Sukses

Begini Kronologi Pegawai Paris Baguette Korsel Tewas Masuk Mesin Produksi

Kabar tewasnya pegawai Paris Baguette di Korsel menggemparkan masyarakat

Liputan6.com, Seoul - Beredar kabar mengenai tewasnya salah satu pegawai wanita yang masuk ke dalam mesin pengaduk di toko roti terkenal asal Korea Selatan, Paris Baguette.

Sontak, kabar tewasnya pegawai Paris Baguette ini menjadi perbincangan karena kejadian ini dinilai merupakan bukti bahwa toko tidak mengikuti SOP yang ada.

Mengutip Korea Times, Jumat (28/10), seorang karyawan wanita yang berusia 23  meninggal dalam kecelakaan di pabrik bertempat di Pyeongtaek, Provinsi Gyeonggi, Korea Selatan. 

Diceritakan, wanita tersebut hanya mengoperasikan mesin sendirian, yang seharusnya dioperasikan oleh dua karyawan. Berdasarkan kronologi, celemeknya tersangkut yang membuatnya tertarik ke dalam mesin pengaduk, dan bagian atas tubuhnya terjepit mesin pengaduk saus.

Tidak hanya itu, terungkap bahwa pabrik terus mengoperasikan dua mesin di lokasi kecelakaan sehari setelah karyawan tersebut tewas.

Di sisi lain, terungkap juga bahwa pabrik mengalami kecelakaan lain seminggu sebelumnya, yakni ketika tangan seorang karyawan tersangkut di mesin produksi lain, tetapi tidak ditindak karena statusnya sebagai pekerja tidak tetap.

Kasus ini kemudian trending di Twitter dan membuat warganet geram. Seruan untuk boikot Paris Baguette dimulai sejak kasus ini terangkat, yakni pada 22 Oktober 2022.

Mengutip San Fransisco Gate, penyelidikan dari kantor ketenagakerjaan regional menemukan bahwa mixer industri di pabrik roti tidak memiliki perangkat interlock yang diperlukan untuk melindungi operator.

2 dari 4 halaman

CEO SPC Memberi Klarifikasi

Huh Young In, CEO dari SPC,perusahaan yang berafiliasi dengan Paris Baguette, bertemu dengan pers pada tanggal 21 Oktober, enam hari setelah kematian karyawannya yang berusia 23 tahun, di mana dia bertanggung jawab penuh atas tragedi tersebut dan meminta maaf kepada para pekerja pabrik yang disuruh kembali bekerja setelah menarik tubuh korban keluar dari mesin.

Mengutip dari Koreaboo, pernyataannya berbunyi , "Saya sangat bertanggung jawab atas kecelakaan ini dan dengan rendah hati menerima teguran keras dan kritik dari publik," kata Huh Young In dalam sebuah pernyataan yang dibagikan kepada Korea Times.

"Perusahaan sedang mengerjakan penyelidikan dengan pihak berwenang, dan kami bekerja keras untuk mencari tahu penyebab pasti kecelakaan itu dan mengambil langkah-langkah tindak lanjut." Tambahnya.

SPC Group juga telah berjanji untuk menginvestasikan 100 miliar won (sekitar $70 juta) untuk keselamatan. Adapun Paris Baguette tidak dapat dihubungi untuk dimintai komentar pada saat publikasi.

3 dari 4 halaman

Aksi Memboikot Paris Baguette di Korea

Melansir Korean Times, atas kejadian tersebut, kelompok serikat pekerja dan anggota masyarakat melakukan upacara peringatan di depan kantor pusat perusahaan untuk melayangkan protes di depan toko Paris Baguette.

Protes ini dilakukan di depan 1000 toko, pada Kamis (27/10). Adapun toko Paris Baguette memiliki lebih dari 3000 cabang di Korea Selatan.

Yim Min Gyung, salah satu anggota asosiasi pekerja wanita Korea, menyebutkan bahwa Paris Baguette meremehkan keselamatan dan kesehatan para pekerja. Kerja yang berlebihan juga diangkat dalam protes. Salah satunya mengenai kabar bahwa sekitar 50 persen wanita pembuat roti yang hamil saat bekerja dengan SPC, perusahaan yang berafiliasi dengan Paris Baguette, mengalami keguguran.

4 dari 4 halaman

Reaksi Geram Warganet

Warganet juga memberikan reaksi atas kabar yang beredar ini. Tidak hanya Paris Baguette, dikabarkan oleh Koreaboo bahwa perusaahan lain yang berafiliasi dengan SPC seperti Baskin Robins, Dunkin Donuts, Shake Shack, dan Samlip.

Kabar terkini mengenai kasus lain yang masih terkait, yakni SPC mengirimkan roti buatan perusahaan kepada pemakaman korban turut menuai kritik.

Mengutip Hankyoreh TV, SPC Group, yang terkenal dengan Paris Baguette, dikritik karena perilakunya yang tidak pantas dengan meninggalkan roti Paris Baguette di pemakaman seorang pekerja berusia 23  tahun yang meninggal dunia setelah terjebak dalam mesin di toko roti afiliasi grup.

Salah satu akun dari Twitter @IfangBremer “Seorang karyawan wanita berusia 23 tahun dari SPC, perusahaan induk dari jaringan Paris Baguette, meninggal dunia setelah dia terjebak dalam salah satu mixer saus pabrik. Sekarang, media Korea melaporkan bahwa perusahaan mengirim 2 kotak roti Paris Baguette murah ke pemakamannya. Luar biasa” terkait dengan upaya SPC di pemakaman korban.

Akun dengan nama @arabellesicardi juga menyatakan ” Kematian pekerja baguette paris melalui mixer adalah ketakutan dasar bagi saya. Dan tahukah Anda betapa saya sangat menyukai roti? Toko roti Asia? Dan mereka mengirim roti ke pemakamannya. Wow. “