Liputan6.com, Jakarta - Fenomena Gerhana Bulan Total akan terjadi pada hari ini Selasa (8/11/2022) malam. Fenomena gerhana kali ini disebut akan menjadi yang terakhir kali untuk 2022 sampai 3 tahun ke depan.
Mengutip informasi dari situs Lapan, Gerhana Bulan Total merupakan fenomena astronomis ketika seluruh permukaan Bulan memasuki bayangan inti (umbra) Bumi. Hal ini disebabkan konfigurasi Bulan, Bumi, dan Matahari yang membentuk garis lurus.
Biasanya, Gerhana Bulan Total terjadi ketika fase Bulan Purnama. Namun, tidak semua fase Bulan Purnama dapat mengalami Gerhana Bulan.
Advertisement
Alasannya, orbit Bulan yang miring 5,1 derajat terhadap ekliptika, serta waktu yang ditempuh Bulan kembali ke simpul yang sama lebih pendek 2,2 hari dibandingkan dengan waktu yang ditempuh Bulan agar berkonfigurasi dengan Bumi dan Matahari dalam satu garis lurus.
Dikutip dari NASA, Gerhana Bulan Total juga disebut Bulan Darah karena bulan akan tampak merah. Nah, kalian sudah tahu kan tentang gerhana bulan yang akan terjadi pada hari ini?
Gerhana ini juga memiliki fakta-fakta yang menarik, simak berikut 7 fakta menarik tentang Gerhana Bulan Total, dikutip dari laman Lapan dan berbagai sumber lainnya:
1. Durasi Gerhana Bulan Total 1 Jam 24 Menit
Peneliti Pusat Riset Antariksa, Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa, Andi Pangerang, menjelaskan durasi Gerhana Bulan Total 8 November 2022 akan berlangsung selama 1 jam 24 menit 58 detik.
“Gerhana Bulan Total kali ini terjadi pada 8 November 2022 dengan durasi total selama 1 jam 24 menit 58 detik dan durasi umbral selama 3 jam 39 menit 50 detik,” kata Andi Pangerang.
2. Lebar Gerhana Bulan
Lebar Gerhana Bulan Total kali ini sebesar 1,3589 dengan jarak pusat umbra ke pusat Bulan sebesar 0,2570. Gerhana ini termasuk dalam gerhana ke-20 dari 72 gerhana dalam seri Saros 136 (1680-2960).
3. Gerhana Bulan Total 8 November 2022 Jadi Fenomena Langka
Gerhana Bulan Total untuk satu dekade berikutnya yang dapat teramati di Indonesia akan terjadi pada 8 September 2025, 3 Maret 2026, malam tahun baru 2029, 21 Desember 2029, 25 April 2032, dan 18 Oktober 2032.
Dikutip dari Todayonline, Selasa (08/11/2022), pengamatan langit malam hari dari Asia Timur ke Amerika Utara akan disuguhi tontonan langka "Beaver Blood Moon" pada hari Selasa.
Jika cuaca memungkinkan, saat Bumi, Bulan, dan Matahari sejajar untuk menghasilkan Gerhana Bulan Total untuk terakhir kalinya hingga tahun 2025.
4. Dijuluki Beaver Moon
Peristiwa hari Selasa akan bertepatan dengan Beaver Moon, sebuah julukan untuk Bulan Purnama bulan November yang diadopsi oleh Old Farmer's Almanac yang konon berasal dari bahasa Algonquian yang pernah digunakan oleh penduduk asli Amerika di wilayah New England.
Ketika dikombinasikan dengan fenomena Gerhana Bulan Total, secara luas disebut sebagai Beaver Blood Moon di Amerika Serikat.
Advertisement
5. Bulan akan Terlihat Merah seperti Darah
Dilansir South China Morning Post, fenomena bulan darah pada hari Selasa tidak hanya akan terlihat merah untuk waktu yang sangat lama, tetapi juga akan terlihat sangat aneh saat naik ke langit.
Warna merah yang terjadi di Bulan karena sinar Matahari di sekitar tepi luar bayangan gerhana, atau umbra, yang disaring dan dibiaskan saat melewati atmosfer Bumi. Hal ini membuat Bulan secara tidak langsung berada dalam cahaya tembaga redup.
Tingkat kemerahan tergantung pada kondisi atmosfer yang bervariasi dengan tingkat polusi udara, badai debu, asap kebakaran hutan dan bahkan abu vulkanik.
6. Wilayah Mengamati Gerhana Bulan Total
Dikutip dari NASA, Gerhana Bulan Total dapat dilihat sepenuhnya di seluruh Amerika Utara dan Tengah dan di Ekuador, Kolombia, dan bagian barat Venezuela dan Peru.
Di Puerto Rico, Bulan terbenam tepat setelah totalitas dimulai. Gerhana juga terlihat di Asia, Australia, dan Selandia Baru. Selain itu mereka Alaska dan Hawaii akan memiliki kesempatan untuk melihat setiap tahap gerhana.
Masyarakat di Indonesia pun bisa melihat Gerhana Bulan Total pada 8 November 2022. Simak informasi lengkap tentang jadwal dan wilayah melihat Gerhana Bulan Total di sini.
7. Waktu Untuk Melihat Gerhana di Indonesia
Peneliti Pusat Riset Antariksa Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa BRIN Andi Pangerang menuturkan, fenomena ini bisa diamati dari Indonesia. Lantas, jam berapa dan di mana gerhana bulan total ini bisa diamati dari Indonesia? Simak informasi lengkapnya berikut ini:
Awal Penumbra (P1)
Waktu : 15.02.17 WIB/ 16.02.17 WITA/ 17.02.17 WIT
Seluruh Indonesia tidak dapat mengamati fase ini.
Awal Sebagian (U1)
Waktu : 16.08.12 WIB/ 17.09.12 WITA/ 18.09.12 WIT
Bisa dilihat di: Papua, Papua Barat, P. Seram, P. Halmahera, Kep. Aru, Kep. Kai, Kep. Tanimbar.
Awal Total (U2)
Waktu : 17.16.39 WIB/ 18.16.39 WITA/ 19.16.39 WIT
Bisa dilihat di: Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, Sulawesi, NTT, NTB, Bali, Kaltara, Kaltim, Kalsel, Kalteng, Kapuas Hulu.
Puncak Gerhana
Waktu : 18.00.22 WIB/ 19.00.22 WITA/ 20.00.22 WIT
Bisa dilihat di: Seluruh Indonesia kecuali Aceh, Sumut, Sumbar, Bengkulu.
Akhir Total (U3)
Waktu : 18.41.37 WIB/ 19.41.37 WITA/ 20.41.37 WIT
Bisa dilihat di: Seluruh Indonesia.
Akhir Sebagian (U4)
Waktu : 19.49.03 WIB/ 20.49.03 WITA/ 21.49.03 WIT
Bisa dilihat di: Seluruh Indonesia.
Akhir Penumbra (P4)
Waktu : 20.56.08 WIB/ 21.56.08 WITA/ 22.56.08 WIT
Bisa dilihat di: Seluruh Indonesia.
Advertisement