Sukses

One K(c)ost, Tawaran Gen Z untuk Solusi Pengelolaan Sampah Plastik dan Pemberdayaan Ekonomi Sirkular

Melalui Forum Diskusi Solusi Pengumpulan Sampah Plastik, Liputan6.com bersama dengan Chandra Asri Petrochemical mengajak anak muda tingkatkan atensi terhadap pengelolaan sampah plastik dan ekonomi sirkular.

Liputan6.com, Jakarta - Plastik telah menjadi bagian dari kehidupan modern. Banyak sekali produk di sekitar kita yang memanfaatkan plastik, apapun bentuk dan fungsinya. 

Pertumbuhan konsumsi plastik yang signifikan, perlu dimbangi dengan upaya untuk mengelola sampah plastik. Maklum, sampah dari kegiatan konsumsi tidak saja menjadi problem yang bersifat lokal, melainkan sudah menjadi sorotan di seluruh masyarakat dunia.

Bicara isu plastik bekas pakai, sudah banyak inovasi dan penemuan baru yang mencoba untuk memecahkan permasalahan lingkungan terkait. Tapi pasti masih ada ide-ide segar baru yang akan bermunculan. 

Melalui Forum Diskusi Solusi Pengumpulan Sampah Plastik, Rabu (23/11/2022), Liputan6.com bersama dengan Chandra Asri Petrochemical mengajak anak muda tingkatkan atensi terhadap pengelolaan sampah plastik dan ekonomi sirkular. Diskusi diikuti 25 mahasiswa dari beragam universitas di Pulau Jawa.

Bahan plastik tidak cukup dipikirkan sampai penggunaannya saja. Sampahnya pun harus dikelola dari awal hingga akhir.

“Ketika kita memilih untuk menggunakan plastik, kita juga harus bertanggung jawab atas sampah yang dihasilkannya,” ucap Jinnan F. Batubara, Corporate Communication Officer PT Chandra Asri Petrochemical Tbk, dalam sambutannya di Forum Diskusi tersebut.

Chandra Asri Petrochemical dikenal sebagai salah satu perusahaan petrokimia terbesar di Indonesia yang menggabungkan teknologi keberlanjutan. Dalam perjalanannya mendukung keberlanjutan, Chandra Asri kerap mengajak pihak nelayan untuk mengumpulkan sampah sambil mencari ikan. Sampah plastik yang terkumpul selanjutnya dibawa ke pengelola sampah terpadu yang bekerja sama dengan Chandra Asri.

Adapun hasil penjualannya kemudian akan dikembalikan ke masyarakat.

 

2 dari 4 halaman

Mengubah Kesadaran Tentang Arti Sampah

Sebelum masuk sesi diskusi, Casey, VP of Marketing Octopus Indonesia, memaparkan cara kerja sistem ekonomi sirkular. Prosesnya di mulai dari pengumpulan plastik bekas yang dihitung berdasarkan berat per kilogram. Setelah plastik bekas pakai terkumpul, user atau pengguna aplikasi, harus mengemas dan membersihkannya untuk kemudian diambil oleh pengangkut sampah yang biasa mereka sebut sebagai pelestari. Octopus sendiri merupakan sebuah circular economy platform start up.

Dalam menanamkan kesadaran mengumpul, memilah, dan mengelola sampah, kalimat sampah pun turut diganti untuk memberikan pandangan yang berbeda.

Alih-alih menggunakan istilah sampah plastik, penggunaan kata plastik bekas pakai dapat menjadi cara baru untuk mengubah mindset bahwa plastik sisa masih memiliki nilai tinggi, meskipun merupakan sisa konsumsi tiap individu.

Baik Octopus maupun Chandra Asri menuturkan bahwa di balik “bekas” penggunaan plastik, sisa plastik yang masih berada di tangan kita dapat menjadi pilihan untuk mengelolanya menjadi sisa plastik bernilai tinggi. Hal ini menjadi pikiran yang dapat ditanamkan untuk memulai langkah baru turut serta melestarikan lingkungan, tanpa harus pergi ke tempat kotor terlebih dahulu.

Untuk menanamkan kesadaran ini, Octopus mencoba merangkul masyarakat dengan memberikan produk yang juga merupakan hasil dari pengelolaan plastik bekas pakai yang sukses dikelola dan dikembangkan.

3 dari 4 halaman

Kerja Sama Semua Pihak

Saat ini penggunaan plastik yang masif menjadi isu yang perlu diperhatikan oleh seluruh pihak.

Collecting sampah plastik masih menjadi isu yang sulit, karena itu kan memang harus dari sinergi pemerintah, kita semua, dan tentunya di mulai dari rumah,” ujar Jinnan.

Untuk itu, Chandra Asri memaparkan bahwa generasi muda, salah satunya, dapat turut berkontribusi dalam memberikan ide baru untuk terus menggalangkan kehidupan berkelanjutan.

Kreativitas anak muda tentunya dapat menjadi tombak dalam mengelola sampah dan menjalankan ekonomi sirkular dari sampah plastik itu sendiri.

Senada dengan Chandra Asri, Octopus yang merupakan platform dalam bidang lingkungan dan ekonomi juga mengajak masyarakat untuk berperan aktif mengumpulkan plastik bekas pakai. Ada beberapa feedback yang diberikan seperti poin yang dapat ditukarkan dengan barang baru, seperti earphone dan laptop. 

4 dari 4 halaman

Ide Segar Generasi Z

Dikenal dengan memiliki ide yang out of the box, Chandra Asih kemudian mengajak anak muda alias generasi Z untuk turut memberikan ide baru dalam mengumpulkan dan mengelola plastik bekas pakai.

Beragam ide muncul simultan dalam diskusi tersebut. Tak lebih dari 30 menit, ide-ide pengumpulan dan pengelolaan sampah plastik tercetus. Mulai dari penamanan kesadaran di lingkungan kampus, pemikiran mengubah plastik bekas pakai menjadi mebel, hingga cara collecting sampah plastik saat ada acara dengan jumlah besar pengunjung. 

Ide-ide cemerlang tersebut dipaparkan para mahasiswa secara komprehensif. Mulai dari melihat latar belakang permasalahan, membidik potensi pasar, hingga solusi dalam pengumpulan dan pengelolaan sampah plastik, termasuk bagaimana mereka mempromosikan program. 

Ide paling menarik dilontarkan kelompok yang terdiri dari Immanuella Devina (Universitas Atma Jaya/FISIP), Hani Safanja (UPNVJ/FISIP), Ine Vania Putri (Universitas Pendidikan Indonesia), Sefan Angeline (Universitas Pancasila), dan Muhammad Farhan (Universitas Mercu Buana). Idenya tentang menggalang isu pengelolaan plastik bekas pakai di lingkungan kost.

Konsepnya dinamakan One K(c)ost. Interaksi dan keterlibatan seluruh pihak di lingkungan kost, bahkan lingkungan RT dan RW, diharapkan dapat mengumpulkan dan mengelola sampah plastik rumah tangga kost yang ditempati oleh banyak penghuni.