli itu di harga murah, tapi pas dijual itu bisa jadi mahal. Pas sudah berhenti koleksi, gue sadar kalau ini itu sebenarnya pemborosan. Soalnya cuma dapat senangnya pas di awal beli saja, pas barangnya datang, ya enggak disentuh lagi," tutup dia.
Advertisement