Sukses

6 Fakta Menarik tentang Mimpi yang Jarang Diketahui

Saat tidur, mimpi bisa datang kapan saja, berikut ini fakta menarik tentang mimpi yang mungkin belum banyak orang tahu.

Liputan6.com, Jakarta - Manusia dianjurkan untuk tidur selama delapan jam per hari. Ini juga bisa disebut bahwa kita menghabiskan sekitar sepertiga dari hidup kita untuk tidur dan saat itu pun mimpi bisa datang kapan saja.

Beberapa orang juga mungkin percaya bahwa mimpi memiliki makna dan menyampaikan pesan. Bahkan, ada yang menganggap mimpi itu bisa memberi pertanda tentang apa yang akan terjadi.

Benarkah demikian? Banyak mitos tentang mimpi yang telah menyebar. Namun, ada beberapa fakta yang mungkin belum diketahui oleh banyak orang tentang kembang tidur ini.

Melansir VeryWellMind, Kamis (1/12/2022), hampir semua orang bermimpi setiap kali mereka tidur, dan mimpi-mimpi itu bisa jadi menarik, mengasyikkan, menakutkan, atau hanya sekadar aneh.

Berikut adalah 6 fakta menarik mimpi yang perlu diketahui:

1. Kita Bermimpi Setiap Malam

Otak aktif sepanjang malam. Aktivitas otak di otak depan dan otak tengah sangat intens selama tidur dengan gerakan mata cepat atau REM, fase terakhir dan terdalam dari tidur, yaitu saat kita bermimpi.

Orang dewasa dan bayi sama-sama bermimpi selama sekitar dua jam per malam, bahkan jika mereka tidak mengingatnya. Faktanya, para peneliti telah menemukan bahwa orang biasanya bermimpi beberapa kali setiap malam, masing-masing biasanya berlangsung selama lima hingga 20 menit.

2. Kita Melupakan Sebagian Besar Impian Kita

Kita melupakan hingga 95 persen dari semua mimpi tak lama setelah bangun tidur. Menurut salah satu teori tentang mengapa mimpi begitu sulit untuk diingat, perubahan dalam otak selama tidur tidak mendukung pemrosesan dan penyimpanan informasi yang diperlukan untuk membentuk ingatan.

Pemindaian otak orang yang tidur telah menunjukkan bahwa lobus frontal -- area yang memainkan peran kunci dalam pembentukan memori -- tidak aktif selama tidur REM, tahap di mana mimpi terjadi.

2 dari 5 halaman

3. Pria dan Wanita Bermimpi Berbeda

Para peneliti telah menemukan perbedaan antara pria dan wanita dalam konten mimpi.

Dalam beberapa penelitian, pria dilaporkan bermimpi tentang senjata secara signifikan lebih sering daripada wanita, sedangkan wanita lebih sering bermimpi tentang pakaian daripada pria.

Studi lain menunjukkan bahwa mimpi pria cenderung memiliki konten yang lebih agresif dan aktivitas fisik, sedangkan mimpi wanita mengandung lebih banyak kegagalan dan penolakan, serta lebih banyak percakapan daripada aktivitas fisik.

Wanita cenderung memiliki mimpi yang sedikit lebih panjang dengan lebih banyak karakter. Pria bermimpi tentang pria lain dua kali lebih sering daripada wanita; wanita cenderung bermimpi tentang kedua jenis kelamin secara seimbang.

3 dari 5 halaman

4. Kamu Dapat Mengendalikan Mimpi

Lucid dream adalah mimpi ketika kamu sadar bahwa kamu sedang bermimpi meskipun kamu masih tertidur.

Lucid dream dianggap sebagai kombinasi dari kesadaran dan REM, yakni kamu dapat mengarahkan atau mengendalikan konten mimpi.

Orang dapat belajar bagaimana memiliki lucid dream dengan menggunakan berbagai teknik, termasuk mnemonic induction of lucid dream (MILD) dan senses-initiated lucid dream (SSILD). Teknik-teknik ini melibatkan bangun setelah lima jam dan mengulangi kalimat seperti, "Aku akan mengingat mimpiku," atau berfokus pada rangsangan (pemandangan, suara, sensasi) di lingkungan tidur kamu.

4 dari 5 halaman

5. Mimpi Negatif Lebih Sering Terjadi

Peneliti Calvin S. Hall, Ph.D., mengumpulkan lebih dari 50 ribu catatan mimpi dari mahasiswa selama lebih dari 40 tahun. Dibuat terbuka untuk umum pada 1990an oleh murid Hall, William Domhoff, catatan mimpi tersebut melaporkan banyak emosi (negatif) selama bermimpi.

Beberapa faktor memengaruhi isi emosional mimpi, termasuk kecemasan, stres, dan obat-obatan tertentu. Satu studi menemukan bahwa rangsangan eksternal, termasuk bau yang baik dan buruk, dapat berperan dalam mimpi positif dan negatif.

5 dari 5 halaman

6. Orang Tunanetra Dapat Bermimpi Secara Visual

Dalam satu penelitian terhadap orang-orang yang buta sejak lahir, mereka masih tampak mengalami citra visual dalam mimpi mereka, dan mereka memiliki gerakan mata yang berkorelasi dengan ingatan mimpi visual.

Meskipun mereka memiliki gerakan mata yang lebih sedikit selama fase tidur REM daripada peserta yang dapat melihat, para peserta tunanetra melaporkan sensasi mimpi yang sama, termasuk konten visual.