Liputan6.com, Jakarta - Bagi remaja, media sosial tentunya memiliki peranan besar dalam kehidupan sehari-hari karena menjadi penghibur dan pemenuhan asupan informasi.
Banyak hal positif yang dapat dimanfaatkan dari bermedia sosial. Tidak hanya menjadi hiburan semata, media sosial juga dapat menjadi tempat belajar dan bercengkerama dengan teman.
Baca Juga
Namun, tentunya media sosial memiliki sisi yang bersebrangan ketika kita tidak bijak dalam menggunakannya. Tidak hanya bagi remaja, tetapi juga bagi para orang tua untuk mensosialiasikan pentingnya mengakses ruang aman di dunia maya.
Advertisement
Media sosial beragam bentuknya, ada yang berupa aplikasi yang khusus untuk membagikan foto-foto layaknya Pinterest, menulis ide dan opini layaknya Twitter, dan membagikan konten berupa video layaknya YouTube. Tentunya, aplikasi ini telah memiliki keragaman masing-masing yang menggabungkan semuanya, layaknya Instagram.
Sementara itu, misi sebagian besar media sosial adalah sama, yakni untuk mendekatkan orang dengan kerabat maupun hal-hal yang mereka sukai.
Mengutip dari buku Panduan Instagram Untuk Orang Tua oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia, sejalan dengan misi tersebut, media sosial, terutama Instagram, percaya bahwa penting bagi Instagram untuk menjadi tempat yang aman dan mendukung bagi seseorang untuk mengekspresikan diri.
Tentunya, dalam memanfaatkan penggunaan media sosial yang bijak, diperlukan batasan umur untuk mengerti segala konsekuensi yang mengiringinya.
Berikut beberapa panduan bagi orang tua untuk mengajarkan anak bijak dalam bermedia sosial di usia remaja.
1. Mengajarkan Mengelola Privasi
Orang tua harus mengenali fitur yang akan dimanfaatkan oleh anak terlebih dahulu. Baik itu Instagram, YouTube, maupun Twitter, kenali mengenai kebijakan privasi yang menyertainya.
Fitur kelola privasi penting karena menjaga kendali lebih terhadap identitas dan jejak digital anak. Salah satu hal yang harus diputuskan apakah anak akan membuat akun yang bersifat publik atau privat. Hal ini juga mengajarkan anak mengenai siapa saja yang bisa melihat dan melakukan interaksi di media sosial.
Selain itu, ajarkan juga mengenai blokir interaksi yang tidak diinginkan seperti melihat dan mengomentari unggahan.
Advertisement
2. Memandu Anak Kelola Interaksi
Berkaitan dengan poin sebelumnya, kelola interaksi juga penting untuk dilakukan. Tidak ada tempat untuk melakukan tindakan perundungan dalam bentuk apapun di media sosial.
Ajarkan anak apabila mereka melihat suatu konten yang bersifat merundung, menyebarkan kebencian, atau melecehkan orang lain adalah tindakan yang melanggar kebijakan media sosial. Sebagai pengguna medsos, mereka juga dapat melapor konten tersebut dan memblokirnya untuk dapat membatasi interaksi yang tidak perlu.
Anak juga dapat mengelola komentar untuk memiliki kendali atas siapa saja yang dapat mengomentari unggahan mereka. Di Instagram, fitur ini terdapat di bagian “Kontrol Komentar” pada pengaturan aplikasi.
3. Memperingatkan Anak dalam Mengelola Waktu
Mengutip dari The Asian Parents, sebelum mengizinkan anak-anak mulai menggunakan media sosial, orangtua harus menetapkan aturan dasar yang jelas yang harus dipatuhi semua orang.
Alih-alih hanya aturan umum seperti, "Hanya satu jam penggunaan internet sehari," sertakan juga aturan yang lebih spesifik seperti tidak berkomunikasi dengan orang asing secara online.
Mengelola waktu penting untuk memahami dan mengendalikan waktu yang dihabiskan oleh anak di media sosial. Keluarga tentunya dapat bekerjasama untuk menentukan durasi waktu yang tepat. Bersamaan dengan ini, orangtua juga dapat melihat aktivitas anak untuk menunjukkan informasi tentang waktu yang dihabiskan oleh anak per hari maupun selama seminggu terakhir.
Advertisement
4. Menuntun Anak untuk Tetap Sopan di Media Sosial
Mengutip dari Secure Teen, anak mungkin dapat memenuhi kewajiban untuk berlaku sopan di dunia nyata. Tetapi hal tersebut belum tentu dapat direalisasikan di dunia nyata.
Untuk menuntun mereka, tekankan pada fakta bahwa dunia maya tidak jauh berbeda dari dunia nyata dan bahwa mereka harus terus bersikap sopan dan santun.
Hal ini juga membuat mereka sadar akan fakta beberapa adab dalam mengobrol di pesan teks dan menulis dengan huruf besar sama dengan berteriak di dunia maya, dan oleh karena itu harus dihindari.
5. Mengingatkan Mengenai Konsekuensi Bersosial Media
Ini mungkin diskusi paling penting yang perlu dilakukan dengan anak-anak tentang media sosial. Ingatkan mereka bahwa apa pun yang mereka taruh secara online dapat dilihat oleh seluruh dunia, itulah sebabnya mereka hanya boleh mengunggah atau berbagi apa yang mereka merasa nyaman jika dilihat orang lain.
Juga peringatkan mereka agar tidak menggunakan bahasa yang menyinggung dan berbagi foto atau video yang tidak pantas secara online. Hal ini karena begitu mereka memasuki ruang siber, segala hal yang dibagikan akan tetap berada di sana selamanya.
Selain berbicara dengan anak-anak tentang bertanggung jawab di media sosial, disarankan bagi orangtua untuk menaruh minat pada apa yang anak lakukan secara online. Hal ini juga dapat memaksimalkan peran positif memanfaatkan media sosial.
Advertisement