Liputan6.com, Jakarta Generasi Z adalah generasi yang lahir pada tahun 1997 sampai 2012. Untuk memahami bagaimana mereka nanti saat bekerja, simak beberapa fakta unik generasi Z saat mereka sudah memasuki usia kerja.Â
Melansir laman Live About.com, Senin, (7/11/2022), dalam survei yang dilakukan oleh College Employment Reseach Institute, sebanyak 83 persen responden, mengungkapkan bahwa mereka memperkejakan setidaknya satu lulusan baru selama tahun akademik 2017 sampai 2018, dan wisudawan tersebut merupakan gelombang pertama generasi Z.Â
Baca Juga
Gen Z adalah kelompok pertama yang lahir di era teknologi cerdas dan struktur pendidikan alternatif, seperti ruang kelas kolaboratif dan metode pengajaran langsung.Â
Advertisement
Menurut studi lapangan dari Online Schools Center, 41 persen Gen Z berencana untuk memulai bisnis mereka sendiri atau menjadi seorang wirausahawan.Â
Meskipun hal ini belum menjadi kenyataan, atau bisa dibilang hanya keinginan Gen Z, namun hal ini jauh lebih tinggi 4 persen darpada generasi millenial.
Memiliki keinginan untuk memulai bisnis dan mempekerjakan orang lain bukanlah satu-satunya cara Gen Z menunjukkan semangat bekerjanya.
Menurut laporan tahun 2018 dari Upwork (laman yang menyediakan pekerjaan non kontrak), 46 persen Gen Z bekerja di gig economy, baik sebagai pelengkap pelengkap pekerjaan harian mereka atau sebagai sumber pendapatan utama mereka.Â
Gig Economy sendiri, adalah sistem kerja di mana umumnya lembaga atau perusahaan lebih memilih untuk merekrut pekerja independen atau kontrak jangka pendek.
Â
Gen Z di Dunia Kerja
Berdasarkan hasil penelitian itu juga, Gen Z memiliki beberapa kondisi yang mereka sukai saat mereka menjadi budak korporat atau seseorang yang rela mengabdikan hidupnya di tempat ia bekerja. Contohnya adalah :
1. A Work-life BalanceÂ
Kehidupan yang seimbang adalah hal yang penting bagi Gen Z. Sebanyak 28 persen karyawan milenial mengungkapkan merasa lelah dan terlalu banyak bekerja,Â
Menurut survei dari Gallup seseorang meneliti berdasarkan opini publik, kelelahan ini membuat 63 persen milenial lainnya menjadi sakit atau memilih untuk berhenti karena stres.Â
Dengan hal yang dialami milenial ini, generasi selanjutnya menjadi terimbas. Singaktnya, Gen Z akan mementingkan kehidupan yang seimbang antara pekerjaan dan kehidupan pribadinya.
Dengan perilaku milenial yang mengirimkan tren generasi berikutnya, penting untuk memperhatikan tindakan ini, untuk memastikan bahwa karyawan yang lebih muda tidak merasa kelelahan, kehilangan produktivitas, atau kehilangan semangat.Â
Advertisement
Gen Z Membutuhkan Lingkungan Manusia yang Kolaboratif
Â
2. Gen Z Membutuhkan Lingkungan Manusia yang Kolaboratif
Meskipun menjadi generasi yang paling berfokus pada teknologi hingga saat ini, menurut survei dari penelitian yang sama, lebih dari 90 persen Gen Z lebih suka berinteraksi dengan seseorang.
Mereka juga senang melakukan aktivitas bersama di hari kerja mereka.
Mereka juga lebih suka berinteraksi dengan proyek berbasis teknologi, dengan bantuan anggota tim lain di lingkungan mereka.Â
Â
Harus Memberikan Feedback
3. Harus Memberikan FeedbackÂ
Berdasarkan hasil survei pada penelitian yang sama, 66 persen Gen Z telah menyatakan bahwa mereka menginginkan begitu banyak interaksi dengan atasannya.
Hal ini terbukti membantu mereka untuk mempertahankan kinerja dan produktivitas karyawan.Â
Dengan demikian, sebagai seseorang yang akan sering berinteraksi dengan Gen Z harus bisa menyesuaikan diri dengan kebiasaan yang terbentuk akibat budaya pada generasi sebelumnya dan karena pengaruh perkembangan teknologi.Â
Begitupun sebagai Gen Z, yang harus bisa beradaptasi dan berpikiran terbuka dengan perbedaan yang mungkin terjadi pada beberapa generasi yang masih berada di satu lingkungan dengannya.Â
Advertisement