Liputan6.com, Doha - Iran sukses mengalahkan Wales dengan skor akhir 2-0 pada laga Grup B Piala Dunia 2022 yang berlangsung Jumat, 25 November 2022. Pemerintah dan masyarakat Iran pun merayakan kemenangan dengan sorak-sorai dan iring-iringan suporter di sepanjang jalan perkotaan.
Video pesta kemenangan Iran diunggah seorang jurnalis bernama Ahmad Batebi di akun Twitter pribadinya, @radiojibi, yang sudah ter-verifikasi alias centang biru.
Baca Juga
Sepuluh Keputusan VAR Terburuk Sepanjang Sejarah Sepak Bola dari Liga Premier hingga Piala Dunia
Seorang Seniman Terkenal Solo yakin Timnas Indonesia Dapat Meraih Posisi Kedua dan Lolos ke Piala Dunia 2026
Patrick Kluivert Berharap Capai Prestasi Pribadi dengan Timnas Indonesia di Piala Dunia 2026, Impian Semua Orang
Namun, hal janggal juga terlihat dari video itu. Saat segerombolan yang oleh Ahmad disebut sebagai 'pasukan penindas rezim' meniup terompet dan melakukan berbagai gerakan selebrasi saat menyambut kemenangan Iran.Â
Advertisement
Melansir laman The Hindu pada Sabtu (26/11) sebelum Iran menghadapi kemenangan ini, para suporter sempat menghadapi pengunjuk rasa, tepatnya saat pertandingan Piala Dunia berlangsung di Stadion Ahmad Bin Ali. Â
Saat berada di stadion, banyak yang melakukan protes terhadap pemerintah Iran yang dinilai tidak memberikan kebebasan terhadap kaum wanita. Hal ini membuat pendukung Iran, terutama wanita merasa khawatir dengan keselamatannya.Â
Seperti yang dialami Vanya, 21 tahun, yang mengaku takut untuk kembali ke Iran setelah apa yang dialaminya saat di luar stadion.Â
"Saya benar-benar mengkhawatirkan keselamatan saya di sini,"Â katanya kepada The Hindu.Â
Selain itu, seorang wanita berumur 35 tahun bernama Maryam, takut dengan nanti yang akan dilakukan pemerintah Iran kepadanya, karena pada saat menonton pertandingan dia menuliskan 'woman life freedom' yang jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia artinya 'wanita hidup bebas'.Â
Walau sempat dicukur Inggris, Iran mampu bangkit dan menaklukkan Wales 2 gol tanpa balas. Gol tercipta di injury time babak kedua, setelah kiper Wales mendapat kartu merah.
Menggucang Mental
Saat pertandingan berlangsung pun, diketahui beberapa penggemar menerikan kata-kata 'woman, life, freedom' yang artinya 'wanita, kehidupan dan kebebasan' dan penggemar yang lain membalas dengan teriakan 'Republik Islam'.
Banyak penggemar bola khususnya kaum wanita tampak terguncang, khawatir dan takut saat pendukung pemerintah Iran, mengelilingi mereka dengan bendera nasional dan merekam aksi mereka, dengan ponselnya.Â
Selain itu, sekelompok penggemar yang memakai topi bertuliskan nama mantan pemain sepak bola Iran, Voria Ghafori yang ditangkap di Iran pada Kamis lalu.
Advertisement
Dipolitisasi
Para supporter itu beranggapan bahwa topi yang bertuliskan pemain sepak bola itu diambil oleh pendukung pemerintah Iran.Â
Hal ini memicu berbagai pendapat, seperti yang lontarkan oleh Mustafa, warga Iran berumur 40 tahun. Dia mengatakan bahwa pertandingan Piala Dunia minggu ini sangat dipolitisasi.Â
"Jelas bahwa pertandingan menjadi sangat dipolitisasi minggu ini. Anda bisa melihat orang-orang dari negara yang sama saling membenci," kata Mustafa.Â
Pertandingan Iran
Mustafa juga menambahkan bahwa kericuhan ini dipicu oleh beberapa hal termasuk penangkapan Voria.Â
"Saya pikir penangkapan Voria juga sangat memengaruhi masyarakat Iran,"Â katanya.Â
Kerusuhan di Iran dipicu oleh kematian Masha Amini, gadis 22 tahun yang menjadi tahanan polisi karena salah menggunakan jilbab, padahal pemerintah negara Iran memiliki aturan yang ketat soal jilbab, dan ini masih menjadi pertentangan hingga saat ini.Â
Advertisement