Liputan6.com, Jakarta - Baru-baru ini warganet digemparkan atas kejadian tidak manusiawi dari perusahaan toko roti Paris Baguette yang ada di Korea Selatan (Korsel) diduga menelantarkan jasad karyawannya.
Bukannya berduka, perusahaan toko roti dunia tersebut justru memerintahkan karyawan yang lain untuk bekerja kembali setelah penemuan jasad dari rekan kerjanya tersebut.
Hal ini membuat warga Korsel marah dan memboikot produk Paris Baguette. Menurut laporan yang tersebar, karyawan yang ada di sana tetap bekerja setelah beberapa jam dari insiden tersebut.
Advertisement
Dilansir koreaboo, Jumat (28/10/2022), akibat kejadian ini Huh Young In, selaku CEO SPC Group, perusahaan induk dari waralaba toko roti global, Paris Baguette, meminta maaf dalam konferensi pers di tengah reaksi keras dan boikot atas kematian pekerja pabrik roti.
"Saya bertanggung jawab penuh atas kecelakaan ini dan layak mendapatkan kritik dari publik. Saya ingin meminta maaf kepada para pekerja pabrik yang bekerja di dekat korban. Perusahaan seharusnya memahami trauma dan kesedihan mereka dan seharusnya lebih perhatian," ujar Huh Young In dalam keterangannya.
Huh Young In bertemu dengan pers pada Jumat 21 Oktober 2022, enam hari setelah kematian karyawan mereka yang berusia 23 tahun, di mana dia bertanggung jawab penuh atas tragedi tersebut dan meminta maaf kepada para pekerja pabrik yang disuruh kembali bekerja setelah menarik tubuh korban keluar dari mesin.
Permohonan Maaf Penuh dari CEO Paris Baguette
Permintaan maaf lengkap Heo Young In ada di bawah ini:
“Pertama, saya ingin menyampaikan permintaan maaf dan belasungkawa saya kepada almarhum dan keluarganya. Saya juga ingin meminta maaf kepada publik nasional karena telah menyebabkan rasa sakit dan keresahan.
Perusahaan bekerja sama dengan semua investigasi dan akan berupaya menemukan penyebab tragedi ini dan bagaimana mencegahnya terjadi lagi.
Kami akan melakukan yang terbaik untuk mendukung keluarga yang terkena dampak dan kesedihan mereka serta membantu pemulihan mereka. Para eksekutif perusahaan dan saya akan bertanggung jawab penuh atas tragedi ini dan layak menerima kritik dari publik.
Terutama sehari setelah kecelakaan, pekerjaan terus berlanjut di sekitar kecelakaan. Ini salah. Ini tidak dapat dijelaskan dan tidak dapat dimaafkan.
Semua ini disebabkan oleh kekurangan saya dan akibat kegagalan saya untuk menanamkan apa yang paling penting kepada para pekerja. Perusahaan seharusnya memahami trauma dan kesedihan mereka dan seharusnya lebih perhatian. Saya sedih karena kami tidak mampu melakukannya.”
Advertisement
Pernyataan Maaf Selanjutnya
“Saya ingin menggunakan kesempatan ini untuk meminta maaf dengan tulus kepada para pekerja yang mengalami kesulitan.
Untuk mencegah kecelakaan seperti ini terjadi lagi, kami akan memeriksa keseluruhan sistem keselamatan perusahaan kami dan meningkatkan keamanan pabrik kami. Kami akan mempekerjakan pihak ketiga untuk mendiagnosis ancaman keselamatan di seluruh pabrik perusahaan.
Selain itu, kami akan membuat satuan tugas keselamatan yang terdiri atas anggota SDM dan pekerja pabrik yang akan bertindak sebagai direktur keselamatan untuk lebih meningkatkan keselamatan pabrik kami.
Terakhir, kami akan selalu mengutamakan karyawan kami dan menciptakan tempat kerja yang aman bagi karyawan kami.
Saya ingin meminta maaf sekali lagi karena telah menyebabkan rasa sakit dan keresahan. Melalui kerja keras yang tak henti-hentinya, kami akan meningkatkan keselamatan, dan menciptakan budaya perusahaan yang mengutamakan rasa hormat kepada karyawan kami," kata Huh Young In dalam keterangannya.
Mengenal Apa Itu Paris Baguette
Dikutip dari Forbes, Jumat (28/10/2022), Paris Baguette merupakan salah satu toko roti global yang memiliki gerai di berbagai negara.
Paris Baguette dimiliki oleh SPC Group, sebuah perusahaan yang berbasis di Korea Selatan yang memproduksi produk makanan dan roti, dan juga memiliki BR(Baskin Robbins) Korea, Jamba Juice dan Shake Shack.
Paris Baguette memiliki lebih dari 4.000 unit secara global termasuk 3.600 di Korea dan 240 di China, tetapi hanya dua di Paris. Di Indonesia sendiri mempunyai tujuh unit Paris Baguette.
Adapun, awalnya Paris Baguette memiliki nama Sangmidang seperti dijelaskan oleh CEO dari Erajaya Food and Nourishment Gabrielle Halim.
“Konsep bakery Paris Baguette ini sudah ada sejak 1945, tetapi namanya belum Paris Baguette, tapi Sangmidang. Sangmidang itu spirit atau passion. Pada 1988 nama Sangmidang berubah menjadi Paris Baguette,” kata Gabrielle Halim.
Adapun bread dan pastry yang dibuat oleh Paris Baguette memang terinspirasi dari roti-roti serta kue ala Eropa. Namun, yang membuatnya berbeda adalah ada unsur elemen asia dan cita rasa lokalnya dalam roti bergaya Perancis tersebut.
Advertisement