Sukses

Top 3: Piala Dunia 2022 Bakal Jadi Penampilan Terakhir Para Pesepakbola Ini

Artikel tentang pesepakbola yang menjadikan Piala Dunia 2022 sebagai Piala Dunia terakhir mereka menjadi yang terpopuler di kanal Citizen6-Liputan6.com.

Liputan6.com, Jakarta Para pesepakbola tentunya mengincar kejayaan dengan memenangkan Piala Dunia 2022 di Qatar, yang saat ini sudah berlangsung. Faktanya, ada beberapa pesepakbola yang mengklaim bahwa pesta sepak bola dunia kali ini akan menjadi panggung terakhir mereka. 

Artikel tentang pesepakbola yang menjadikan Piala Dunia 2022 sebagai Piala Dunia terakhir mereka menjadi yang terpopuler di kanal Citizen6-Liputan6.com. Disusul dengan artikel tentang pria bawa bendera LGBT di laga Portugal vs Uruguay bawa pesan ini.

Sementara itu artikel ketiga terpopuler tentang presiden dan dewan Juventus yang hengkang berjamaah.

Berikut Top 3 Citizen6:

1. Piala Dunia 2022 Bakal Jadi Penampilan Terakhir 7 Pesepakbola Ini

Melansir laman The Daily Star, Selasa (29/11/22) berikut 7 pemain sepak bola dunia yang akan menjadikan Piala Dunia sebagai turnamen terakhirnya. Di antaranya adalah:

1. Cristiano Ronaldo, Portugal

 Di usia 37 tahun, Ronaldo berada di masa senja karirnya. Dia telah memenangkan banyak trofi baik di level klub maupun sebagai bagian dari tim nasional, bersama dengan banyak penghargaan pribadi.

Sejak Piala Dunia pertamanya pada tahun 2006, dia telah mencetak gol di setiap turnamen, namun saat ini digadang-gadang akan menjadi penampilan terakhirnya dalam Piala Dunia 2022.

Sebab usia yang ke-37 tahun dan performa buruk yang mengejarnya, membuat ia diragukan bisa optimal di usia 41 tahun saat Piala Dunia selanjutnya yang akan dilaksanakan 4 tahun mendatang yakni Piala Dunia 2026.

2. Lionel Messi, Argentina

Bersama Ronaldo, Messi juga berpeluang memainkan Piala Dunia terakhirnya pada edisi tahun ini. Di usia 35 tahun, dia telah memberi kita momen yang kemungkinan besar tidak akan pernah terulang di sejarah sepak bola.

Meskipun tidak hanya soal usia dan ambisi, Messi sendiri pernah mengutarakan dalam sebuah wawancara bahwa ini adalah Piala Dunia terakhirnya sepanjang kariernya.

Selengkapnya...

2 dari 3 halaman

2. Laga Portugal vs Uruguay Kemasukan Pria Kibarkan Bendera LGBT, Ini 3 Pesannya untuk Dunia

Salah seorang penonton tiba-tiba saja masuk ke lapangan di tengah-tengah pertandingan laga kedua Grup H Piala Dunia 2022, Portugal vs Uruguay, yang digelar di Lusail Iconic Stadium, Lusail pada Selasa, 29 November 2022, pukul 02.00 Wib.

Peristiwa pria mengibarkan bendera LGBT terjadi pada babak kedua, tepatnya di menit ke-50-an.

Dilansir London Evening Standard pada Selasa (29/11) selama beberapa detik, pria yang diketahui bernama Mario Ferri berhasil berlari di pertandingan tersebut secara bebas, sebelum akhirnya dengan cepat dijegal petugas keamanan dan dibawa ke luar lapangan.

Kejadian seperti ini biasa terjadi di berbagai pertandingan olahraga, terlebih di sepak bola. Orang seperti Mario Ferri biasa disebut pitch invader atau penyerbu lapangan.

Biasanya pitch invader memasuki lapangan untuk melakukan beberapa hal. Pertama, untuk bertemu pemain bintang secara langsung di laga pertandingan dan kemudian meminta foto bersama atau tanda tangan.

Selengkapnya...

3 dari 3 halaman

3. Presiden dan Seluruh Dewan Juventus Hengkang Berjemaah, Ada Apa?

Kabar mengejutkan dari raksasa Serie A, Juventus. Presiden, Andrea Agnelli; Wakil Presiden, Pavel Nedved; dan delapan direksi lainnya secara serentak mengundurkan diri per Senin, 28 November 2022, waktu setempat.

Delapan direksi tersebut di antaranya Maurizio Arrivabene, Laurence Debroux, Massmimo Della Ragione, Katryn Fink, Daniela Marilungo, Francesco Roncaglio, Giorgio Tacchia, dan Suzanne Keywood.

Melansir dari ESPN, Selasa (23/11) disebut bahwa langkah menakjubkan yang diambil Andrea Agnelli cs mengikuti penyelidikan awal oleh Kantor Kejaksaan Umum Turin mengenai dugaan pembayaran tersembunyi kepada para pemain.

Di awal pandemi COVID-19, Juventus mengungkapkan ada 23 pemain setuju untuk memotong gaji mereka selama empat bulan guna membantu klub melewati krisis klub. Namun, para pemain mengklaim bahwa mereka hanya merelakan gajinya selama satu bulan saja.

Selengkapnya...