Sukses

Aksi Dominik Livakovic Kandaskan Perjuangan Jepang di Piala Dunia 2022

Kiper Dominik Livakovic bagaikan pahlawan bagi Vatreni setelah berhasil menyelamatkan tiga tendangan penalti pemain Jepang, yakni Kaoru Mitoma, Takumi Minamino, dan Maya Yoshida.

Liputan6.com, Jakarta - Menang adu penalti, Kroasia menghentikan perjuangan Jepang dari Piala Dunia 2022. Samurai Biru terpaksa pulang kampung usai gagal menjebol gawang Kroasia pada adu penalti di Stadion Al Janoub pada Senin, 5 Desember 2022.

Kiper Dominik Livakovic menjadi pahlawan bagi Vatreni --sebutan untuk timnas Kroasia-- setelah berhasil menyelamatkan tiga tendangan penalti pemain Jepang, yakni Kaoru Mitoma, Takumi Minamino, dan Maya Yoshida.

Menorehkan sejarah terbaru di Piala Dunia, Livakovic dipercaya akan menjadi bintang dalam kemenangan adu penalti atas Jepang yang membawa Kroasia mencapai babak 8 besar.

Dilansir Dailymail pada Selasa (6/12/2022), pelatih timnas Kroasia Zlatko Dalic yakin anak asuhnya Dominik Livakovic bisa menjadi bintang terkenal setelah aksi penyelamatan dalam adu penalti menghadapi Jepang.

Pertandingan mulai memanas ketika Samurai Biru dan Vatreni harus menyelesaikan laga melalui adu penalti sebagai penentu. Sebelumnya, keduanya bermain secara imbang dengan perolehan 1-1 selama 90 menit dan 2x15 menit tambahan waktu.

Awalnya penyerang bernomor punggung 25, Daizen Maeda memberikan Jepang keunggulan 1-0 sebelum paruh waktu. Namun, Ivan Perisic berhasil menyamankan kedudukan dengan sundulan tepat ke gawang Jepang di menit ke-55.

Sang pelatih Kroasia, Dalic percaya diri pemain dengan nomor punggung 1 miliknya akan bersinar dan tak mengecewakan. Terbukti, performa Livakovic pun mengantarkan timnas Kroasia melaju ke perempat final Piala Dunia Qatar.

“Kami memiliki kiper yang fantastis. Hari ini dia hebat, dia menyelamatkan setiap penalti dengan cara yang sangat kuat dan stabil,” kata Dalic.

2 dari 4 halaman

Aksi Penyelamatan Tendangan Penalti Dominik Livakovic

Dalic mengungkap ketika sesi latihan, Livakovic berlatih untuk melakukan beberapa penyelamatan penalti. Maka dari itu, sang pelatih pun percaya diri atas performa yang dilakukan anak asuhnya itu.

Berdiri tegak di depan gawang Kroasia, Livakovic menghentikan penalti dari kapten Jepang, Maya Yoshida.

Tak hanya itu, dirinya pun berhasil menaklukan dua penalti asal Jepang lainnya. Livakovic dan Dalic memasang rasa percaya diri yang kuat. Membanggakan sang pelatih, Livakovic berhasil menunjukan kapasitas dirinya.

Pemain berusia 27 tahun itu sebelumnya sudah pernah menjadi bagian dari timnas Kroasia pada Piala Dunia 2018.

Livakovic melakukan debut seniornya pada tahun 2018 di UEFA Nations League saat berhadapan dengan Inggris.

Selama perjalanan kariernya, Livakovic telah berhasil menggagalkan 14 penalti, salah satunya saat melawan Feyenoord Rotterdam di Liga Eropa 2020.

 

3 dari 4 halaman

Jepang Unggul Lebih Awal, Kroasia pun Menyusul Ketertinggalan

Daizen Maeda bergerak cepat untuk mengungguli Kroasia di awal pertandingan. Livakovic tak berhasil menguasai bola yang dikirim oleh pemain Jepang satu ini, akibatnya Samurai Biru merayakan kemeriahan atas skor 1-0.

Tak butuh waktu sedikit, Vatreni langsung bangkit di babak kedua dan menyamakan kedudukannya melalui gol sundulan jarak jauh dari Ivan Perisic.

Perisic memanfaatkan umpan silang dari Dejan Lovren dengan sundulan keras dan kuat hingga menjebol gawang Shuichi Gonda.

Gol seimbang membuat pertandingan memerlukan tendangan penalti sebagai penentu. Pada adu penalti, eksekutor pertama, Mitoma menembakan tendangan penalti ke arah gawang Kroasia, namun sayang performa Livakovic mampu mengagalkan upaya tersebut.

Begitu pun dengan upaya tendangan penalti dari Kaoru Mitoma dan Takumi Minamino yang berhasil digagalkan oleh kiper Kroasia.

Meski perolehan hasil pertandingan Jepang vs Kroasia sempat imbang, Vatreni ditetapkan lolos melaju ke babak 8 besar karena lebih unggul dengan skor 3-1 melalui adu penalti.

 

 

4 dari 4 halaman

Patah Hati Terbesar Bagi Jepang

Menelan kekalahan atas Kroasia, Jepang terpaksa menghentikan perjuangannya di Piala Dunia 2022. Bagi Jepang, babak 16 besar ini merupakan sakit hati untuk keempat kalinya, setelah kalah dari Turki pada Piala Dunia 2002.

Samurai Biru pun pernah tersingkir melalui adu penalti saat berhadapan dengan Paraguay di tahun 2010 dan menelan kekalahan 2-0 atas Belgia empat tahun yang lalu.

Gagal lolos ke perempat final, pemain Jepang menangis di lapangan hingga kapten Yoshida mengungkap perjalanan timnya yang membuat tangis semakin pecah.

“Setiap hari selama empat tahun kami bekerja keras untuk memecahkan hambatan ini, tapi kami tidak bisa mendapatkan hasil yang kami inginkan,” katanya.

Timnas Eropa memang terlihat mendominasi Piala Dunia, namun pertandingan tidak selalu berpihak pada mereka.

Buktinya, Jepang berhasil unggul di babak pertama, bahkan Moriyasu menegaskan negaranya tengah memasuki era baru di sepak bola. Meski begitu, harapan timnas Jepang untuk lolos ke babak 8 besar harus pupus.