Liputan6.com, Jakarta - Asia merupakan salah satu benua terbesar di dunia. Negara di Asia dikenal memiliki ragam kekayaan yang berbeda-beda. Termasuk keindahan alam dan sumber daya, warisan budaya yang tak ternilai harganya, dan banyak lagi.
Termasuk Indonesia merupakan salah satu negara di Asia yang memiliki kekayaan alam yang sangat melimpah. Tetapi, apakah Indonesia yang memiliki sumber daya banyak ini termasuk negara terkaya di Asia?
Mengukur sebuah perekonomian negara bukan lah dari sumber daya ataupun kekayaan alam yang melimpah. Melainkan, menggunakan pengukuran skala dalam Produk Domestik Bruto (PDB), PDB per kapita, dan Pendapatan Nasional Bruto (PNB).
Advertisement
Berikut daftar negara terkaya di Asia pada 2022 dikutip dari Worldpopulationreview, Sabtu (29/10/2022).:
Negara-Negara Terkaya di Asia, Diurutkan Berdasarkan PDB
Produk Domestik Bruto (PDB) merupakan indikator paling umum digunakan dalam mengukur nilai total semua barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu negara selama periode waktu tertentu (biasanya sebulan atau setahun).
Pendekatan all-in-one ini membuat PDB menjadi gambaran sekilas yang sangat baik tentang kesehatan ekonomi suatu negara saat ini. Berikut daftar negaranya:
- Tiongkok - $24,27 triliun
- India - $8,91 triliun
- Jepang - $5,33 triliun
- Indonesia - $3,30 triliun
- Turki - $2,37 triliun
- Korea Selatan - $2,23 triliun
- Arab Saudi - $1,63 triliun
- Thailand - $1,3 triliun
- Iran - $1,1 triliun
- Pakistan - $1,08 triliun
Meskipun berguna, PDB bukanlah kata akhir tentang kekayaan suatu negara. Misalnya, China dan India adalah dua negara terpadat di dunia, jadi masuk akal jika mereka menduduki peringkat tinggi dalam hal total PDB .
Negara dengan lebih banyak pekerja cenderung menciptakan lebih banyak produk secara keseluruhan.
Dilihat dari matriks tersebut, bukan satu faktor penentu kekayaan suatu negara, selanjutnya negara Asia terkaya dilihat dari PDB perkapita (pendapatan rata-rata orang di suatu negara).
Negara Terkaya Dhitung dari Pendapatan Per Kapita
Produk domestik bruto (PDB) per kapita alias PDB per kapita merupakan besaran pendapatan rata-rata penduduk di suatu negara, memberikan keakuratan dalam mengukur kekayaan di suatu negara.
Di bawah ini adalah sepuluh negara Asia terkaya dalam hal PDB per kapita pada Oktober 2021, menurut Dana Moneter Internasional (IMF).
10 Negara Asia Terkaya (PDB per kapita 2020, Int $ PPP - IMF)
- Singapura - $107.680
- Qatar - $100.040
- Uni Emirat Arab - $74.240
- Makau (Tiongkok) - $67.470
- Brunei - $65.670
- Hong Kong (Tiongkok) - $65.400
- Taiwan - $61.370
- Bahrain - $53.130
- Arab Saudi - $48.910
- Korea Selatan - $48.310
Singapura menduduki peringkat pertama dalam negara terkaya di Asia dilihat dari PDB per kapita sebesar $107.690 (PPP Int$).
Kekayaan Singapura bukan karena minyak, melainkan karena tingkat korupsi pemerintah yang rendah dan ekonomi yang ramah bisnis. Banyak investor dari seluruh dunia datang ke Singapura untuk berbisnis, membawa serta uang mereka.
Advertisement
Negara Terkaya Dihitung dari Produk Nasional Bruto (PNB)
Pendapatan Nasional Bruto (PNB) per kapita berbeda dari PDB karena alih-alih mengukur apa yang dikirim suatu negara sebagai produk, PNB mengukur apa yang dibawa masuk suatu negara sebagai pendapatan.
Perbedaan ini bisa dibilang tidak terlalu mencolok, tetapi membantu menyaring negara-negara "penampungan pajak" yang PDB-nya digelembungkan secara tidak wajar oleh perusahaan internasional yang menyalurkan uang melalui mereka untuk menghemat pajak.
10 Negara Asia Terkaya (GNI per kapita 2020, metode Atlas, US$ - Bank Dunia)
- Makau (Cina) - $75.610
- Qatar - $56.210
- Singapura - $54.920
- Hong Kong (Cina) - $48.630
- Uni Emirat Arab - $43.470
- Israel - $43.070
- Jepang - $41.580
- Kuwait - $36.290
- Korea Selatan - $32.860
- Brunei - $32.230
Sekali lagi, indikator-indikator seperti PDB, PDB perkapita, dan PNB, hanyalah skala pengukuran untuk menentukan siapa yang terkaya dengan dilihat dari pendapatan negara tersebut.
Apabila kalian masih bingung tentang kekayaan negara di Asia diukur dari tiga indikator di atas, berikut rangkuman kekayaan dari tiga indikator itu apabila digabung:
- China - $11.22 Tn
- Japan - $4.94 Tn
- India - $2.26 Tn
- South Korea - $1.41 Tn
- Indonesia - $932.26 Bn
- Turkey - $863.71 Bn
- Saudi Arabia - $639.62 Bn
- Iran - $425.40 Bn
- Thailand - $407.03 Bn
- United Arab Emirates - $348.74 Bn
Kalian harus berbangga, dimasa yang sulit ini, perekonomian Indonesia meningkat dan menjadi salah satu negara asia dengan ketahanan ekonomi yang baik.
Kebijakan Jokowi Hilirisasi Nikel Dinilai Dapat Ciptakan Daya Tambah Ekonomi
Sebelumnya, kebijakan Presiden Joko Widodo atau Jokowi melakukan hilirisasi nikel dinilai mampu menciptakan daya tambah ekonomi. Langkah Jokowi tersebut memberikan dampak positif bagi perekonomian negara.
Pengamat Ekonomi Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Anang Kristyanto mendukung penuh kebijakan hilirisasi nikel yang digagas Jokowi. Dengan kebijakan tersebut, Indonesia nantinya diharapkan tidak hanya menjadi penonton dalam industri nikel, sehingga dapat mendongkrak ekonomi nasional.
“Program-program Pak Jokowi soal hilirasi nikel harus kita dukung bersama, karena kita tidak ingin menjadi penonton. Kita harus menjadi pemain. Sehingga dapat menciptakan daya tambah ekonomi,” ujar Anang dalam keterangan tertulis, Senin 24 Oktober 2022.
Anang mengatakan bahwa peran pemuda sangat dibutuhkan untuk menyuksesan kebijakan hilirisasi nikel. Menurutnya, dibutuhkan generasi-generasi muda yang memiliki sumber daya manusia (SDM) mumpuni untuk merealisasikan Indonesia menjadi pemain utama dalam industri manufaktur.
“Anak-anak muda untuk semakin tertantang dan tangguh dalam menjadi pemain di Indonesia terutama di sektor manufaktur makro,” katanya berharap.
Terakhir Anang menilai setiap kebijakan yang diambil oleh Jokowi terkait hilirisasi nikel sudah sangat tepat. Ia melihat, kebijakan tersebut direalisasikan melalui hasil analisa dan pemikiran yang sangat matang.
“Kebijakan Pak Jokowi saya kira semuanya tepat karena itu juga dipertimbangkan pada hasil analisis dan masukan dari seluruh stakeholder,” ujar Anang memungkasi.
Advertisement