Liputan6.com, Jakarta - Baru-baru ini, CEO Twitter, Elon Musk, berseteru dengan Apple dan mengancam mencabut Twitter dari App Store.
Elon mengatakan bahwa Apple telah banyak menghentikan Twitter Ads, dan menyebut Apple membenci 'kebebasan berbicara'.
Baca Juga
Hal tersebut dilandasi oleh kicauan Elon Musk di akun Twitter pribadinya, @elonmusk pada Selasa, 29 November 2022.
Advertisement
"Apple sebagian besar menghentikan iklan di Twitter. Apakah mereka membenci kebebasan berbicara di Amerika?,"
kicau Musk.
Hingga berita ini dibuat, sebanyak 53ribu akun telah menyebarkan tuit tersebut dan 494ribu akun menyukainya (likes).
Tak lama kemudian, Elon Musk kembali berkicau guna merespons tuit dari akun @WatcherGuru mengenai Apple yang disebut mengenakan pajak 30 persen untuk semua yang dibeli di App Store.
"Tahukah Anda bahwa Apple diam-diam mengenakan pajak 30 persen untuk semua yang Anda beli melalui App Store mereka?,"
tulis @elonmusk lagi.
Bahkan, dengan penuh percaya diri, orang terkaya tersebut mengatakan bahwa dia akan membuat ponsel sendiri apabila Apple dan Google benar-benar menghapus Twitter dari toko digital mereka, App Store dan Play Store, seperti dikutip dari laman 9to5mac pada Selasa (29/11)
"Saya tentu berharap tidak sampai seperti itu. Akan tetapi jika tidak ada pilihan lain, ya, saya akan membuat ponsel alternatif,"
kicau Elon.
Dikutip dari Macrumors, salah seorang petinggi Apple yang bertanggung jawab untuk App Store, Phil Schiller diketahui telah menonaktifkan akun Twitter pribadinya setelah pengambilalihan Musk.
Ini bisa jadi sebuah sinyal bahwa Apple tidak senang dengan arah yang dituju Twitter, yang dapat menyebabkan bentrokan tambahan terkait moderasi di masa mendatang.
Pertikaian Elon Musk dan Apple pun tersirat di kicauannya yang lain. Musk bahkan menuding Apple telah mengancam akan 'menahan' Twitter dari App Store-nya.
Elon Musk
Elon Musk kemudian menerbitkan jajak pendapat yang menanyakan apakah Apple harus 'mempublikasikan semua tindakan sensor' yang diambil yang berdampak pada pelanggan, dan dia mulai me-retweet konten dari perusahaan-perusahaan yang telah diajak berdiskusi tentang moderasi oleh Apple.
Dia juga me-retweet video parodi 1984 dari Epic Games yang menyarankan Apple memiliki monopoli App Store.
"Accurate" tulis Elon Musk dalam Retweet @WSBChairman tentang parodi Fortnite yang memanggil Monopoli Apple
"Fortnite membuat video parodi tahun 1984 yang menyebut monopoli Apple." tulis akun @WSBChairman di Twitter.
Â
Advertisement
Kontroversi Musk dengan Iklan Berbasis Twitter
Sejak Elon Musk mengambil alih Twitter, para pengiklan telah menarik kembali kampanye iklan berbasis Twitter karena pendekatan Elon terhadap moderasi dan pengaktifan kembali akun-akun yang sebelumnya ditangguhkan dan dilarang, seperti akun mantan Presiden AS, Donald Trump.
Musk mengeliminasi lebih dari separuh karyawan Twitter selama beberapa minggu terakhir, termasuk banyak yang menangani pembuatan kebijakan dan moderasi konten.
Hal ini telah menyebabkan masalah dengan pengiklan, terutama setelah peluncuran langganan Twitter Blue seharga $8 yang termasuk verifikasi akun. Pengguna Twitter dengan cepat mengetahui bahwa mereka dapat membayar $8 untuk meniru akun dan perusahaan terkenal, yang menyebabkan kekacauan di platform.
Kebijakan Twitter Blue ini dianggap sangat tidak efektif karena banyaknya akun palsu dan penyalah gunaan tentang Twitter Blue yang murah.
Â
Laporan Twitter yang Semakin Kacau dan Kerugian Twitter
Pekan lalu, organisasi nirlaba Media Matters merilis laporan yang menunjukkan bahwa Twitter telah kehilangan setengah dari 100 pengiklan teratasnya.
Para pengiklan ini menghabiskan $ 2 miliar pada tahun 2020 dan lebih dari $ 750 juta pada tahun 2022, sehingga Twitter menghadapi kerugian besar dalam pendapatan iklan.
Perusahaan seperti AT&T, CNN, Dell, Allstate, DirecTV, HP, Nestle, Coca-Cola, Verizon, General Mills, Volkswagen, Wells Fargo, dan lainnya tidak lagi menjalankan iklan Twitter.
Musk telah berusaha membujuk para pengiklan untuk tetap berada di platform, sampai-sampai secara pribadi menelepon CEO dari beberapa merek, menurut Financial Times.
Musk telah "mencaci maki" perusahaan yang telah menarik diri dari iklan Twitter, membuat beberapa perusahaan mengurangi pengeluaran seminimal mungkin untuk "menghindari konfrontasi lebih lanjut" dengan Musk, yang telah memperjuangkan "kebebasan berbicara" dan "debat sipil" di platform tersebut.
Advertisement