Sukses

Bertukar Kata Sandi Media Sosial dengan Pasangan, Ide Baik atau Buruk?

Dalam setiap hubungan pasti memiliki batas privasi, namun apakah kalian setuju untuk bertukar akun media sosial dengan pasangan?

Liputan6.com, Jakarta Ketika kalian jatuh cinta dengan seseorang, pastinya merasa perlu untuk membangun ikatan yang kuat dengan mereka. Faktanya, setiap hubungan harus dibangun di atas kepercayaan dan kasih sayang.

Berbagi kata sandi dengan pasangan adalah fenomena umum yang akhir-akhir ini menuai banyak persepsi. Ada yang setuju bahwa hal tersebut adalah ide bagus namu di sisi lain ada juga yang tidak setuju.

Dilansir Pinkvilla, transparansi dalam suatu hubungan adalah faktor yang sangat penting. Namun berbeda dengan mengizinkan pasangan untuk memiliki kata sandi akun media sosial kita yang merupakan sebuah langkah yang sangat besar.

Lantas, apakah bertukar akun media sosial adalah pertanda hubungan yang sehat atau sebaliknya? Sebenarnya ini adalah cara yang bagus untuk membangun kepercayaan dan menunjukkan kepada pasangan bahwa kalian tidak menyembunyikan apapun dari mereka, tetapi itu tidak selalu merupakan ide yang baik.

Penting juga untuk memiliki beberapa batasan privasi online dalam hubungan. Memiliki akses ke akun media sosial satu sama lain terkadang terasa nyaman. Tetapi jika kalian membagikan informasi ini hanya karena paksaan dari salah satu pihak, maka ini bukan ide terbaik untuk hubungan kalian.

2 dari 4 halaman

Latihan Kepercayaan

Kepercayaan dalam hubungan adalah kunci utama hubungan yang sehat. Melansir dari Time.com, Matthew Breur yang merupakan seorang mahasiswa berusia 22 tahun di Universitas Yale, hampir tidak memiliki privasi dengan pasangannya. Ia membagikan semua kata sandi media sosial bahan akses email kepada pasangannya.

“Saya merasa jauh lebih mudah untuk hidup dalam hubungan dimana tidak perlu menyembunyikan apapun dan 100 persen sepenuhnya jujur tentang siapa saya dan apa yang saya lakukan,” jelasnya.

Ia menganggap bahwa hal ini adalah latihan kepercayaan dilandasi dengan logika yang berjalan. Faktanya, ada ukuran transparansi yang sebenarnya dapat membantu pasangan membangun kepercayaan.

Menurut Kelly Campbell, seorang psikolog di California State University, dalam hubungan kita memang akan bergantung satu sama lain untuk banyak hal, tetapi harus tetap memiliki kemandirian dan pendirian.

3 dari 4 halaman

Risiko Berbagi Kata Sandi dalam Suatu Hubungan

Dibalik tujuannya untuk membangun kepercayaan, sebenarnya bukan berarti berbagi kata sandi dengan pasangan merupakan ide yang baik. Kita harus memikirkan jika perpisahan terjadi di masa depan, ada banyak risiko yang datang dengan mantan pasangan kalian.

Melansir dari Bustle, risiko yang sangat nyata yakni mereka bisa menggunakan akses kalian untuk membalas dendam jika terjadi putus cinta. Menurut penelitian, 21 persen orang mengaku memata-matai mantan pasangan melalui akun online yang mereka akses sebelum putus, seperti akun media sosial atau email.

Sementara itu, 12 persen lainnya mengatakan mereka menginginkannya untuk membagikan info pribadi mantan secara publik sebagai tindakan balas dendam.

Perlu diperhatikan bahwa jika sudah terjun dalam hubungan yang tidak ada transparansi, maka salah satu hal penting adalah untuk mengganti kata sandi akun media sosial kita.

Kebutuhan akan privasi menjadi penyebab segala jenis perselisihan. Jika satu pihak merasa perlu untuk memata-matai pihak lain, mereka mungkin memiliki masalah yang jauh lebih besar daripada sekadar kurangnya batasan.

4 dari 4 halaman

Cara Mengatur Batasan Sehat Terkait Privasi Online

Melansir dari Marriage.com, hubungan yang sehat adalah hubungan yang dipenuhi dengan kebahagiaan dimana dilandasi dengan kejujuran, kepercayaan, dan komunikasi yang terbuka.

Kunci untuk menetapkan batasan privasi online yang sehat adalah komunikasi yang baik antar kedua belah pihak. Percaya satu sama lain untuk tidak melampaui batas yang sudah ditetapkan.

Komunikasi yang baik terjamin dapat meningkatkan hubungan yang sehat kedepannya. Jika salah satu dari kalian sudah melampaui batas, maka komunikasikan kembali dan menilai apakah hubungan itu bermanfaat atau tidak.

Pada akhirnya, jika kedua belah pihak benar-benar percaya satu sama lain dan memiliki dasar hubungan yang kokoh dan tahan lama, maka berbagi kata sandi atau bertukar akun media sosial hanya akan menjadi langkah selanjutnya untuk tumbuh lebih dekat dan lebih intim.