Liputan6.com, Jakarta - Pada 2021 berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), lebih dari 3.000 kasus kebakaran terjadi di Jakarta, di mana, 60 persen di antaranya di pemukiman padat penduduk.
Pencegahan dan penanggulangan kebakaran menjadi hal yang sulit dilakukan, mengingat, alat pemadam kebakaran (fire extinguisher) bukanlah barang yang murah.
Baca Juga
Padahal menurut Peraturan Daerah (Perda) Nomor 8 Tahun 2008 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran, setiap warga wajib mencegah dan menanggulangi kebakaran dengan menyediakan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) di kediaman masing-masing.
Advertisement
Selain tidak memiliki APAR, pada kenyataannya kebanyakan warga juga belum memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk memadamkan api.
Oleh karena itu, BRI Insurance (BRINS) menyediakan solusi pascakebakaran serta membagikan karpet antiapi sebagai alat pemadam murah yang telah dioptimalkan sehingga lebih efektif untuk menanggulangi kebakaran.
"Mengawinkan tradisi atau kebiasaan masyarakat mematikan api menggunakan kain dengan inovasi, karpet antiapi dapat dengan mudah digunakan warga untuk memadamkan sumber api kecil," ujar PGS Vice President Corporate Secretary BRINS Fenti Octaviani melalui keterangan tertulis, Jumat (28/10/2022).
Pembagian karpet antiapi telah dilakukan di pemukiman padat penduduk RW 001 Kampung Makassar, Jakarta Timur sebagai bentuk upaya memperkenalkan BRINS untuk melindungi masyarakat.
"Lokasi ini dipilih karena sebelumnya terdapat rumah warga yang sempat dilahap si Jago Merah. Dengan mengundang Dinas Pemadam Kebakaran Jakarta Timur, sosialisasi dan edukasi dilakukan guna membekali warga setempat tentang pencegahan dan penanggulangan kebakaran," ucap Fenti.
Komitmen BRINS untuk Warga
Menurut Fenti, instalasi karpet antiapi juga dipasang di balai warga dan beberapa tempat umum yang mudah dijangkau sebagai antisipasi jika nantinya dibutuhkan.
"Berbentuk kotak emergency berisi karpet antiapi yang dapat dipecahkan, warga dapat menggunakannya kapan pun diperlukan," kata dia.
"Sesuai dengan komitmen BRINS dalam memberikan proteksi menyeluruh, kami berharap warga dapat merasa lebih aman dengan memiliki asuransi untuk meng-cover resiko kerugian dan karpet antiapi sebagai upaya pencegahannya. Sehingga mereka bisa melakukan aktivitasnya dengan perasaan tenang dan aman," sambung Fenti.
Sementara itu, Komandan Pemadam Kebakaran Sektor 6 Kecamatan Makasar, Jakarta Timur Aris Mardianto menyebut, setiap warga mempunyai kewajiban juga dalam upaya pencegahan kebakaran.
"Upaya yang paling meminimalisir tingkat kerugian adalah upaya pencegahan. Kalau dari sisi regulasi, setiap warga punya kewajiban dalam upaya pencegahan dan penanggulangan kebakaran. Kalaupun tidak ada APAR, ada beberapa peralatan tradisional yang digunakan. Karpet antiapi dapat digunakan saat api muncul atau kebakaran itu ada, karena fungsinya menyerap air dan menutup pori-pori, sehingga api itu dapat kita tutup, oksigennya tidak masuk, dan diharapkan apinya padam," jelas Aris.
Advertisement
Kata Warga
Warga sekitar pun menyambut baik bantuan karpet antiapi tersebut.
"Kalau ada kebakaran saya takut dan ngeri. Alhamdulillah, seenggaknya kita sekarang (merasa) aman lah ada karpet ini. Terima kasih kepada BRINS yang sudah memberikan kita Karpet AntiApi ini," kata warga RW 001 Kampung Makasar bernama Yunita.
Fenti menambahkan, dimulai dari Kampung Makasar, ke depannya BRINS berencana memperluas area distribusi karpet antiapi demi keamanan dan kenyamanan warga, guna mengurangi potensi musibah kebakaran hingga ke seluruh wilayah Indonesia.
Untuk diketahui, karpet antiapi hadir sebagai solusi merakyat guna mencegah dan menanggulangi kebakaran di perumahan padat penduduk. Dengan mencampurkan cairan antiapi khusus bersama tinta sablon, formula antiapi yang tercipta kemudian diaplikasikan ke atas bahan goni tebal dengan daya serap tinggi.
Formula antiapi akan aktif saat dicelupkan ke dalam air dan menambah keefektifan alat ini. Potongan karpet berukuran 50 cm x 70 cm juga dinilai ideal untuk memerangkap api serta mengunci oksigen di sekitar sumbernya, membuat api tidak sempat membesar.
Tiga motif karpet diilustrasikan sesuai dengan tiga penyebab tertinggi kebakaran yang sering terjadi di pemukiman warga, yaitu arus pendek dari tumpukan colokan, kompor meleduk, dan puntung rokok yang masih menyala.
Pesan khusus juga tertera pada karpet sehingga dapat selalu menjadi pengingat bagi warga agar bertingkah laku aman dan terhindar dari potensi terjadinya api.