Sukses

Duta Arsip Nasional RI Rieke Pitaloka Harap KTT G20 Bali Hasilkan Revolution of Mankind

Duta Arsip Nasional Republik Indonesia Rieke Diah Pitaloka merekomendasikan agar KTT G20 Bali menghasilkan komunike bersama: Revolution of Mankind.

Liputan6.com, Jakarta - Kepemimpinan Presidensi G20 telah resmi diserahkan oleh Presiden Joko Widodo atau Jokowi kepada India. Penyerahan itu dilakukan Jokowi saat menutup Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali, Rabu (16/11/2022).

Namun sebelum itu, saat membuka Sesi III KTT G20 Bali, Jokowi kembali menyerukan agar perang dihentikan. Jokowi mengatakan bahwa banyak hal yang harus dipertaruhkan apabila terjadi perang. Dia mengingatkan perang hanya akan membuat rakyat sengsara dan pemulihan ekonomi dunia menjadi sulit.

Hal senada juga disampaikan Duta Arsip Nasional Republik Indonesia Rieke Diah Pitaloka. Dia menyampaikan harapannya usai KTT G20 Bali ditutup oleh Presiden Jokowi.

"Saya merekomendasikan agar G20 menghasilkan komunike bersama: Revolution of Mankind seperti yang terpatri dalam arsip KAA 1955 di Bandung dan KTT Non-Blok Pertama 1961 di Beograd," ujar Rieke melalui keterangan tertulis, Rabu (16/11/2022).

Menurut Rieke, dari gambaran situasi dunia saat ini, semangat Konferensi Asia Afrika atau KAA 1955 maupun KTT Non-Blok di Beograd 1961, tetap relevan, aktual, dan vital.

Hal tersebut menurut dia karena berpijak dari fakta bahwa kemajuan perekonomian dan teknologi telah gagal mengangkat harkat dan martabat manusia setinggi-tingginya.

"Saya dapat memahami mengapa Bung Karno dalam Konferensi di Beograd menggagas tentang ‘Revolution of Mankind’, Revolusi Kemanusiaan yang tidak terjebak pada istilah perang atau damai. Ini persoalan martabat manusia, martabat bangsa-bangsa, bukan sekadar persoalan damai atau perang," papar Rieke.

 

2 dari 4 halaman

Tolak Perang

Dengan begitu, anggota Komisi VI DPR RI itu menolak siklus perang untuk damai atau damai untuk perang. Dirinya juga tidak menerima argumentasi perang untuk dominasi ekonomi maupun dominasi ekonomi untuk perang.

"Dari gagas Bung Karno dan pemikiran tersebut, maka menurut saya perjuangan membangun tata dunia baru sudah seharusnya berintikan nilai-nilai dan rasa kemanusiaan," kata dia.

"Perjuangan ini ditandai bukan hanya dengan committed pada perjuangan mengejar perdamaian, namun committed pula pada perjuangan menghilangkan neo imperialisme dan neo kolonialisme, committed kepada perjuangan untuk memberikan kehidupan yang bahagia kepada rakyat kita masing-masing," tutup Rieke.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi kembali menyerukan agar perang dihentikan, saat membuka Sesi III Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali, Rabu (16/11/2022). KTT ini dihadiri langsung oleh sejumlah pemimpin negara G20.

"Mengawali sesi ketiga ini, izinkan saya mengulangi pesan yang saya sampaikan pada pembukaan KTT kemarin. Stop the war. I repeat, stop the war," ucap Jokowi sebagaimana disiarkan di Youtube Sekretariat Presiden, Rabu (16/11/2022).

Dia mengatakan bahwa banyak hal yang harus dipertaruhkan apabila terjadi perang. Jokowi mengingatkan perang hanya akan membuat rakyat sengsara dan pemulihan ekonomi dunia menjadi sulit.

"A lot is at stake. Banyak hal yang dipertaruhkan. Perang hanya akan menyengsarakan rakyat, pemulihan ekonomi dunia tidak akan terjadi jika situadi tidak membaik," katanya.

Menurut dia, pemimpin negara memiliki tanggung jawab untuk membuat situasi dunia menjadi kondusif.

"Sebagai pemimpin, kita semua memiliki tanggung jawab untuk memastikan situasi global yang kondusif bagi masa depan dunia," ujar Jokowi.

 

3 dari 4 halaman

Serahkan Presidensi G20 ke India

Kemudian, Jokowi menyerahkan kepemimpinan Presidensi G20 kepada India. Jokowi menyampaikan bahwa Indonesia siap mensukseskan Presidensi G20 India pada tahun 2023. Hal ini disampaikan Jokowi saat menutup KTT G20.

Dalam kesempatan itu, Jokowi menyerahkan palu kepemimpinan Presidensi G20 kepada Perdana Menteri (PM) India Narendra Modi.

"Saya juga ingin menyampaikan selamat kepada India, yang akan melanjutkan kepemimpinan Presidensi G20 berikutnya," kata Jokowi.

"Sebagai sahabat India dan sebagai bagian dari troika, tahun depan Indonesia siap mendukung kesuksesan Presidensi G20 India," sambungnya.

Dia meyakini, dibawah kepemimpinan PM Modi, G20 akan terus bergerak. Jokowi juga meminta kepada semua pimpinan G20 yang hadir untuk mendukung Presidensi G20 India.

"Amanah untuk menjaga dan mewujudkan pemulihan global, serta pertumbuhan yang kuat dan inklusif selanjutnya berada di tangan Yang Mulia PM Narendra Modi," ujarnya.

Dengan ini, Jokowi menyatakan bahwa Presidensi G20 Indonesia telah selesai. Dia menuturkan bahwa suatu kehormatan bagi Indonesia dapat memimpin G20 selama satu tahun terakhir ini.

"Sekali lagi, saya mengucapkan terima kasih kepada Yang Mulia semua dan juga selamat jalan and have a safe trip," ucap Jokowi.

 

4 dari 4 halaman

KTT G20 Dihadiri Sejumlah Pemimpin Dunia

Sebagai informasi, KTT G20 di Bali berlangsung 15 sampai 16 November 2022. Adapun para pemimpin negara yang hadir di KTT G20 antara lain, Perdana Menteri (PM) Singapura Lee Hsien Long, PM Belanda Mark Rutte, Presiden Rwanda Paul Kagame, Presiden Komisi Eropa Ursula Von der Leyen, Presiden European Council Charles Michael.

Kemudian, PM Inggris Rishi Sunak, PM Kanada Justin Trudeau, PM Jepang Fumio Kishida, Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa, PM Australia Anthony Albanese. Ada pula Sekjen PBB Antonio Guterrez, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.

Selanjutnya, Presiden Korea Selatan Yoon Seuk Yeol, Presiden Argentina Alberto Fernadez, Menlu Rusia Sergey Lavrov, PM India Narendra Modi, Presiden Uni Emirate Arab Muhammed bin Zayed Al Nahyan dan PM Italia Giorgia Meloni.

Selain itu, Menlu Brasil Carlos Alberto Franca, dan Utusan Khusus Perdana Menteri Fiji Ratu Inoke Kubuabola, Presiden Prancis Emmanuel Macron, Presiden China Xi Jinping, hingga Presiden Amerika Serikat Joe Biden.

Sementara itu, pemimpin lembaga internasional yang hadir yakni, Presiden ADB Masatsugu Asakawa, Direktur Jenderal ILO Gilbert F. Houngbo, Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, hingga Muhammad Sulaiman Al Jasser selaku Presiden Islamic Development Bank (ISBD).