Sukses

Buku Ini Bikin Maudy Ayunda Syok, Ternyata Menunda Pekerjaan Tak Selalu Buruk

Maudy Ayunda kerap mengulas buku-buku yang habis dibacanya di Youtube pribadinya.

Liputan6.com, Jakarta - Maudy Ayunda seringkali dalam video Youtube pribadinya berbagi tentang beberapa hal. Dari perbincangannya dengan sahabat-sahabat terdekat, hingga mengulas beberapa judul buku yang habis dibacanya.

Untuk kebiasaan yang satu ini, Maudy Ayunda menamakan konten videonya dengan Maudy Ayunda’s Booklist. 

Beberapa waktu yang lalu, Maudy Ayunda membedah buku berjudul The Originals karya Adam Grant. Seorang penulis dari Amerika yang juga seorang psikolog.

Maudy menyebut buku yang dibacanya itu menggunakan banyak riset dan kisah nyata,"Dan contoh bagaimana successful innovators or originals bisa berhasil atau pun gagal.".

Bacaan ini sangat menarik karena bagi Maudy Ayunda banyak sekali insight yang kontra intuitif (pemikiran logis yang akan membawa Anda ke arah tertentu) dan mengejutkan.

Dari buku ini Maudy mengatakan bahwa dia belajar banyak hal seperti tentang bagaimana cara meningkatkan potensinya untuk sukses jadi pemenangnya. Penasaran apa saja? berikut 3 insight di antaranya: 

1. Menunda Pekerjaan Sudah Pasti Buruk?

Menunda itu adalah suatu kebiasaan yang ternyata belum tentu buruk.

Maudy Ayunda mengaku dirinya sempat kaget dengan pernyataan ini, karena selama ini banyak yang mengatakan menunda itu adalah sesuatu yang harus dihindari.

"Kita kan sering banget dikasih tau kalau menunda itu pokoknya jangan deh," kata Maudy.

Sehingga hal itu membuatnya terkejut. Sebab, dari banyak buku yang dibacanya, orang sukses itu tidak menunda, tapi justru di buku ini ada banyak momen-momen jenius yang berasal dari penundaan.

"Contohnya kata-kata ‘I have a dream’ karya Martin Luthur King. Sebenarnya, hasil improvisasi dan alasan kenapa bisa improvisasi itu ternyata karena Martin its not ready, baru nulis pidatonya malam sebelumnya dan karena itu justru Martin lebih terbuka untuk ide-ide baru," ujarnya.

Jadi, menurut Adam si penulis, improvisasi itu menunjukkan bahwa kadang justru penundaan memberikan ruang untuk mengembangkan ide-ide lain yang lebih cemerlang.

"Karena kita justru lebih terbuka gitu, dengan ide baru yang bermunculan mungkin secara spontan. So implikasinya mungkin kita harus memanfaatkan penundaan sebagai strategi pada saat kita mencari ide baru. Di situ kita bertahap ya berjalan sambil membuka otak kita pada ide-ide yang baru," kata Maudy Ayunda.

Penundaan mendorong kita untuk maju bertahap yang membuat otak kita terbuka untuk ide yg lebih luas.

2 dari 4 halaman

2. Quantity Idea Its Important

Maudy mengatakan bahwa jumlah ide itu penting. Menurut penulis semakin banyak ide yang kita produksi, semakin besar kemungkinan meningkatkan kualitas ide kita.

"Karena banyak banget orang yang bilang quality over quantity tetapi menariknya dalam hal ide kualitas dan kuantitas itu sama pentingnya," ujarnya.

Hal ini didukung oleh penelitian dari psikolog yang menemukan bahwa individu yang dianggap kreatif atau inovatif umumnya tidak selalu menghasilkan ide yang lebih baik. Tapi mereka menghasilkan lebih banyak ide dibandingkan yang lain.

"Karena mereka punya bnyak sekali ide maka kemungkinannya lebih tinggi untuk mereka mengembangkan ide-ide yang brilliant," kata Maudy Ayunda.

Maudy juga memberikan contoh dari buku Paslo Picasso. Dia terkenal dengan beberapa karya seninya tapi tidak banyak yang tahu kalau portofolionya itu sebenarnya ribuan patung, lukisan gambar.

"Jadi banyaknya karya-karya biasa itu akhirnya melahirkan beberapa ide-ide berkualitas yang mendorongnya ke kesuksesan, berarti ini sebaiknya kita jangan hanya berfokus pada ide yang berkualitas saja malah kita harus menghasilkan ide sebanyak mungkin," katanya.

Maudy menjelaskan bahwa menurut penulis kita harus memberi waktu bagi ide-ide untuk datang. Oleh sebab itu, kata Maudy Ayuda, kita jangan mudah menolak ide atau memaksakan ide apapun juga.

"Kita harus stay open untuk menemukan banyak ide baru," ujarnya.

3 dari 4 halaman

3. Mencoba Bidang Baru Itu Penting

Ada satu studi besar dalam buku itu di mana mereka membandingkan para ilmuwan pemenang hadiah nobel dari tahun 1901 hingga 2005 dengan rekan-rekan mereka yang sama berprestasinya tapi tidak memenangkan hadiah nobel.

"Jadi, studi ini tuh berusaha megidentifikasi beberapa keterampilan atau sifat atau pendekatan yang membedakan para pemenang hadiah nobel dan apa sih yang membawa karya mereka ke tingkat berikutnya," kata Maudy.

Awalnya, Maudy berasumsi bahwa mereka mungkin lebih rajin, kerja lebih keras, atau lebih sering menghabiskan waktu di lab.

Tapi ternyata sebaliknya mereka menemukan bahwa itu tidak terjadi sama sekali tapi yang membedakan adalah kecenderungan antara para ilmuwan untuk mencoba bidang-bidang lain.

Jadi, pemenang hadiah nobel biasanya terlibat dalam musik, seni, kerajinan, menulis atau theatrical art.

"Orang-orang yang memiliki minat yang bervariasi dalam rentang yang lebih luas dari usaha kreatif dapat melihat sesuatu dari sudut yang berbeda. Dan ide-ide atau inovasi dari bidangnya tersebut bisa dibawa juga ke karya mereka yang  sedang mereka jalani sekarang," ujarnya.

4 dari 4 halaman

Sudut Pandang Maudy Dalam Penundaan

Menurut Maudy Ayunda untuk insight yang pertama agak menjebak karena tidak semua hal di dunia ini bisa ditunda.

"Tapi mungkin untuk projek kreatif atau hal-hal yang membutuhkan banyak-banyak ide, mungkin akan aku beri ruang lebih banyak untuk dengan penundaan tadi supaya bisa semakin mantap," ujarnya.

Namun, lebih dari itu Maudy Ayunda menghargai ilmu dari buku tersebut karena membuat dia bertanya tentang asumsinya selama ini.

"Aku suka banget dengan buku ini karena membuat aku bertanya tentang asumsi-asumsi aku yang lama dan aku paling suka kalau misalnya the something that challenge of the way i thing be cause than i know," ujarnya.

Sesuatu yang menantang cara fikirnya menjadi penyebab dari apa yang dia tahu.Â