Sukses

Meski Menjijikkan, 4 Hewan Ini Punya Manfaat untuk Manusia

Cacing, lalat, kecoak, dan tikus adalah hewan menjijikkan. Namun, tahukah kamu kalau hewan-hewan tersebut memiliki manfaat banyak di kehidupan manusia?

Liputan6.com, Jakarta - Di Bumi terdapat banyak jenis hewan. Banyak hewan-hewan yang mendapatkan julukan menjijikkan. Entah karena cara hidup atau penampilan hewan tersebut.

Beberapa hewan menjijikan tersebut yang sering ditemukan antara lain cacing, lalat, kecoa, dan tikus. Saking dianggap menjijikkannya, hewan-hewan tersebut sering digunakan sebagai indikasi kalau suatu tempat itu kotor atau bersih.

Namun, tahukah kamu kalau hewan-hewan di atas memiliki manfaat banyak di kehidupan manusia? Berikut empat hewan menjijikan dan manfaatnya di kehidupan manusia. Mulai dari cacing, lalat, kecoa, dan tikus.

1. Cacing

Siapa yang tidak tahu cacing? Hewan kecil dengan tubuh panjang dan basah ini memang terlihat menggelikan, maka dari itu banyak yang merasa jijik. Banyak individu yang merasa jijik dan tidak ingin memegang cacing, dengan alasan kotor dan dapat memberikan penyakit. Walau menjijikan, cacing ternyata memiliki manfaat bagi tubuh. 

Dilansir dari The Conversation, Rabu (23/11/2022), para ilmuwan berpikir bahwa meningkatnya penyakit radang seperti demam dan Sklerosis multipel (gangguan saraf pada otak, mata, dan tulang belakang) di masyarakat industri adalah karena lingkungan yang terlalu bersih.

Tidak adanya cacing adalah faktor dalam hal ini dan penyebab penyakit yang sangat luas, termasuk alergi dan kondisi autoimun.

Cacing ditunjukkan untuk menghentikan perkembangan kekambuhan multiple sclerosis dan secara efektif mengobati banyak individu dengan penyakit radang usus tanpa melaporkan efek samping yang merugikan.

Lalu, cacing juga ditemukan untuk melindungi hewan laboratorium dari berbagai macam alergi dan kondisi autoimun. Temuan terbaru juga menunjukkan bahwa banyak jenis kanker dapat dikurangi dengan cacing.

2 dari 4 halaman

2. Lalat

Ternyata terdapat banyak manfaat dari hewan jenis serangga yang sering terlihat di tumpukan sampah ini.

Dilansir dari Sciencing, lalat dapat digunakan untuk memperkirakan umur suatu kematian dari mayat tidak beridentitas. Lalat memiliki siklus metamorfosis yang teratur. Dengan melihat usia lalat yang terdapat pada tubuh mayat, ilmuwan forensik dapat memperkirakan umur mayat itu.

Lalu lalat yang masih dalam bentuk larva juga dapat digunakan sebagai pembersih luka dan tulang. Saat ditaruh di suatu luka, larva lalat akan memakan jaringan yang mati dan mengeluarkan amonia dan kalsium karbonat, yang mana dapat mendisinfeksi luka.

Larva lalat juga dapat digunakan sebagai makanan kayak protein untuk ikan dan pakan ternak. Dengan memakan larva itu, ikan akan mengandung banyak kandungan bermanfaat yang tentunya membuat ikan tersebut santapan sehat dan naik harganya.

3 dari 4 halaman

3. Kecoa

Dilansir dari Home Pest Doctor, kecoa merupakan hewan yang mampu me-recycle banyak limbah. Kecoa dapat memakan berbagai hal mulai dari tanaman mati, hewan mati, hingga makanan-makanan yang telah jatuh di lantai. Sistem pencernaan khas kecoa mengandung protozoa dan bakteri yang dengan mulus mencerna limbah-limbah itu menjadi nutrisi yang dapat diserap.

Para ilmuwan juga menemukan kecoa memiliki sumber antibiotik yang unik. Ada penelitian kemungkinan penerapan antibiotik kecoa pada manusia. Kecoa diyakini mampu melawan infeksi staph (infeksi yang disebabkan oleh bakteri).

Lalu kecoa juga merupakan bisnis yang baik di beberapa negara, misalnya China. Menurut laporan Asia di Gulf News, seorang petani kecoa menghasilkan hampir US13.000 dolar dari penjualan kecoa kering ke pabrik farmasi. Kecoa sendiri dapat digunakan untuk obat luka bakar dan untuk meredakan gejala gastroenteritis (flu perut).

4 dari 4 halaman

4. Tikus

Tikus menjadi hewan yang sering sekali digunakan sebagai bahan eksperimen dan penelitian. Tikus telah banyak digunakan untuk menguji khasiat dan keamanan obat. 

Dilansir situs resmi Universitas Cambridge, dari penelitian yang dilakukan kepada hewan pengerat itu, berbagai kemajuan ditemukan dalam pengobatan kardiovaskular, regenerasi saraf, penyembuhan luka, diabetes, transplantasi, studi perilaku, dan penelitian mabuk perjalanan luar angkasa. 

Lalu tikus juga sering digunakan untuk mempelajari perilaku dalam eksperimen psikologi.

Alasan pemilihan tikus sebagai bahan eksperimen dan penelitian ini dikarenakan walau tikus tidak 'berpikir' seperti manusia, beberapa struktur otaknya mirip dengan elemen otak manusia. Hal itulah yang menjadi alasan tikus dapat digunakan sebagai model untuk melihat apa yang akan terjadi pada manusia sebelum mencoba hasil eksperimen dan penelitian langsung.