Liputan6.com, Jakarta - Eden Hazard menepis kontroversi seputar kampanye timnas Belgia Piala Dunia 2022 yang mengecewakan. Dia mengatakan bahwa tidak ada pertengkaran sama sekali di antara sesama anggota tim meskipun ada rumor tentang perkelahian antar pemain di ruang ganti.
Eden Hazard juga mengungkapkan timnas Belgia hanya mengadakan pertemuan untuk membahas pertandingan mereka yang akan datang melawan Kroasia, pada Kamis, 1 Desember 2022.
Selanjutnya, penyerang berusia 31 tahun itu pun membantah komentar Kevin De Bruyne yang muncul dalam wawancara di media The Guardian, di mana sang gelandang menyebut Belgia "terlalu tua" untuk menjuarai turnamen tersebut.
Advertisement
"Kadang-kadang dalam sebuah wawancara Anda mengatakan hal-hal lucu, Anda tidak sungguh-sungguh", kata Eden Hazard saat konferensi pers di tempat latihan Belgia, dikutip dari Marca, Rabu (30/11).
"Saya pikir dia hanya ingin mengatakan bahwa kami lebih tua dari empat tahun lalu, dan dia benar, kami lebih tua," bebernya lagi.
Seperti diketahui, timnas Belgia memulai pertandingan perdananya meraih kemenangan dengan susah payah 1-0 atas Kanada, disusul kekalahan memalukan 0-2 dari Maroko sehingga mereka terjun ke posisi tiga dari peringkat pertama di Grup F.
Kini, Kevin de Bruyne Cs fokus untuk meraih kemenangan saat menghadapi finalis Piala Dunia 2018 Kroasia nanti jika mereka ingin lolos ke babak 16 besar. Seandainya tidak lolos maka catatan tersebut menyamai catatan mereka di Piala Dunia 1998 karena saat itu timnas Belgia harus pulang lebih cepat.
**Liputan6.com bersama BAZNAS bekerja sama membangun solidaritas dengan mengajak masyarakat Indonesia bersedekah untuk korban gempa Cianjur melalui transfer ke rekening:
1. BSI 900.0055.740 atas nama BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional)
2. BCA 686.073.7777 atas nama BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional)
Awal Mula Pertengkaran di Skuad Belgia
Seperti dilansir dari RTL Sport, tensi panas di skuad Belgia diklaim mencapai puncaknya ketika De Bruyne, Vertonghen, dan kapten Eden Hazard saling meluapkan amarah di antara mereka bertiga.
Tiga pemain senior di skuad Belgia itu diklaim terlihat dalam adu mulut sengit di ruang ganti seusai kekalahan dari Maroko. Romelu Lukaku pun sampai harus turun tangan memisahkan pertikaian ketiga pemain tersebut.
Advertisement
De Bruyne Curhat Pasca Kekalahan dari Maroko
Kevin De Bruyne curhat setelah Belgia dipermalukan Maroko 0-2 pada matchday kedua Grup F Piala Dunia 2022, Minggu (27/11) kemarin. Dia menyebut pesimis jika timnas Belgia bisa menjuarai kompetisi terbesar di planet bumi tersebut. Baginya, skuad yang dibawa oleh Roberto Martinez sudah uzur alias tua.
Sebelumnya, Belgia merupakan salah satu tim yang difavoritkan melaju ke babak tertinggi di Piala Dunia 2022. Sebab, ini adalah kesempatan terakhir bagi generasi emas The Red Devils.
Menurut De Bruyne, skuad yang terlalu tua sangat tidak mungkin untuk bersaing dan menjadi juara di Piala Dunia 2022. Ia menilai momentum Timnas Belgia sebenarnya terjadi pada Piala Dunia 2018.
"Saya pikir peluang kami adalah 2018. Kami memiliki tim yang bagus, tetapi sekarang kami sudah menua. Kami kehilangan beberapa pemain kunci. Kami memiliki beberapa pemain baru yang bagus, tetapi mereka tidak berada di level pemain lain di tahun 2018," kata pemain Manchester City itu, dikutip dari Eurosport.
Rahasia Maroko Kalahkan Belgia
Memang cukup mengejutkan, timnas Belgia dipencundangi oleh timnas Maroko dengan skor 0-2. Dua gol kemenangan Maroko dilesatkan oleh Abdelhamid Sabiri dan Zakaria Aboukhal. Hasil Kemenangan ini membuat peluang Maroko untuk lolos ke babak 16 besar terbuka lebar.
Selanjutnya, kedua tim itu memiliki perbedaan jauh dalam hal peringkat FIFA. Belgia sendiri bertengger peringkat kedua, sedangkan Maroko di posisi ke-22. Selain peringkat, secara kualitas pun tentu Belgia di atas Maroko.
Lantas, apa rahasia keberhasilan Maroko permalukan Belgia? Pelatih Maroko, Walid Regragui, mengungkap bahwa timnya sudah tahu kelemahan dari kiper Belgia Thibaut Courtois.
Ia menilai Courtois sering longgar menjaga tiang dekat terutama saat tendangan bebas. Analisis Regragui terbukti jitu. Bisa dilihat dari proses gol kedua Maroko menyasar ke tiang dekat kala Aboukhal menyambar umpan tarik Hakim Ziyech dari sisi sayap.
"Kami memiliki pengambil tendangan bebas yang bagus dan kami melihat bahwa di tiang dekat Courtois terkadang terlalu percaya diri. Dia adalah penjaga gawang yang tinggi dan terkadang dia meninggalkan sedikit ruang di tiang dekat, dan itulah yang terjadi," kata Regragui, dikutip dari Telegraph.
Advertisement