Sukses

Selain Toxic Relationship, Ini 5 Jenis Hubungan Lain yang Perlu Diketahui

Setiap individu pasti memiliki hubungan interpersonal antar sesamanya. Kenali jenis hubungan apa saja yang biasa dilalui oleh dua orang atau lebih.

Liputan6.com, Jakarta - Manusia terlahir sebagai makhluk sosial, yang artinya tidak dapat hidup sendirian, dan pasti saling membutuhkan hubungan antar individu lain. Entah itu hubungan yang bersifat positif atau bisa saja berdampak negatif.

Terlepas dari sifat hubungannya, berbagai jenis hubungan dapat membantu membentuk jaringan dukungan sosial yang sangat penting untuk kesejahteraan fisik dan mental kalian.

Dilansir Verywellmind, Senin (7/11/2022), meskipun ada banyak jenis hubungan yang berbeda, namun ada 4 jenis utama yang biasanya diidentifikasi, yakni sebagai hubungan keluarga, hubungan romantis, persahabatan, dan perkenalan.

Salah satu jenis hubungan yang marak diperbincangkan publik saat ini adalah toxic relationship atau hubungan beracun.

Toxic relationship adalah jenis hubungan interpersonal di mana kesejahteraan emosional, fisik, atau psikologis dapat dirusak atau terancam. Hubungan beracun biasanya ditandai dengan beberapa perilaku, seperti kecemburuan, menyalahkan, mengontrol orang lain, bahkan perilaku pasif-agresif.

Semua jenis hubungan bisa menjadi toxic termasuk persahabatan, hubungan keluarga, hubungan romantis, atau bahkan hubungan di tempat kerja.

Jika kalian berada dalam hubungan seperti ini, biasanya akan berdampak pada kesehatan mental, seperti depresi, merasa terisolasi, dan selalu menyalahkan diri sendiri.

Beberapa jenis hubungan lainnya yang wajib kalian ketahui, antara lain:

2 dari 6 halaman

1. Hubungan Romantis

Romantic relationship atau hubungan romantis adalah hubungan yang didasari dengan perasaan kasih sayang dan ketertarikan pada orang lain.

Para ahli telah menemukan berbagai cara berbeda untuk menggambarkan bagaimana seseorang mengalami dan mengekspresikan cinta. Menurut psikolog Robert Sternberg, ada 3 komponen utama dalam cinta, yakni gairah, keintiman, dan keputusan atau komitmen.

Hubungan romantis sering kali memanas di awal. Sementara itu, seiring berjalannya waktu, perasaan awal gairah biasanya berkurang kekuatannya, namun terkait kepercayaan, keintiman emosional, dan komitmen akan tumbuh lebih kuat.

Dalam hal ini, otak melepaskan neurotransmitter tertentu seperti dopamin, oksitosin, dan serotonin yang menyebabkan orang merasa jatuh cinta.

Seiring waktu, perasaan ini mulai berkurang intensitasnya. Saat hubungan menjadi dewasa, orang mengembangkan tingkat keintiman dan pemahaman emosional yang lebih dalam.

3 dari 6 halaman

2. Hubungan Platonis

Hubungan platonis adalah jenis hubungan dua orang yang melibatkan ikatan intim atau dekat, namun tanpa melibatkan nafsu. Walaupun begitu, terkadang hubungan platonis dapat berubah seiring waktu dan bergeser menjadi hubungan romantis atau seksual.

Hubungan ini dapat terjadi dalam berbagai kontrol dan dapat melibatkan persahabatan sesama jenis atau lawan jenis. Biasanya, hal ini bisa terjalin dengan teman sekelas atau rekan kerja, bahkan kemungkinan menjalin hubungan dengan seseorang di lingkungan lain,seperti tempat gym, organisasi, atau yang lainnya.

Jenis hubungan ini dapat memainkan peran penting dalam memberikan dukungan sosial, yang penting untuk kesehatan dan kesejahteraan hidup.

Penelitian menunjukkan bahwa hubungan platonis dapat membantu mengurangi risiko penyakit, menurunkan risiko depresi atau kecemasan, dan meningkatkan kekebalan tubuh.

4 dari 6 halaman

3. Hubungan Kodependen

Codependent relationship adalah jenis hubungan yang tidak seimbang, di mana pasangan memiliki ketergantungan emosional, fisik, atau mental pada orang lain.

Diketahui, hubungan kodependen dibangun secara bersama. Salah satu pihak mungkin tampak lebih "membutuhkan", namun pasangan lainnya mungkin merasa lebih nyaman ketika dibutuhkan.

Ciri- ciri hubungan kodependen, antara lain:

- Bertindak sebagai “pemberi”, sementara orang lain bertindak sebagai “penerima”

- Berusaha keras untuk menghindari konflik dengan orang lain

- Merasa seperti kalian harus meminta izin untuk melakukan sesuatu

- Harus bertanggung jawab sendiri atas tindakan yang dilakukan

- Melakukan sesuatu untuk membuat seseorang merasa bahagia, bahkan jika kalian sendiri tidak nyaman dengan hal tersebut

Namun, tidak semua hubungan kodependen sama halnya seperti ciri di atas. Mereka dapat bervariasi dalam hal tingkat keburukannya.

Codependency dapat memengaruhi semua jenis hubungan yang berbeda, termasuk hubungan antara pasangan romantis, orang tua dan anak-anak, persahabatan, dan bahkan rekan kerja.

5 dari 6 halaman

4. Hubungan Kasual

Casual relationship sering melibatkan hubungan romantis yang mungkin mencakup seks, namun tanpa harapan komitmen.

Para ahli menyarankan bahwa istilah tersebut tidak jelas dan dapat memiliki arti yang berbeda bagi sebagian orang. Menurut penelitian yang diterbitkan dalam Canadian Journal of Human Sexuality, hubungan santai dapat mencakup situasi, seperti friends with benefit atau teman tapi mesra.

Studi ini menemukan bahwa orang dengan lebih banyak pengalaman seksual lebih mampu mengidentifikasi definisi casual relationship, dibandingkan dengan orang dengan pengalaman seksual yang lebih sedikit.

Hubungan kasual sering terjadi di kalangan remaja hingga dewasa muda. Selama hubungan biasa ditandai dengan komunikasi dan persetujuan, mereka dapat memiliki beberapa manfaat yang positif.

Mereka dapat memuaskan kebutuhan akan seks, keintiman, koneksi, dan persahabatan tanpa tuntutan emosional, hingga komitmen hubungan yang lebih serius.

6 dari 6 halaman

5. Open Relationship

Open relationship atau hubungan terbuka di mana salah satu atau kedua pasangannya bisa terikat dengan orang lain, baik secara hubungan emosioal maupun seksual.

Meskipun ada hubungan emosional dan fisik utama antara dua orang dalam hubungan, namun mereka saling setuju untuk keintiman dengan orang lain di luar hubungan.

Penelitian menunjukkan bahwa sekitar 22 persen orang dewasa akan terlibat dalam beberapa jenis hubungan terbuka di beberapa titik dalam hidup mereka. Kemungkinan besar tergantung pada jenis kelamin dan orientasi seksual.

Hasil menunjukkan bahwa pria memiliki jumlah hubungan terbuka yang lebih tinggi dibandingkan dengan wanita.

Hubungan semacam ini dapat memiliki manfaat, termasuk peningkatan kebebasan seksual dan “jebakan”, seperti kecemburuan dan rasa emosional.

Open relationship lebih berhasil ketika kedua belah pihak menetapkan batasan-batasan pribadi, emosional, dan seksual dengan jelas, yang mana pentingnya mengkomunikasikan perasaan dan kebutuhan mereka satu sama lain.