Sukses

Usai Menang Dramatis atas Fulham, Bruno Fernandes Beri Kritikan Keras Terhadap Gelaran Piala Dunia 2022 di Qatar

Usai Menang Dramatis atas Fulham, Bruno Fernandes memberikan kritik terhadap gelaran Piala Dunia di Qatar.

Liputan6.com, Jakarta- Manchester United sukses raih kemenangan penting 2-1 melawan Fulham di Craven Cottage Stadium, Minggu (13/11) malam WIB. Dua gol kemenangan berasal Christian Eriksen dan Alejandro Garnacho. Fulham hanya menipiskan kedudukan melalui Daniel James.

Hasil kemenangan ini membuat Setan Merah tertahan bertengger peringkat lima dengan torehan 26 poin. Mereka unggul empat poin atas Liverpool dan lima poin dari Brighton dan Chelsea.

Setalah pertandingan tersebut, Gelandang MU dan Timnas Portugal Bruno Fernandes ikut mengungkapkan kritiknya terhadap pihak penyelenggara Piala Dunia 2022

Menurutnya, jadwal Piala Dunia biasanya berlangsung di bulan Juni-Juli, tapi itu semua sudah diatur ulang untuk menghindari musim panas di Qatar. 

Alhasil, jatuh di bulan November sampai Desember nanti karena negara Timur Tengah itu sedang memasuki musim dingin. Hal ini membuat para pemain maupun penggemar tidak menyenangkan karena dapat mengganggu aktivitas sehari-sehari.

“Tentu saja aneh, ini bukan saatnya kami ingin bermain di Piala Dunia. Saya pikir untuk semua orang, pemain dan penggemar, ini bukan waktu terbaik. Anak-anak akan bersekolah, orang-orang akan bekerja dan waktunya tidak akan tepat bagi orang-orang untuk menonton pertandingan,” kata Bruno Fernandes kepada Sky Sports, dikutip dari MalayMail, Senin (14/11).

Selain itu, keputusan FIFA untuk memberikan turnamen empat tahunan kepada Qatar telah memicu polemik luas, dengan turut keprihatinan yang diungkapkan atas undang-undang perburuhan dan hak asasi manusia di negara tersebut.

“Kami tahu suasana Piala Dunia, apa yang terjadi dalam beberapa minggu terakhir, beberapa bulan terakhir, tentang orang-orang yang tewas dalam pembangunan stadion. Kami sama sekali tidak senang dengan itu," tuturnya lagi.

2 dari 4 halaman

Eriksen Menambahkan

Christian Eriksen menggemakan pernyataan Bruno Fernandes, tetapi mengatakan secara tegas bahwa para pemain memiliki kemampuan terbatas untuk mempengaruhi keputusan politik.

“Ini dimulai dan ini sepak bola, di mana pun itu. Ini sepak bola, kami lolos dan kami akan bermain," kata Cristian Eriksen.

“Banyak yang telah ditulis, ada banyak fokus pada bagaimana hal itu terjadi dan mengapa itu terjadi di Qatar. Saya tidak setuju dengan bagaimana itu terjadi, tetapi kami adalah pesepakbola dan kami bermain sepak bola. Perubahan harus datang dari tempat lain,” tambahnya.

3 dari 4 halaman

Penuh Kontroversi di Qatar

Pemilihan Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia FIFA 2022 menciptakan sejumlah kekhawatiran dan kontroversi mengenai kesesuaian Qatar sebagai negara tuan rumah dan keadilan proses penawaran Fédération Internationale de Football Association (FIFA).

Kritik dari sejumlah media, pakar olahraga, dan kelompok hak asasi manusia menyoroti masalah seperti sejarah sepak bola Qatar yang terbatas, perkiraan biaya yang tinggi, iklim setempat, dan catatan hak asasi manusia Qatar.

Ada banyak dugaan suap antara panitia penawaran Qatar dan anggota FIFA dan eksekutif.

Beberapa anggota FIFA mencatat bahwa keputusan untuk memberikan turnamen kepada Qatar adalah sebuah kesalahan, termasuk Theo Zwanziger dan mantan presiden Sepp Blatter.

4 dari 4 halaman

Piala Dunia di Qatar Jadi Gelaran Termahal

Piala Dunia 2022 di Qatar akan segera dimulai, pada Minggu (20/11). Setelah melalui berbagai kontroversi banyak pihak, bakal berakhir di akhir pekan nanti.

Jelang Piala Dunia, berbagai macam kontroversi bermunculan. Mulai dari dugaan suap pemilihan Qatar sebagai tuan rumah, penolakan kampanye LGBT, hingga dugaan pelanggaran HAM untuk pekerja migran.

Namun itu semua tidak akan memberhentikan gelaran ajang empat tahunan tersebut.

Edisi kali ini juga merupakan Piala Dunia termahal dalam sejarah. Menurut data dari Statista menunjukkan Qatar sudah menghabiskan uang mencapai US$220 miliar atau sekitar Rp3,4 kuadriliun untuk menggelar Piala Dunia 2022.

Jumlah itu unggul sangat jauh dibandingkan rekor sebelumnya di Piala Dunia 2014. Saat itu Brasil hanya mengeluarkan US$15 miliar atau setara Rp232 triliun untuk menggelar Piala Dunia.

Dana fantastis yang dikeluarkan Qatar untuk menggelar Piala Dunia 2022 bukan hanya karena pembangunan stadion. Sebagian besar pengeluaran untuk biaya infrastruktur yang menjadi bagian dari rencana Qatar 2030 yang lebih luas.