Sukses

Perusahaan Biofase Berhasil Buat Inovasi Olah Sisa Biji Alpukat Jadi Produk Bioplastik

Biofase, perusahaan asal Meksiko berhasil mengolah sisa biji alpukat menjadi bioplastik sebagai langkah pengurangan limbah plastik.

Liputan6.com, Jakarta - Sebuah perusahaan yang berlokasi di Morelia, Meksiko, telah mengembangkan ide unik dengan membuat bioplastik dari alpukat secara hayati dari limbah agro-industri.

Perusahaan inovatif yang bernama Biofase ini merupakan ide dari Scott Munguia yang berpikir untuk mencoba memanfaatkan buah alpukat secara maksimal, selain sebagai bahan baku utama dari guacamole, makanan tradisional Meksiko.

Dilansir Forbes, Selasa (22/11/2022), perusahaan ini membuat garpu, sendok, pisau, dan bahkan sedotan yang dapat terurai secara hayati, berkelanjutan, dan terjangkau dari sisa biji alpukat.

Adapun ide Munguia dilatarbelakangi dengan jumlah peralatan plastik yang digunakan dan terbuang setiap tahun di Amerika Serikat, yang mencapai angak 40 miliar.

Terlebih lagi, peralatan plastik ini tidak dapat diterima dengan fasilitas daur ulang karena prosesnya yang mahal.

Oleh karena itu, plastik akhinya sampai di tempat pembuangan sampah yang membutuhkan waktu hingga 1.000 tahun untuk terurai, atau di lautan, di mana hal itu menjadi masalah mematikan bagi ribuan spesies.

Sebelumnya, Munguia mendirikan Biofase pada 2014 lalu setelah menemukan bahwa biji alpukat mengandung biopolimer yang mirip dengan yang ada pada molekul jagung.

Molekul jagung yang digunakan untuk membuat bioplastik kemudian diaplikasikannya pada biji alpukat, yang berhasil menghasilkan produk dengan kandungan 60 persen biopolimer alpukat dan 40 persen senyawa organik sintetis.

Biofase saat ini mengirimkan produk ke seluruh Meksiko, Eropa, dan Australia, di mana produk tersebut terutama digunakan di restoran.

2 dari 4 halaman

Proses Perjalanan Mengembangkan Produk Plastik Ramah Lingkungan

Melansir World Bio Market Insights, Biofase menggunakan 15 ton biji alpukat per hari untuk memasuki pasar global bioplastik yang ditetapkan bernilai $5,8 miliar pada tahun 2021.

Ada pun, Meksiko menghasilkan 300.000 pon alpukat, atau sekitar 50 persen dari pasokan dunia. Hal ini membuat biji alpukat menumpuk di Meksiko dan sebagian besar akhirnya dibakar di lokasi pembuangan sampah.

Teknologi plastik yang berasal dari alpukat mulai dikembangkan pada 2012 oleh Scott Mungía, yang saat itu sedang belajar teknik kimia dan mencari cara untuk memerangi polusi plastik.

Dia menguji sifat-sifat bahan baku seperti mangga dan biji mamey sapote, buah asli Meksiko yang lembut dan manis.

Proses yang dipatenkan perusahaan ini menggunakan teknologi untuk mengubah biji alpukat menjadi resin bioplastik yang tahan panas.

Hasilnya hadir dalam bentuk lembaran yang dapat dicetak dan dipotong, dan tidak memerlukan daur ulang khusus.

Tidak hanya itu, sedotan dan alat makan Biofase juga mudah terurai secara alami hanya dalam waktu 240 hari dan dapat dijadikan kompos di rumah.

3 dari 4 halaman

Produk Bioplastik yang Lebih Aman Lingkungan

Meskipun memiliki klaim “bio”, nyatanya tak semua produk bioplastik berkontribusi secara lebih baik ke lingkungan. Beberapa bioplastik masih mengandung kadar plastik tradisional yang tinggi, sementara produksi bioplastik lainnya memerlukan penggunaan lahan yang luas dan berkontribusi lebih banyak terhadap penipisan ozon.

Pembuatan bioplastik juga dapat menghasilkan polutan dalam jumlah yang lebih besar karena pupuk yang digunakan untuk menumbuhkan tanaman dan proses kimia yang diperlukan untuk membuatnya menjadi bentuk yang dapat digunakan.

Biofase kemudian memiliki cara yang lebih baik dalam mengolah dan menghasilkan produk kompos. Dengan wilayah Biofase yang dekat dengan wilayah ketersediaan biji alpukat, perusahaan ini dapat menurunkan jejak karbon mereka.

Biofase mengubah sekitar 130 ton biji alpukat per bulan di tiga lokasi menjadi garpu, pisau, sendok, dan sedotan.

Mereka saat ini mengirimkan produk ke seluruh Meksiko, Eropa, dan Australia, di mana produk tersebut terutama digunakan di restoran.

4 dari 4 halaman

Manfaat Biji Alpukat

Selain dapat dikembangkan menjadi produk plastik ramah lingkungan, biji alpukat juga memiliki manfaat lain yang dapat diolah di rumah dengan cara yang lebih mudah.

Mengutip Bright Side, biji alpukat memiliki sifat bakterisida dan fungisida, yang berarti biji alpukat mampu menetralisir berbagai mikroorganisme berbahaya.

Selain itu, biji alpukat mengandung saponin yang meningkatkan metabolisme dan membantu tubuh untuk menyingkirkan kolesterol "jahat". Biji alpukat juga mengandung kalsium, magnesium, dan vitamin C.

Cara memprosesnya pertama adalah dengan  mengupas kulit coklatnya dan biarkan bijinya mengering. Setelah itu, panggang biji alpukat selama sekitar 2 jam pada suhu rendah dan parut daging bijinya.

Hasil olahan biji alpukat kemudian dapat digunakan untuk berbagai macam manfaat, seperti scrub wajah, masker wajah kecantikan, campuran shampoo, hingga menjadi bagian dari pelengkap makanan di salad dan sup.

Di sisi lain, biji alpukat juga dapat digunakan sebagai minuman bernutrisi dengan cara merebus biji selama beberapa menit sampai lunak, iris biji rebus menjadi dua bagian dan potong kecil-kecil, rebus 1 cangkir air, tambahkan potongan biji alpukat dan didihkan selama beberapa menit, dan saring teh.