Sukses

Cerita Awal Mula Kedekatan Luhut Binsar Pandjaitan dengan Presiden Jokowi

Menko Luhut Panjaitan berbagi kisah mengenai awal kedekatannya dengan Presiden Jokowi, seperti apa?

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi atau Menko Marves, Luhut Binsar Pandjaitan, bercerita, kedekatannya dengan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo sudah dimulai lebih dari 12 tahun lalu.

Luhut bercerita, pertemuan pertama Luhut Binsar Pandjaitan dengan Jokowi yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Saat itu Luhut masih menjadi pengusaha bidang energi dan Jokowi merupakan seorang pengusaha mebel.

"Saya juga enggak pernah terbayang kami bertemu dan akan berkawan seperti ini. Saya bertemu beliau itu kira-kira lebih dari 12 tahun lalu. Ya waktu saya jadi pengusaha, beliau juga pengusaha, pengusaha mebel, saya pengusaha energi," kata Luhut Binsar Pandjaitan dalam live streaming Gen Z dan Menko Marves Luhut B. Pandjaitan yang diadakan Liputan6.com, Kamis (24/11/2022).

Singkat cerita, pertemuan tersebut berasal dari keresahan Luhut saat mengalami konsesi hutan yang kemudian Luhut ceritakan kepada anak bungsunya, Kerri Pandjaitan. 

Kerri mengatakan Luhut tidak boleh merusak lingkungan dengan menebang kayu secara sembarangan. Saat itu, di Inggris tempat Kerri melanjutkan studi, juga mencela perbuatan seperti itu.

"Dad kamu jangan anu ya sampai merusak lingkungan gitu, motong-motong kayu itu nanti enggak bagus buat lingkungan. Di Inggris itu kita banyak dicela kayak gitu-gitu," ujar Luhut Pandjaitan sambil menirukan perkataan anak bungsunya, Kerri Pandjaitan.

Penasaran kelanjutan kisah pertemuan Luhut Binsar Pandjaitan dengan Joko Widodo/ Jokowi? Langsung simak artikel berikut:

**Liputan6.com bersama BAZNAS bekerja sama membangun solidaritas dengan mengajak masyarakat Indonesia bersedekah untuk korban gempa Cianjur melalui transfer ke rekening:

1. BSI 900.0055.740 atas nama BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional)2. BCA 686.073.7777 atas nama BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional)

2 dari 4 halaman

Luhut Cari Partner Kerja saat Masih Menjadi Pengusaha Energi

Saat Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi atau Menko Marves, Luhut Binsar Pandjaitan mengalami konsesi hutan, Luhut bercerita kepada anak bungsunya, Kerri Panjaitan.

Luhut kemudian meminta salah satu direkturnya, Bambang untuk mencari partner kerja yang dapat membuat end product kayu dengan cara memotong kayu yang benar.

"Terus akhirnya saya pikir bener juga nih saran anak saya yang paling kecil ini. Saya bilang sama satu direktur saya 'eh kamu cariin dulu partner saya siapa yang bisa bikin end product dari kayu yang ada, jadi dipotong dengan bener',” ujar Luhut.

Setelah dicari, ternyata mitra yang diperkenalkan adalah Jokowi yang kala itu masih menjadi pengusaha mebel. 

"Akhirnya dicari-cari ketemulah Pak Jokowi. Dia (direktur perusahaan Luhut) bilang itu temen saya sekolah pak di UGM dulu, gitu. Ya Pak Bambang namanya ini (direktur), Pak Bambang ini bilang 'ada'. Yaudah Mas Bambang kenalin aja sama beliau gitu," kata Luhut, menceritakan.

Siapa sangka teman yang dibawa Bambang adalah Jokowi yang kini merupakan orang nomor satu di Indonesia. Bambang membawa Jokowi untuk bertemu dengan Luhut antara hari Selasa atau Rabu saat itu.  

"Ya terus pendek cerita dia (Bambang) bawalah Pak Jokowi ke saya, waktu hari Selasa atau Rabu gitu. Ya kami bertemulah berkenalan ya itulah mulai perkenalan saya sama beliau (Jokowi)," ucap Luhut.

3 dari 4 halaman

Janji Menko Luhut ke Cucu

Sebelumnya, Luhut Binsar Pandjaitan telah berjanji untuk membuat kebijakan yang bermanfaat terkait transisi energi demi masa depan generasi selanjutnya. Hal ini pun juga ia janjikan kepada cucu perempuan tertuanya, Faye Simanjuntak.

"Tahun lalu, saya berjanji kepada cucu perempuan tertua saya, Faye, bahwa saya akan membuat kebijakan yang akan bermanfaat bagi generasi selanjutnya. Dia adalah pengingat terkuat yang saya miliki," ujar Luhut dalam konferensi pers bersama media di Nusa Dua, Selasa (15/11/2022).

Dalam hal ini, Luhut bermaksud bahwa pemerintah berupaya membuat kebijakan soal transisi energi yang diharapkan bisa membawa manfaat baik.

Namun, ia turut mengatakan bahwa dalam membuat perubahan tersebut, diperlukan kerja sama antara pihak pemerintah dan swasta. Diharapkan, kolaborasi yang terjadi bisa membantu prosesnya menjadi lebih efektif. 

"Kemitraan transisi energi yang adil adalah model kerjasama internasional yang inovatif. Sehingga dengan secara kolektif memobilisasi sektor dan upaya swasta dan publik dan kita dapat menciptakan pekerjaan yang lebih berkelanjutan adalah anak-anak kita, warga negara kita, dan generasi masa depan selama bertahun-tahun," katanya. 

 

4 dari 4 halaman

Transisi Energi Tak Boleh Mengorbankan Ekonomi Kita

Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan komitmen dalam proses transisi energi. Namun, itu tidak boleh sampai mengorbankan tingkat ekonomi.

Dia mengatakan kalau perubahan iklim merupakan keadaan darurat global. Isu internasional ini, menurutnya tak bisa lagi diabaikan.

"Dalam perubahan iklim dunia saat ini, perubahan iklim merupakan keadaan darurat global. Isu internasional yang tidak bisa kita abaikan lagi. Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, indonesia memiliki peran penting dalam menghindari dampak terburuk perubahan iklim terhadap negara kita atau manusia dan lingkungan," kata dia dalam konferensi pers di Bali, yang dipantau virtual, Selasa (15/11/2022).