Liputan6.com, New York City - Capitol Hill menyambut generasi baru menjadi salah satu penghuninya. Maxwell Frost memenangkan kursi di DPR Amerika Serikat (AS) dalam pemilihan di Florida. Menjadikannya Gen Z asal Demokrat pertama dan Afro-Cubano pertama yang menuju Kongres.
Didukung sejumlah nama besar progresif seperti Bernie Sanders, Elizabeth Warren, dan Pdt Jesse Jackson, Maxwell Alejandro Frost nyaris tidak memenuhi syarat usia untuk menjabat di DPR AS.
Dua puluh lima tahun adalah usia termuda yang diizinkan oleh Konstitusi untuk duduk di kursi DPR.
Advertisement
Pemilihan pertengahan tahun ini menjadi pemilu pertama bagi generasi Z dapat mencalonkan diri sebagai anggota kongres. Pew Research Center menganggap siapa pun yang lahir antara 1997 dan 2012 sebagai gen Z.
Sebagai mantan aktivis March for Our Lives dan ACLU, Frost unggul melawan veteran Angkatan Darat dari Partai Republik, Calvin Wimbish, untuk mewakili Distrik Kongres ke-10 Florida, yang mencakup wilayah Orlando.
Maxwell Frost menerima lebih dari 58 persen suara, dengan lebih dari 98 persen dari semua surat suara terhitung.
Frost akan menggantikan Val Demings dari Partai Demokrat, yang menantang petahana Marco Rubio, mengutip NPR pada Rabu (9/11/2022).
"KAMI MENANG!!!!" tweet pria berusia 25 tahun itu pada Selasa (8/11/2022).
“Sejarah tercatat malam ini. Kami mencetak sejarah bagi warga Floridian, untuk Gen Z dan untuk semua orang yang percaya bahwa kami pantas mendapatkan masa depan yang lebih baik,” lanjut Frost.
Lalu, sebenarnya, siapa Frost? Dan, bagaimana dia bisa duduk di kursi DPR AS sebagai Gen Z dengan usia yang masih 25 tahun.
Maxwell Alejandro Frost, Seorang Afro-Cubano
Lahir pada Januari 1997, Maxwell Alejandro Frost merupakan seorang pria keturunan Kuba. Neneknya dan ibunya datang ke Florida dari Kuba di masa ‘Freedom Flights’ pada awal 1960-an.
Neneknya merupakan seorang pekerja pabrik di Miami dengan jam kerja 70 jam seminggu. Neneknya dieksploitasi dan bekerja di lingkungan yang keras agar dapat menghidupi keluarganya.
Sebagai korban dari sistem dan terjerat dalam keadaan yang sulit, ibu kandung Frost diketahui terjebak dalam lingkaran narkoba, kejahatan, dan kekerasan saat hamil. Dia tidak memiliki layanan kesehatan dan tidak dapat menemui dokter sama sekali.
Ibu Frost bahkan berpikir untuk membuat anaknya diadopsi keluarga lain lantaran tidak memiliki sumber daya yang cukup untuk membesarkan dan merawat Maxwell Frost dan ke-6 anaknya yang lain.
Frost juga merupakan seorang Afro-Cubano yang sempat dipinggirkan di masyarakat. Maxwell Alejandro Frost dilecehkan dan komunitasnya hancur oleh kekerasan senjata api.
Di umurnya yang 25 tahun, Frost sempat menjadi seorang supir Uber, merasakan bagaimana rasanya tidak memiliki apartemen, dan memiliki banyak hutang.
Frost juga diketahui pernah menjadi tahanan politik.
I was arrested in front of the White House for rallying to expand and protect voting rights. I refuse to be complacent when so many across our country are denied the right to vote and choose their leaders. pic.twitter.com/ZUVkh0d5Pt
— Maxwell Alejandro Frost (@MaxwellFrostFL) November 18, 2021
Advertisement
Maxwell Alejandro Frost Seorang Aktivis
Maxwell Frost memiliki latar belakang sebagai organisator. Dia menjadi aktivis setelah penembakan massal di Newtown, Conn, pada 2012.
Sebelum mencalonkan diri untuk Kongres, dia menjabat sebagai direktur pengorganisasian nasional untuk March for Our Lives, sebuah kelompok yang mengadvokasi kebijakan pengendalian senjata.
I just asked @GovRonDeSantis to take action on gun violence so we can save lives. That we lose 100 people a day. His response? “Nobody wants to hear from you!” We are dying and our Governor is too busy helping @RubinReport make money. pic.twitter.com/LUOWQq3kQU
— Maxwell Alejandro Frost (@MaxwellFrostFL) June 3, 2022
Pengendalian senjata api terus menjadi isu utama di kalangan pemilih muda. Menurut jajak pendapat terbaru dari Harvard Institute of Politics, 22 persen responden mengatakan bahwa itu adalah masalah terpenting atau terpenting kedua mereka --- dibandingkan dengan inflasi (45 persen) aborsi (33 persen) dan 'melindungi demokrasi' (30 persen).
Pencegahan kekerasan senjata api adalah program utama Frost, bersamaan dengan mendukung kebijakan progresif seperti Medicare dan Green New Deal.
Dia meluncurkan kampanye besar pertamanya pada usia 15 tahun. Sesaat setelah dia selesai menjadi sukarelawan dalam upaya pemilihan kembali Barack Obama.
Selain menjadi sukarelawan dalam pemilihan kembali Obama, Frost menjadi sukarelawan dalam kampanye politik Clinton dan Bernie Sanders dan bekerja untuk ACLU.
Pada 2018, Maxwell Alejandro Frost membantu meloloskan empat amandemen Florida yang memulihkan hak pilih bagi 1,5 juta warga Florida yang pernah dihukum karena kejahatan.
I started Organizing at 15 because I didn’t want to get shot at school. https://t.co/skaG2PGN6Z
— Maxwell Alejandro Frost (@MaxwellFrostFL) November 5, 2022
10 years ago I became an Organizer because of Sandyhook. 3 years later, I’d become a survivor myself. That same year, Pulse. Now I’m running for Congress and 15 lives were taken at another Elementary school. I will not stop until the endless shootings do.
— Maxwell Alejandro Frost (@MaxwellFrostFL) May 24, 2022
Gen Z Pertama
Keterlibatan Frost sebagai Gen Z di politik AS menjadi sorotan.
Menurut Amanda Litman Walaupun Frost akan bergabung dengan kongres yang tidak memiliki keragaman usia, hal tersebut bisa berubah.
Litman merupakan salah satu pendiri Run for Something, sebuah organisasi yang mendukung kaum muda yang mencalonkan diri untuk jabatan negara bagian dan lokal.
"Keterlibatan politik dan aktivitas politik adalah sebuah otot. Anda membangunnya dan kemudian akan lebih kuat. Kita baru saja melihat awal dari keterlibatan Gen Z sebagai pemimpin politik," kata Litman kepada NPR.
Frost merupakan yang pertama mencalonkan diri pada usia 25 tahun dan kemudian menang. Litman, mengatakan, kedepannya, akan banyak lagi yang seperti Frost dan melangkah maju ke DPR.
"Frost adalah yang pertama, dan akan ada yang kedua, ketika, dan keempat," Litman menambahkan.
Advertisement
Kampanye Dengan 'Cinta'
Salah satu pesan inti dari kampanyenya adalah cinta, katanya kepada CBS News setelah dia memenangkan pemilihan perdana di Florida. Dan itu adalah sesuatu yang ingin dia bawa ke Washington.
"Kami banyak berbicara tentang cinta dalam kampanye ini. Fakta bahwa jika Anda mencintai seseorang Anda ingin mereka mendapatkan perawatan kesehatan yang baik, Anda ingin mereka tinggal di tempat yang bebas dari kekerasan senjata, Anda juga ingin mereka memiliki lingkungan yang baik. Serta, dengan cinta juga Anda ingin mereka memiliki semua hal yang mereka butuhkan untuk menjalani kehidupan mereka dengan keluarga mereka," katanya kepada CBS News.
Setelah dinyatakan menang, Frost juga mengatakan keinginannya yang ingin memperjuangkan dunia yang lebih pantas didapatkan semua orang. Ia akan berjuang semaksimal mungkin, bersama demokrat, di Washington.
Frost mencalonkan diri di bawah Medicare. Ia juga mencalonkan diri untuk mengakhiri kekerasan senjata api, membuat harga perumahan terjangkau, dan mendukung keadilan lingkungan.
Frost juga berjanji untuk mencegah kenaikan harga obat-obatan, mengembangkan gugus tugas nasional untuk mengakhiri kekerasan senjata api, menindak perusahaan yang mencemari lingkungan, dan mengakhiri subsidi federal yang berkontribusi pada penahanan massal.
Kepada The News York Times, awal tahun ini ia mengatakan bahwa generasinya memiliki inisiatif untuk memandang dunia dari kacamata yang berbeda.
“Saya berasal dari generasi yang melalui banyak kasus penembakan massal daripada kebakaran. Ini adalah sesuatu yang harus dihadapi generasi saya. Mereka takut pergi ke sekolah, gereja, bahkan di suatu komunitas. Itu memberi saya urgensi, karena itu yang saya jalani sehari-hari,” katanya kepada The Times.