Liputan6.com, Jakarta - Emosi merupakan bentuk reaksi yang dialami manusia dalam menanggapi situasi atau kejadian tertentu. Emosi yang dialami manusia memiliki pengaruh yang kuat terhadap kehidupan mereka sehari-hari. Jenis emosi yang dirasakan kemudian dipicu oleh keadaan atau kejadian yang terjadi.
Layaknya memegang remot kontrol, emosi dapat memengaruhi cara kita membuat keputusan berdasarkan perasaan yang sedang kita rasakan saat itu.
Baca Juga
Selain itu, emosi juga membuat kita menentukan suatu aktivitas dan hobi karena kita menyukai emosi yang kita rasakan saat melakukan kegiatan tersebut.
Advertisement
Oleh karena itu, memahami emosi dapat memberikan kita banyak keuntungan. Salah satunya adalah membantu kita menghadapi kehidupan dengan lebih stabil dan dalam kendali.
Definisi mengenai emosi dijelaskan dalam buku yang ditulis oleh Don Hockenbury dan Sandra E. Hockenbury bertajuk "Discovering Psychology."Â Emosi adalah keadaan psikologis yang kompleks dan melibatkan tiga komponen berbeda: pengalaman subjektif, respons fisiologis, dan respons perilaku atau ekspresif.
Para peneliti juga mengklasifikasikan emosi ke dalam berbagai jenis, dengan deskripsi dan keluasan jenis emosi yang berubah seiring waktu. Di samping itu, terdapat berbagai teori terhadap tipe-tipe emosi yang dirasakan manusia.
Melansir dari Very Well Mind, Kamis (24/11/2022), seorang psikologis Paul Ekman menetapkan enam tipe emosi universal. Emosi-emosi tersebut di antaranya adalah kebahagiaan (happiness), kesedihan (sadness), ketakutan (fear), rasa muak (disgust), kemarahan (anger), dan kejutan (surprise).
Beberapa emosi lebih disukai oleh banyak orang karena memberikan mereka kepuasan. Seperti kebahagiaan, banyak orang yang berjuang untuk kebahagiaan, karena ini adalah emosi yang menyenangkan disertai dengan rasa sejahtera. Emosi ini sering diekspresikan dengan senyum sebagai salah satu ciri raut wajah ceria. Emosi ini memberikan aura positif kepada setiap manusia.
Namun, ada juga perasaan yang memberikan aura yang buruk, seperti kemarahan. Emosi ini diekspresikan dengan dahi yang mengerut, bibir yang membentuk garis lurus, sampai berteriak. Kemarahan membuat manusia melakukan hal-hal yang bisa membahayakan diri sendiri juga orang lain.
Agar lebih memahami apa itu emosi, terdapat tiga elemen kunci dari emosi, yaitu pengalaman subjektif (subjective experience), respons fisiologis (physiological response), dan respons perilaku (behavioral response).
1. Pengalaman Subjektif (Subjective Experience)
Berdasarkan situs Very Well Mind, selain memercayai bahwa sejumlah emosi universal dasar yang dialami oleh orang-orang di seluruh dunia tanpa memandang latar belakang atau budaya, para peneliti juga percaya pengalaman emosi setiap manusia itu bersifat subjektif.
Meskipun setiap manusia sama-sama merasakan emosi yang sama, tidak mengartikan semua emosi itu sama. Saat satu orang merasa marah, kemarahan yang dia rasakan tidak tentu sama dengan amarah yang dirasakan orang lain.
Sudah menjadi hal umum ketika emosi yang dirasakan bercampur aduk dengan berbagai keadaan atau situasi yang kita alami dalam sehari-hari. Kita juga bisa merasakan lebih dari satu emosi dalam secara bersamaan, emosi-emosi ini juga dapat berkembang dan berubah dari satu emosi ke emosi yang lain.
Advertisement
2. Respons Psikologis (Physiological Response)
Emosi juga dapat menyebabkan reaksi fisiologis yang kuat. Jika pernah merasakan jantung yang berdetak cepat dan merasakan mual saat merasa takut, hal ini merupakan reaksi yang ditunjukkan tubuh kita saat emosi yang dirasakan sangat kuat.
Hal ini dikendalikan oleh sistem saraf otonom. Sistem saraf ini mengendalikan seperti aliran darah dan sistem pencernaan tubuh manusia. Selain itu, ada juga sistem saraf simpatik yang bertugas mengontrol reaksi tubuh untuk melawan atau kabur dari suatu keadaan yang membuat kita merasa terancam.
Mengenai elemen satu ini, para peneliti sempat melakukan penelitian terhadap peran otak terhadap emosi manusia. Mereka melakukan pemindaian otak yang menunjukkan amigdala, suatu area di otak dan merupakan bagian dari sistem limbik, berperan penting terhadap emosi manusia, khususnya rasa takut.
3. Respons Perilaku (Behavioral Response)
Elemen terakhir ini menjadi elemen yang paling terkenal, yaitu ekspresi yang disebabkan oleh emosi. Disadari atau tidak, kita banyak menghabiskan waktu untuk menebak perasaan orang lain dengan mengamati ekspresi wajah mereka.
Kemampuan kita untuk memahami ekspresi wajah secara akurat berhubungan dengan yang disebut sebagai kecerdasan emosional atau emotional intelligence dalam dunia psikologi.
Hal ini memainkan peran besar dalam mengontrol bahasa tubuh manusia secara keseluruhan, yang seringkali dilakukan secara tidak sadar. Norma-norma sosiokultural di setiap daerah juga berperan dalam cara manusia mengekspresikan dan menafsirkan emosi.
Advertisement