Sukses

Wajah Tidak Simetris Ternyata Wajar, Ini Loh 8 Penyebabnya

Tidak semua wajah memiliki kemiringan yang sama, sehingga kondisi asimetris merupakan hal wajar untuk manusia.

Liputan6.com, Jakarta - Bentuk wajah tidak simetris atau dikenal sebagai asimetris merupakan kondisi muka dengan kemiringan berbeda antara bagian kanan dan kiri.

Seseorang mungkin memperhatikan wajahnya di depan cermin dan mendapati adanya perbedaan bentuk muka. Sebenarnya, fenomena ini normal karena hampir setiap manusia memiliki derajat asimetris di wajahnya.

Dilansir Medical News Today, Senin (14/11/2022), beberapa penelitian menunjukan bahwa asimetris wajah merupakan hal yang normal.

Sejumlah orang mungkin memiliki wajah asimetris yang begitu terlihat tanpa dilihat secara detail sekalipun. Contohnya, kalian menyadari adanya perbedaan pipi kanan dan kiri yang terlihat melalui cermin.

Nampaknya, pipi kanan terlihat lebih kencang ke atas, sedangkan bagian kiri terlalu miring. Selain itu, telinga bagian kanan lebih tinggi dibanding bagian kiri.

Mungkin seseorang mengalami hal ini meski tak begitu terlihat, namun membuat dirinya tidak percaya diri.

Bentuk muka yang tidak simetris ini meliputi beberapa faktor, seperti penuaan, trauma dan lain sebagainya. Berikut 8 penyebab yang mungkin terjadi dan menimbulkan asimetris wajah:

1. Faktor Genetika

Wajah asimetris yang dialami seseorang mungkin saja dihasilkan melalui genetika yang dimilikinya. Seseorang dengan bentuk muka asimetris bisa memperhatikan anggota keluarganya, apakah memiliki kondisi serupa atau tidak.

2. Penuaan

Studi pada tahun 2018 melibatkan hampir 200 relawan untuk menguji adakah hubungan antara usia dengan asimetris wajah seseorang.

Ternyata, kondisi asimetris merupakan bagian alami dari penuaan yang akan terjadi pada setiap manusia. Seperti yang kita ketahui, tulang akan berhenti tumbuh saat pubertas, namun tulang rawan tidak.

Hal inilah yang menyebabkan telinga dan hidung seseorang akan terus tumbuh, sehingga terjadi perubahan pada wajah. Jaringan lunak di wajah juga akan mulai mengendur seiring pertambahan usia seseorang.

2 dari 4 halaman

3. Pola dan Gaya Hidup

Pola hidup seseorang tentu saja berpengaruh pada kondisi wajahnya, termasuk bentuk muka asimetris. Contoh saja, kebiasaan buruk merokok dapat membuat wajah terpapar oleh racun dan menyebabkan masalah pembuluh darah.

Selain itu, paparan sinar UV berlebihan juga menyebabkan bentuk wajah yang tidak simetris. Kerusakan akibat paparan sinar matahari dapat memengaruhi bedanya salah satu sisi wajah.

Adapun faktor gaya hidup lainnya yang dapat menyebabkan asimetris meliputi kebiasaan tidur tengkurap, postur tubuh yang buruk dan terlalu sering menyandarkan pipi ke tangan.

4. Trauma

Cedera pada wajah seseorang yang dialami ketika kanak-kanak atau dewasa dapat menyebabkan timbulnya bentuk asimetris.

Trauma yang terjadi dan sulit dilupakan, seperti kecelakaan kendaraan yang mengakibatkan hidung patah, luka dalam dan lainnya membuat wajah tidak simetris.

Selain itu, mereka yang pernah mengalami kecelakaan pun membutuhkan perawatan khusus yang mungkin membuat bentuk wajah berubah.

3 dari 4 halaman

5. Struktur Gigi

Setiap orang memiliki kondisi dan bentuk gigi yang berbeda-beda, ada yang rapih ada pula yang tidak beraturan.

Menggunakan gigi palsu atau melakukan veneer gigi bisa mengubah kontur wajah seseorang. Selain itu, perawatan gigi menggunakan behel pun bisa mempengaruhi bentuk wajah.

Contohnya, saat menggunakan behel dan disarankan untuk mencabut gigi, inilah yang dapat mengubah tampilan otot wajah seseorang.

6. Gejala Stroke

Bentuk wajah asimetris atau tidak rata mungkin merupakan tanda seseorang mengalami stroke. Penyakit satu ini dapat terjadi ketika aliran darah ke otak berkurang yang menyebabkan pengidapnya mengalami asimetris wajah secara tiba-tiba.

Gejala stroke lainnya yang perlu diketahui, yaitu kesulitan berbicara, mengalami sakit kepala secara tiba-tiba dan bagian tubuh seperti kaki atau tangan mati rasa.

4 dari 4 halaman

7. Bell’s Palsy

Kondisi kesehatan seseorang bisa mempengaruhi kendurnya wajah. Salah satunya, penyakit bell’s palsy yang merupakan kelumpuhan saraf wajah. Bell’s palsy menyebabkan sisi wajah kendur dan terlihat asimetris.

Dilansir laman resmi Siloam Hospitals, gejala bell’s palsy ditandai dengan salah satu sisi wajah yang melemah mulai dari dahi hingga dagu, sulit tersenyum, lidah terasa kebal dan pendengaran lebih sensitif.

8. Tortikolis

Tortikolis atau yang dikenal dengan gangguan pada otot leher yang menyebabkan leher terpelintir dan terasa tegang.

Kondisi ini dapat menimbulkan kemiringan pada bagian kepala. Tortikolis bisa terjadi saat masih di dalam kandungan, sehingga ketika bayi lahir wajahnya terlihat tidak simetris.

Selain itu, gangguan pada mata bisa menimbulkan kebiasaan seseorang untuk memiringkan lehernya agar dapat melihat dengan baik.

Kebiasaan inilah yang mempengaruhi bentuk wajah seseorang terlihat asimetris karena adanya kemiringan pada lehernya.