Liputan6.com, Jakarta - Bencana alam menjadi salah satu kejadian yang menunjukkan Bumi sebagai planet yang kuat dan juga memiliki berbagai kekuatan besar. Seiring tahun, setiap lokasi di seluruh dunia tidak luput dari terjadinya bencana yang tak ayal menyebabkan korban jiwa.
Bencana seperti gempa bumi, banjir, letusan gunung berapi, hingga angin topan merupakan peristiwa yang berasal dari proses alami Bumi. Tidak banyak yang dapat dilakukan manusia dalam mencegah bencana alam, mengingat kejadian ini sering kali terjadi secara tiba-tiba.
Baca Juga
Berdasarkan data dari Global Change Data Lab, setiap tahunnya, bencana alam menewaskan sekitar 60.000 orang di seluruh dunia. Bumi pun sudah pernah dilanda bencana alam besar di setiap belahan dunianya.
Advertisement
Karena manusia mulai mempelajari peristiwa dari masa lalu, kita pun mulai membuat berbagai inovasi penanggulangan bahaya bencana alam. Hal ini dalam upaya mempersiapkan diri akan bencana alam yang akan terjadi di tahun-tahun mendatang.
Meskipun bencana alam sulit untuk dihindari, inovasi-inovasi tersebut setidaknya dapat membantu meringankan dampak bencana terhadap manusia, salah satunya mengurangi jumlah korban jiwa.
Memperhatikan kejadian bencana alam terbesar di dunia, jumlah korban jiwa yang dihasilkan bencana-bencana alam tersebut sulit untuk dihitung. Namun, berkat catatan dan jurnal sejarah yang dibuat para sejarawan, kita dapat mengetahui bencana alam seperti apa yang paling besar dengan memperkirakan jumlah korban jiwa dan kerusakan yang disebabkannya.
Terdapat berbagai bencana alam yang tidak asing kita dengar telah menyebabkan korban jiwa yang tidak sedikit. Misalnya, seperti cuaca ekstrem, tornado, kebakaran, sampai banjir bandang.
Merangkum dari situs Far and Wide (23/11/2022), ada lima jenis bencana alam paling berbahaya dan mematikan di dunia. Mulai dari kekeringan dan kelaparan, banjir, gempa bumi, badai dan topan, serta tanah longsor.
Â
Â
Â
1. Kelaparan dan Kekeringan
Bencana alam yang paling mematikan adalah kelaparan dan kekeringan. Kelaparan merupakan peristiwa kelaparan ekstrem yang menyebabkan banyak korban jiwa berjatuhan sebab kelaparan. Sementara itu, kekeringan merupakan kejadian ketika cuaca panas berkepanjangan tanpa adanya hujan, yang berlangsung cukup lama.
Kejadian tersebut seiring waktu akan merusak tanaman dan menyebabkan kekurangan pasokan air. Kedua peristiwa ini juga dapat dipengaruhi oleh kelebihan populasi yang memanfaatkan sumber daya alam dan penggunaan air yang berlebihan. Keduanya pun menjadi bencana yang saling berkaitan secara tidak langsung.
Jika kelaparan sering terjadi di negara-negara yang kekurangan akan sumber daya, kekeringan dapat terjadi di mana saja. Kekeringan paling merusak pernah terjadi di Amerika Serikat, yaitu pada tahun 1930-an.
Sementara untuk kelaparan terbesar sepanjang sejarah terjadi di Tiongkok dari tahun 1959 sampai 1961-an. Kejadian ini memakan korban jiwa dua kali lipat dibandingkan tragedi kelaparan lainnya, yaitu sekitr 33 juta orang meninggal karena kelaparan.
Advertisement
2. Banjir
Banjir menjadi bencana alam paling berbahaya kedua. Banjir terjadi ketika air memenuhi daratan yang biasanya kering. Hal ini dapat terjadi karena berbagai faktor, di antaranya curah hujan yang berlebihan, bendungan atau tanggul yang jebol, salju yang mencari dengan cepat, juga badai atau tsunami.
Banjir dapat terjadi terutama di daerah pesisir, tetapi juga bukan tidak mungkin banjir bisa terjadi di daerah dengan curah hujan yang lama.
Sebagian besar banjir membutuhkan waktu lama untuk surut. Bencana ini juga sering kali datang tanpa peringatan sama sekali. Saat banjir datang tanpa peringatan inilah, muncul korban jiwa dan berbagai kerusakan fasilitas infrastruktur.
Mengutip data dari Economic Cooperation and Development, banjir dapat menyebabkan kerusakan lebih dari $40 miliar setiap tahunnya. Salah satu negara yang paling sering terkena banjir menurut situs Far and Wide adalah Bangladesh.
3. Gempa Bumi
Tidak banyak dari kita yang menyadari, tetapi gempa bumi ternyata terjadi setiap hari. Akan tetapi, getaran yang dikeluarkan tidak terlalu besar sehingga kita tidak tahu ini sedang terjadi.
Daratan bumi merupakan lempeng tipis yang relatif kaku dan disebut sebagai lempeng tektonik, lalu sedikit demi sedikit, lempengan ini terus bergerak. Gempa bumi terjadi ketika lempeng tektonik yang sedang bergerak, terjebak di tepinya karena sebuah gesekan.
Ketika tekanan pada tepi mengatasi gesekan, saat inilah gempa bumi mulai kita rasakan. Terjadi pelepasan energi yang bergerak melalui kerak bumi sehingga menyebabkan guncangan.
Kekuatan guncangan dari gempa bumi diukur dengan pengukuran skala Richter. Semakin tinggi skor skala tersebut, maka akan semakin besar guncangan yang akan kita rasakan.
Selain itu, bencana ini juga dapat terjadi di mana saja. Namun, daerah yang paling rawan terdapat di bagian sabuk bumi atau disebut daerha Cincin Api.
Gempa bumi terbesar pernah terjadi di daerah Tangshan, Tiongkok pada tahun 1976. Bencana alam ini menewaskan hampir 250.000 orang. Sementara itu, ada juga gempa bumi di Haiti pada tahun 2010 yang menyebabkan sekitar 200.000 korban jiwa.
Advertisement
4. Badai dan Topan
Bencana alam yang melibatkan angin ini terjadi dalam tiga jenis, yaitu badai, topan, dan siklon. Ketiganya dibedakan berdasarkan lokasi bencana tersebut terjadi. Namun, ketiganya merupakan peristiwa yang sama.
Di samping dari sebutannya yang berbeda-beda, ketiga peristiwa tersebut sama-sama badai dengan angin kencang yang berputar-putar di sekitar pusat dan bergerak melintasi badan air. Bencana badai dapat berlangsung selama berhari-hari atau bertahan sampai berminggu-minggu.
Setiap tempat yang memiliki permukaan air yang luas dapat berisiko terjadi badai, topan, atau siklon. Bencana alam ini biasa terjadi di daerah Samudera Atlantik Utara dan Pasifik Timur Laut untuk badai.
Topan umum terjadi di Pasifik Barat Laut, sedangkan siklon menjadi istilah badai yang terjadi di Pasifik Selatan dan Samudera Hindia.
Â
5. Tanah Longsor
Bencana alam paling mematikan kelima adalah tanah longsor atau landslide. Tanah longsor merupakan pergerakan sejumlah besar batu, puing-puing atau tanah menuruni lereng. Meskipun begitu, tanah longsor tidak hanya mencakup material-material itu saja.
Tanah longsor dapat berupa lumpur dan juga bebatuan. Hampir setiap tanah longsor memiliki faktor pemicu yang berbeda, seperti perubahan ketinggian air, erosi, gempa bumi, aktivitas gunung berapi, sampai juga disebabkan oleh aktivitas manusia.
Tanah longsor juga bisa terjadi di mana saja. Umumnya kejadian ini terjadi di tempat seperti daerah perbukitan, pegunungan, atau daerah yang rentan terhadap gempa bumi. Risiko tanah longsor jauh lebih tinggi di daerah pegunungan yang memiliki jumlah populasi padat.
Ada juga tanah longsor yang terjadi di bawah laut atau disebut sebagai tanah longsor bawah laut. Tidak jarang kejadian ini akan memicu bencana besar lain, yaitu tsunami. Ini mengartikan setiap bencana dapat menyebabkan bencana yang lain untuk terjadi.
Advertisement