Sukses

Buktikan Perekonomian Indonesia Membaik, Menko Luhut: Tiongkok Senang, Indonesia Senang

Menko Luhut beberkan masalah investasi Indonesia-China yang banyak menjadi buah bibir masyarakat.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) RI, Luhut Binsar Pandjaitan kembali menegaskan terkait hubungan kerja sama Indonesia-Tiongkok 

Menyusul berbagai tudingan yang menyebut bahwa China adalah negara yang mendikte Indonesia dan mengatur jalannya ekonomi Indonesia. 

Dalam live streaming 'Gen Z Project Liputan6.com' pada Kamis (24/11) Menko Luhut menegaskan bahwa hal tersebut tidak benar. Hubungan Indonesia-Tiongkok adalah hubungan sama-sama untung. 

"Tiongkok senang, kita senang. Tidak ada Tiongkok ngatur-ngatur kita. Itu tidak pernah," kata Luhut. 

Luhut juga menegaskan bahwa selain China, tidak ada satu pun negara yang dapat mendikte Indonesia karena Indonesia adalah negara berdaulat. 

"Saya bicara kemarin di B20 Bali ‘Dont try to dictated Indonesia. No single country can dictated Indonesia’. Tidak ada yang bisa mendikte negara sebesar ini," katanya.

"Saya juga orangnya tidak pernah mau didikte siapa pun dan tidak pernah mau bergantung sama siapa pun. Jadi, entah itu Tiongkok, Inggris, atau yang lainnya, tidak ada satu pun yang mendikte kita. Kita harus sama tinggi. Kita untung kamu untung," Luhut menambahkan.

Luhut juga mengungkapkan bahwa salah satu investor yang memang menuruti keinginan Indonesia, ada di Tiongkok.

Bahkan hubungan diplomatik Indonesia-China yang telah berjalan lebih dari 60 tahun kini terlihat makin erat karena menghasilkan banyak peningkatan di berbagai sektor, salah satunya investasi. 

"Kita dapet investor dai mana yang mudah dan menuruti mau kita sekitar enam atau tujuh tahun lalu? Ya dari Tiongkok," kata Luhut.

Luhut Panjaitan juga melihat bahwa hubungan Indonesia-China hingga hari ini mebawa banyak keuntungan bagi Indonesia karena RI menjadi salah satu negara dengan ekonomi terbaik di dunia. 

2 dari 4 halaman

Syarat Investasi di Indonesia

Luhut menegaskan bahwa Tiongkok adalah salah satu negara yang memenuhi prasyarat arus investasi Indonesia. 

Data pada 2022 menunjukkan bahwa pada triwulan pertama 2022, total investasi Tiongkok meningkat 40 persen. Hal tersebut cukup membuktikan komitmen investasi Tiongkok untuk Indonesia.

"Tiongkok itu yang mau saya bilang 'Kalian kalau investasi di indonesia harus bawa teknologi yang terbaik dan harus menggunakan pekerja-pekerja Indonesia'," katanya. 

Walaupun pada lima tahun pertama investasi Tiongkok ke Indonesia masih banyak pekerja Tiongkok di proyek investasi tersebut, Luhut percaya bahwa di tahun keenam dan selanjutnya akan berkembang.

"Lima tahun pertama saya percaya, tidak apa-apa pakai banyak pekerja dari kalian. Tapi, kalian bisa bikin pendidikan di situ. Politeknik misalnya, supaya anak anak sekitarnya nanti bisa sekolah," ujar pria yang akrab disapa Opung. 

Selain itu, prasyarat lain yang harus dipenuhi oleh China adalah mereka harus ramah lingkungan, transfer teknologi, dan menerapkan model business to business (B2B).

3 dari 4 halaman

Investasi Tiongkok

Pada 2021 investasi Tiongkok di Indonesia diketahui mencapai 3,2 miliar Yuan dan membuat Tiongkok menjadi investor terbesar ketiga di Indonesia.

Baru-baru ini juga diketahui China-Indonesia memperbarui MoU tentang Jointly Promoting Cooperation in the Framework on the Silk Road Economic Belt and 21st Century Maritime Silk Road Initiative (BRI) dan Global Maritime Fulcrum (GMF).

Kedua belah pihak juga mengumumkan akan melakukan kerja sama yang mendalam dan berkualitas melalui sinergi pada BRI dan GMF.

Selain dalam bidang Investasi, China juga menjadi salah satu pendukung bagi mitigasi COVID-19 Indonesia. China-Indonesia dalam ranah COVID-19 bekerja sama dalam hal pengobatan, vaksin, serta pembangunan pusat riset herbal di Danau Toba, Sumatera.

China juga berkomitmen untuk mendukung kerja sama kesehatan di Indonesia dalam merespon COVID-19.

Baru-baru ini, Indonesia bekerja sama dengan BGI Group dari China dan memulai proyek genom pertamanya, Biomedical and Genomic Science Initiative (BGSi) selama pandemik COVID-19.

4 dari 4 halaman

Perekonomian Indonesia Hari Ini

Bukti dari adanya investasi Tiongkok di Indonesia bisa dilihat dari jarak defisit neraca perdagangan Indonesia dengan Tiongkok yang terus mengalami penyusutan dalam dua tahun terakhir.

Tercatat, nilai defisit perdagangan Indonesia dengan China berhasil ditekan menjadi kurang dari USD 2 miliar.

Secara angka, defisit perdagangan antara Indonesia dengan Tiongkok pun terus menurun dari 17 miliar dolar AS pada 2019 menjadi hanya 2,5 miliar dolar AS pada 2021.

Tiongkok juga merupakan tujuan utama ekspor Indonesia dan produk ekspor Indonesai ke Tiongkok kini makin terdiversifikasi. 

Ekonomi Indonesia juga kini mampu tumbuh sekitar lima persen, kembali seperti sebelum pandemi COVID-19 terjadi.

Lalu, surplus neraca perdagangan Oktober 2022 mencapai USD 5,7 miliar, meningkat dibandingkan bulan sebelumnya. Tren surplus terus berlanjut hingga memasuki bulan ke-30.

Surplus dari neraca perdagangan ini secara kumulatif sudah mencapai USD 45,5 miliar Januari hingga Oktober. Ini jauh lebih tinggi dibandingkan tahun lalu yang hanya USD 30,9 miliar.

Perkembangan positif tersebut dinilai dapat menimbulkan tambahan atau daya tahan terhadap perekonomian Indonesia di tengah gejolak perekonomian global.