Sukses

5 Tipe Kepribadian MBTI yang Rentan Terhadap Anxiety

Tidak seperti stres, kecemasan dapat berlama-lama dan sering muncul tanpa memberikan tanda-tanda.

Liputan6.com, Jakarta - Setiap manusia rentan terhadap stres. Ini merupakan bentuk respons dari otak kita ketika mengahdapi potensi ancaman. Namun, ini tidak membuat kecemasan yang kita rasakan tidak dapat diatasi dan dikembangkan.

Tidak seperti stres, anxiety atau kecemasan bisa berlama-lama dan sering muncul tanpa memberikan tanda-tanda. Beberapa peneliti memperdebatkan mengenai kecemasan yang berasal dari kondisi genetik. Mereka menganggap kecemasan dapat diturunkan.

Akan tetapi, ada peneliti yang menemukan faktor lain, misalnya dari kepribadian yang dimiliki seseorang. Melansir studi dari tahun 2006, mengidentifikasi ada beberapa karakteristik kepribadian yang menyebabkan seseorang mengalami kecemasan.

Pertama adalah social inhibition, sifat ini membuat seseorang merasa tegang dan insecure ketika bersama dengan orang lain. Selain itu, rendahnya extraversion yang disebabkan tinggi tingkat introversion juga menjadi karakter yang menyebabkan kecemasan. Karakteristik terakhir adalah neuroticism yang tinggi, membuat mereka cenderung merasakan emosi negatif.

Menjadi seorang introvert tidak mengartikan seseorang pasti memiliki kecemasan, tetapi dari karakter yang disebutkan sebelumnya membuat banyak orang bingung membedakan introversion dengan social anxiety.

Introversion merupakan sebuah kepribadian, yang bekerja menarik energi dengan menghabiskan waktu seorang diri. Berbeda dengan extraversion yang mendapatkan energi dengan cara dikelilingi oleh orang lain, caranya mendapat energi membuat introvert sering melakukan me time.

Sementara itu, social anxiety adalah sebuah kondisi ketika seseorang merasa ketakutan akan dihakimi atau ditolak oleh orang lain. Kondisi ini membuat mereka merasa kesulitan saat sedang bersosialisasi. Menurut sebuah situs tipe kepribadian, Truity, Senin (31/10/2022), berikut ini lima MBTI yang rentan mengalami kecemasan.

2 dari 4 halaman

INFJ dan INFP yang Sering Overthinking

Dua kepribadian introvert ini merupakan kepribadian yang paling sering mengalami serangan kecemasan. Umumnya, kecemasan yang mereka rasakan berasal dari kebiasaan mereka yang sering berpikir berlebihan atau overthinking.

Melansir dari Psychology Today, mendefinisikan overthinking sebagai kecenderungan berlebihan untuk memantau mengevaluasi, dan berusaha mengendalikan semua jenis pemikiran semua jenis pemikiran. Hal ini sudah biasa dilakukan oleh INFJ.

Sebagai seorang yang memiliki intuisi tinggi, kepribadian INFJ dan INFP selalu tertarik mengamati pola dan mengeksplorasi pikiran serta ide yang muncul dibenaknya. Terlalu banyak informasi yang diterima dan menganalisisnya secara mendalam menyebabkan kekhawatiran yang mereka rasakan berubah menjadi kecemasan.

3 dari 4 halaman

INTJ yang Cenderung Perfeksionis

INTJ adalah kepribadian pekerja keras dan tekun, ini membuat mereka kerap menghasilkan karya yang luar biasa. Namun, di samping keahliannya tersebut, INTJ juga memiliki sifat perfeksionis yang cenderung negatif.

Sifat perfeksionis mungkin terdengar seperti sebuah kelebihan yang dimiliki seseorang, tapi hal ini juga memiliki sisi buruknya. Sisi buruk ini disebut sebagai toxic perfectionism. INTJ kerap mengalami kecemasan karena menetapkan standar yang terlalu tinggi untuk diri mereka sendiri.

Cara pikirnya yang analitis menyebabkan mereka selalu memiliki berbagai cara untuk mengembangkan sesuatu yang sudah diselesaikan, membuat INTJ merasa cemas. Mereka perlu menyesuaikan harapan dan ekspetasi, dengan menerima kenyataan bahwa hidup tidak selamanya teratur dan sempurna.

4 dari 4 halaman

ENFJ dan ESFJ yang Sering Menjadi People Pleaser

Dua kepribadian ini memecah kepercayaan bahwa kecemasan hanya dapat menyerang kepribadian yang memiliki tingkat introvert yang tinggi. Karena nyatanya, kepribadian extrovert juga rentan terkena gangguan kecemasan.

ENFJ dan ESFJ merupakan dua tipe kepribadian ekstrovert yang rentan mengalami anxiety. Sebagai kepribadian Extraverted Feeling (EXFJ), mereka mengandalkan fungsi kognitif mereka untuk memahami dunia.

Kebiasaan ENFJ dan ESFJ yang dapat memahami perasaan dan peduli terhadap orang lain, menyebabkan kedua kepribadian ini suka menyenangkan orang lain. Jika kebiasaan ini tidak memiliki batasan, hal ini akan memunculkan sifat people-pleaser dalam diri mereka.

Sifat inilah yang dapat memunculkan kecemasan di dalam diri ENFJ dan ESFJ. Cara mereka berpikir mempertimbangkan perasaan orang lain, menyebabkan mereka memiliki pemikiran yang merenungkan tentang interaksi sosial mereka.