Sukses

7 Trik Jitu Hadapi Stalker di Medsos

Resah karena sering dipantau di medsos, berikut trik menghadapi stalker di media sosial.

Liputan6.com, Jakarta - Saat ini kita hidup di mana sebagian besar interaksi  dilakukan secara online melalui media sosial. Internet telah membuat kita mampu melewati batasan ruang dan waktu, memungkinkan akses instan, memberi tanggapan, dan berbagi informasi.

Setiap orang tidak lagi hanya konsumen informasi, tetapi juga pembuat konten. Umumnya komunikasi instan sangat memberikan kemudahan, namun tidak jarang terjadi kasus penyalahgunaan oleh orang-orang yang memiliki niat jahat.

Bagaimana seharusnya kita menghadapi pengganggu online alias penguntit atau stalker yang meninggalkan komentar buruk di unggahan media sosial kita?

Bagaimana kita harus bersikap dan menghadapi komentar buruk dan jahat orang asing ini? Bagaimana dengan mereka yang merupakan kenalan kita, atau mungkin teman-teman kita? Bagaimana cara menghentikannya?

Dikutip dari laman Lifehack, Selasa (25/10/22), berikut cara mengusir stalker dari  kehidupan online, di antaranya: 

1. Kirimi Mereka Pesan Pribadi

Salah satu cara menghadapi penguntit yakni dengan memberitahu mereka  bahwa kita tahu apa yang dilakukan. Melalui pesan tersebut, kita bisa menegur dan memberi tahu bahwa apa yang mereka lakukan salah.

Pertama kita harus memastikan kalau kita tidak takut berkomunikasi dengan mereka. Dengan mengirimkan pesan pribadi kepada mereka,  membuat mereka sadar bahwa kita tidak takut.

Tapi jangan mengirim pesan kebencian yang vulgar, cercaan, dan hinaan. Kita tidak bisa melawan kebencian dengan kebencian. Hal ini perlu dilakukan untuk menghindari hal negatif lagi dan memperburuk semuanya.

Pastikan untuk bersikap baik saat memberikan teguran. Jadilah orang yang lebih besar, itulah yang membedakan seseorang dari orang yang penuh kebencian.

2 dari 7 halaman

2. Ekspos Mereka

Penguntit sering berpikir bahwa mereka dapat bersembunyi di balik layar komputer sambil menyebarkan kebencian secara online.

Jika kita tahu siapa mereka, ada baiknya memilih untuk membuka tabir anonimitas mereka. Biarkan mereka dan perbuatan jahat mereka terungkap.

Jangan biarkan mereka lolos secara gratis. Biarkan orang tahu siapa mereka. Peringatkan orang lain tentang mereka. Dengan membantu diri sendiri, kita juga membantu orang lain agar tidak terluka.

3 dari 7 halaman

3. Jangan Pedulikan Label yang di Berikan

Jangan biarkan label yang diberikan para pengganggu meneror kita. Kamu bisa menegaskan ke si penguntit, "Hei, kamu bisa memanggilku xxxxxx semau kamu tapi itu tidak akan membuatmu menjadi seseorang yang lebih baik, atau aku, lebih buruk lagi."

Sebenarnya, tidak ada gunanya memberitahu para pengganggu untuk berhenti memanggil kita dengan sebutan mereka menyebut kita apa.

Karena semakin kita tidak menyukai nama atau label itu, semakin mereka akan menggunakannya untuk melawan.

4 dari 7 halaman

4. Jangan Takut

 Jangan biarkan diri sendiri menjadi korban yang dibungkam ketakutan. Jangan katakan pada diri sendiri bahwa kita tidak terpengaruh ketika pada kenyataannya merasa terluka dan terjebak.

Jangan abaikan fakta dan apa yang terjadi. Karena jika kita melakukannya dan tetap bungkam tentang hal itu dan bersikap seolah  baik-baik saja dengan segalanya, para pengganggu dan penguntit online mungkin benar-benar percaya bahwa kita baik-baik saja, dan bahwa mereka tidak terlalu menyakiti.

Diamnya kita juga bisa membuat pelaku menjadi lebih agresif dengan perbuatan jahatnya. Mulailah berani. Kita tidak perlu takut jika tidak ada yang disembunyikan.

Menjadi korban bullying online bukanlah sesuatu yang memalukan. Jika kita membalikkan keadaan dan menjadikannya sesuatu yang  tidak ditakuti untuk terbuka dan jujur, kita akan muncul sebagai pemenang.

Cara  melawan bullying di antaranya dengan membicarakannya, berbagi tentang bullying dan saling membantu dengan berani melaluinya. Sementara para pengganggu akan selalu ada sebagai pengganggu, setiap orang yang diganggu akan keluar dari medan perang sebagai makhluk yang lebih kuat dan lebih bijaksana.

5 dari 7 halaman

5. Beritahu Teman dan Keluarga Anda.

Kita semua membutuhkan cinta dan dukungan di saat krisis pribadi. Hanya karena Anda mencoba mencari bantuan dan kenyamanan pada orang lain selain diri sendiri, bukan berarti kita lemah.

Kita semua adalah makhluk sosial yang perlu berbicara satu sama lain tentang hari kita dan perasaan kita. Tidak sehat bagi siapa pun untuk menyimpan semuanya. Pada titik tertentu, kita harus melepaskannya agar merasa lebih baik.

Tidak ada yang ingin diganggu, dikritik atau dihina. Bukan perasaan yang menyenangkan untuk tidak disukai oleh orang lain. Pada titik ini, alih-alih membuat diri  merasa kasihan dan berkubang dalam simpati diri sendiri, kita harus berbicara dengan teman dan keluarga. 

Anda perlu memiliki teman dan keluarga sebagai sekutu Anda. Seringkali, teman sejati tidak hanya akan berdiri dengan teman mereka yang diintimidasi, mereka juga akan membantu untuk melawan. Biarkan teman dan keluarga berbicara untuk Anda. 

6 dari 7 halaman

6. Laporkan/blokir Mereka Secara Online.

Jika sekiranya perlu melaporkan atau memblokir orang yang melecehkan kita, lakukan sekarang juga.

Melaporkan atau memblokir orang secara online tidak berarti bahwa kita takut pada mereka atau tidak mampu menangani mereka.

Memblokir seseorang di dunia maya sama saja dengan memutus semua gangguan dari orang yang tidak diinginkan.

Hal lain yang bisa dilakukan adalah masuk ke pengaturan privasi dan buat perubahan yang diperlukan untuk melindungi informasi dan konten pribadi kita dengan lebih baik.

Situs media sosial, seperti Facebook atau Twitter, memberikan pengaturan yang bisa melindungi pengguna. Namun, si penggunalah yang bertanggung jawab atas perlindungan itu adalah diri sendiri.

7 dari 7 halaman

7. Abaikan Mereka

Jika itu hanya satu komentar kebencian atau hal kecil bukan penghinaan dan spam biasa, sebaiknya kita mengabaikannya. Biarkan pembenci melakukan hal yang mereka inginkan.

Terkadang, ketika kita memilih tidak menanggapinya mereka akan bosan sendiri dan pergi. Kita harus pintar memilah sekiranya itu apakah hal penting yang harus ditanggapi atau tidak.

Jangan selalu melihat kebutuhan untuk mengoreksi orang, karena sebagian besar waktu mereka tidak akan peduli dengan apa yang kita katakan.

Mereka tidak akan mencoba untuk mengerti. Penjelasan kita akan sia-sia sebab tidak berarti apa-apa bagi mereka. Jangan menjadi jahat atau diperparah karena mereka. Jika kita memilih untuk melawan api dengan api, seluruh situasi hanya akan berlarut-larut.