Liputan6.com, Jakarta - Rangkaian acara KTT G20 masih hangat dibicarakan, termasuk di antaranya agenda B20 Summit yang merupakan ajang berkumpulnya para pemimpin bisnis dunia di KTT G20.
Menariknya di balik hingar bingar B20 Summit yang diselenggarakan di Nusa Dua Convention Center Bali, ada kontribusi dari para relawan atau volunteer yang sedikit banyak ikut menyukseskan terselenggaranya acara ini.
Salah satu volunteer atau relawan yang ikut mendukung acara B20 Summit adalah seorang santriwati asal Salatiga.
Advertisement
Santriwati tersebut bernama Dewi Ulfa Uluwiyah. Kini, santriwati yang karib disapa Ulfa itu berusia 22 tahun. Ia merupakan seorang santriwati di Pesantren Salafiyah Modern Pancasila Kota Salatiga, Jawa Tengah.
Dilansir laman NU Online, Kamis (17/11/22), Ulfa merasa mendapatkan pengalaman yang patut disyukuri saat menjadi volunteer B20 Summit.
"Bersyukur banget dikasih kesempatan sama Kadin dan tim Indorelawan buat bisa join di acara, as a student volunteer B20 Summit 2022 Indonesia, yang mungkin bakal ada di Indonesia 20 tahun lagi. Saat itu, saya sudah berusia 40 tahun lebih, semoga saya diundang jadi salah satu speaker," kata Ulfa.
Ulfa mengatakan, bisa menjadi volunteer di B20 Summit merupakan kebahagiaan tersendiri baginya. Pasalnya, Forum B20 merupakan pertemuan yang dihadiri oleh para pemimpin bisnis dari negara-negara anggota G20.
Para menteri bidang ekonomi dan investasi, pimpinan lembaga keuangan, pimpinan asosiasi usaha, dan para pejabat pun turut hadir di dalam agenda ini.
Satu hal yang tidak disangka oleh Ulfa adalah kehadiran virtual CEO Tesla Inc Elon Musk menjadi salah satu pembicara di B20 Summit 2022.
"Banyak banget benefit secara langsung dan tidak langsung yang saya dapat. Salah satunya, ngerasain jadi profesional committee. Tidak menyangka bisa ikut membantu acara sebesar ini,” ujar Ulfa, bercerita.
Alasan Ikut Serta Jadi Volunteer B20
Ulfa juga mengungkapkan alasan utama dirinya bergabung dalam barisan volunteer B20. Menurutnya, forum ini menghadirkan hal-hal baru, pemikiran yang luas, hingga peluang untuk mendapatkan ilmu dari pakar yang teruji di pasar internasional.
Selain itu, dengan menjadi relawan acara dunia, Ulfa juga ingin membuktikan bahwa santri bisa berperan dalam kancah internasional jika memiliki tekad yang kuat.
"Saya tertarik jadi volunteer karena suka explore. Banyak belajar, mulai dari hal kecil cara mengelola sebuah event hingga mempelajari konsep hidup berkelanjutan demi keseimbangan dunia,” tutur Ulfa.
Sekadar informasi, Ulfa terpilih menjadi volunteer dari jalur spesial yaitu student volunteer. Dia mengisahkan, ada dua jalur untuk menjadi relawan di KTT G20.
"Ada dua jalur, pertama lewat jalur open rekrutmen yang dibagikan oleh indorelawan.org. Jalur ini bisa diakses secara daring oleh siapa saja. Kedua, jalur spesial yaitu student volunteer, ini dari Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin). Kadin membagikan open recruitment ke kampus-kampus," ucapnya.
Ulfa pun menceritakan ketatnya seleksi untuk menjadi relawan acara KTT G20 ini. Pasalnya, dari 30 nama yang diajukan oleh Kadin, hanya tujuh yang dipilih jadi relawan.
"Tahapan tesnya sama seperti yang lewat jalur biasa. Pakai curriculum vitae, esai, dan motivation letter. Kalau lolos lanjut interview,” ucap Ulfa, menambahkan.
Advertisement
Sisihkan Ratusan Volunteer
Ia juga mengatakan bahwa ada banyak peminat menjadi relawan dalam acara tersebut. Menurutnya, ada sekitar 1.405 orang yang berminat menjadi relawan. Dari jumlah tersebut, yang terpilih hanya sekitar seratusan orang.
Mereka yang terpilih melewati berbagai pengarahan dan pembekalan, sebelum akhirnya berangkat ke Bali pada 8 November 2022 untuk menyiapkan berbagai hal.
“Indonesia mengalami bonus demografi dan ini modal bagus untuk menyambut Indonesia emas 2045. Oleh karena itu, pemerintah mengajak generasi muda bergabung dalam agenda besar KTT G20. Hal ini karena generasi muda merupakan calon pemimpin bangsa ke depannya,” tutur Ulfa.
Kebutuhan Student Volunteer Dibiayai oleh Pemerintah
Ulfa mengatakan bahwa seluruh kebutuhan student volunteer dibiayai oleh pemerintah mulai transportasi, akomodasi, hingga penginapan. Para student volunteer pun mendapatkan uang saku.
"Di B20 Summit 2022, saya bagian divisi media, bagian live report B20, awalnya bagian venue,” ucapnya.
Ulfa mengatakan, ada suka dan duka saat menjadi menjadi volunteer di acara B20. Namun di balik itu semua, ia merasakan suka cita karena acara dikelola oleh profesional dan ahli di bidang masing-masing.
“Susahnya jadi volunteer itu di bagian move on-nya. Padahal hanya sebentar, tapi sudah akrab, seperti sudah kenal lama dengan teman-teman. Rasanya kayak ada yang hilang (saat acara selesai dihelat dan harus berpisah dengan rekan sesama volunteer)," ujarnya.
Selama menjadi volunteer, Ulfa pun merasakan pengalaman yang menyenangkan, salah satunya, dia dan kawan-kawannya ditempatkan di hotel berbintang lengkap dengan segala fasilitasnya. Dengan begitu, Ulfa lebih menikmati pekerjaannya menjadi relawan.
Advertisement