Citizen6, Kalianda: Seekor Ular Sanca kembang atau Python Retic berukuran 6,45 meter dan berat sekitar 60 kilogram ditemukan oleh Nur Sain (45), dipinggir Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum). Menurut Nur Sain, itu, dirinya pertama kali melihat ular tersebut sekitar pukul 06.00 wib.
Seperti biasanya Nur Sain yang tinggal di dekat Rumah Makan Tiga putri, Desa Banjarmasin, Kecamatan Penengahan, Lampung Selatan keluar dari rumahnya sejak pagi untuk beraktifitas. Tiba-tiba ia melihat di tepian jalan seekor ular yang hendak naik ke jalanan dari sisi Jalinsum, tepatnya dari arah Jembatan Kali Bomati. Ular Sanca tersebut akhirnya terlindas sebuah kendaraan jenis truk. Namun ular tersebut masih sempat hidup tetapi akhirnya mati sekitar pukul 09.00 wib.
Penemuan ular sanca pada, Jumat 15 Februari 2013 tersebut sempat menjadi tontonan banyak orang. Hampir setiap orang yang melintas berhenti sejenak untuk mengabadikan penemuan ular sanca tersebut. Jika ular tersebut masih hidup Nur Sain berniat akan memeliharanya. Namun karena ular tersebut sudah tak bisa diselamatkan lagi, akhirnya ia memasukkan bangkai ular tersebut ke dalam karung. "Kalau saja masih hidup mungkin saya pelihara, atau nanti saya jual,"Â ujarnya.
Nur Sain mengatakan jika dirinya tidak yakin ular sebesar itu tinggal dan berada di kawasan Kecamatan Penengahan, atau berasal dari sekitar Sungai Bomati yang merupakan perbatasan Desa Pasuruan dan Desa Banjarmasin. Bisa juga karena banjir ular tersebut terseret arus dan akan kembali ke habitat awalnya. "Memang ular ini bukan jenis ular ganas dan beracun, tetapi akan melilit mangsanya hingga lemas baru menggigit dan menelan mangsanya jika hendak memakannya. Kami yakin ini ular hanyut," terangnya.
Meskipun sudah mati, dan dimasukkan dalam karung, setiap orang yang melintas meminta untuk mengeluarkan ular besar tersebut untuk difoto. Bahkan ada yang meminta agar Nur Sain melilitkan ular tersebut di lehernya. Bahkan anak anak kecil tampak tak takut untuk memegang ular berukuran besar tersebut.
Untuk diketahui, Sanca kembang terhitung ular yang terbesar dan terpanjang di dunia. The Guinness Book Of World Records pada 1991 lalu mencatat sanca kembang sepanjang 32 kaki 9.5 inci atau sekitar 10 meter sebagai ular yang terpanjang milik Murphy dan Henderson. Namun yang umum dijumpai adalah ular-ular yang berukuran 5-8 meter. Sedangkan berat maksimal yang tercatat adalah 158 kg atau 347.6 lbs.
Ular sanca termasuk ular yang berumur panjang bahkan bisa mencapai hingga lebih dari 25 tahun. Ular-ular betina memiliki tubuh yang lebih besar. Jika yang jantan telah mulai kawin pada panjang tubuh sekitar 7-9 kaki, yang betina baru pada panjang sekitar 11 kaki. Kelamain ular dapat terlihat pada umur antara 2-4 tahun.
Musim kawin bagi ular sanca berlangsung antara September hingga Maret di Asia. Berkurangnya panjang siang hari dan menurunnya suhu udara merupakan faktor pendorong yang merangsang musim kawin. Namun demikian, musim ini dapat bervariasi dari satu tempat ke tempat lain. Shine et al pada 1999 mengemukakan, sanca kembang di sekitar Palembang, Sumatera Selatan bertelur antara September-Oktober. Sementar ular sanca yang berada di sekitar Medan, Sumatera Utara bertelur antara April-Mei. ( Hendricus Widiantoro/YSH)
Seperti biasanya Nur Sain yang tinggal di dekat Rumah Makan Tiga putri, Desa Banjarmasin, Kecamatan Penengahan, Lampung Selatan keluar dari rumahnya sejak pagi untuk beraktifitas. Tiba-tiba ia melihat di tepian jalan seekor ular yang hendak naik ke jalanan dari sisi Jalinsum, tepatnya dari arah Jembatan Kali Bomati. Ular Sanca tersebut akhirnya terlindas sebuah kendaraan jenis truk. Namun ular tersebut masih sempat hidup tetapi akhirnya mati sekitar pukul 09.00 wib.
Penemuan ular sanca pada, Jumat 15 Februari 2013 tersebut sempat menjadi tontonan banyak orang. Hampir setiap orang yang melintas berhenti sejenak untuk mengabadikan penemuan ular sanca tersebut. Jika ular tersebut masih hidup Nur Sain berniat akan memeliharanya. Namun karena ular tersebut sudah tak bisa diselamatkan lagi, akhirnya ia memasukkan bangkai ular tersebut ke dalam karung. "Kalau saja masih hidup mungkin saya pelihara, atau nanti saya jual,"Â ujarnya.
Nur Sain mengatakan jika dirinya tidak yakin ular sebesar itu tinggal dan berada di kawasan Kecamatan Penengahan, atau berasal dari sekitar Sungai Bomati yang merupakan perbatasan Desa Pasuruan dan Desa Banjarmasin. Bisa juga karena banjir ular tersebut terseret arus dan akan kembali ke habitat awalnya. "Memang ular ini bukan jenis ular ganas dan beracun, tetapi akan melilit mangsanya hingga lemas baru menggigit dan menelan mangsanya jika hendak memakannya. Kami yakin ini ular hanyut," terangnya.
Meskipun sudah mati, dan dimasukkan dalam karung, setiap orang yang melintas meminta untuk mengeluarkan ular besar tersebut untuk difoto. Bahkan ada yang meminta agar Nur Sain melilitkan ular tersebut di lehernya. Bahkan anak anak kecil tampak tak takut untuk memegang ular berukuran besar tersebut.
Untuk diketahui, Sanca kembang terhitung ular yang terbesar dan terpanjang di dunia. The Guinness Book Of World Records pada 1991 lalu mencatat sanca kembang sepanjang 32 kaki 9.5 inci atau sekitar 10 meter sebagai ular yang terpanjang milik Murphy dan Henderson. Namun yang umum dijumpai adalah ular-ular yang berukuran 5-8 meter. Sedangkan berat maksimal yang tercatat adalah 158 kg atau 347.6 lbs.
Ular sanca termasuk ular yang berumur panjang bahkan bisa mencapai hingga lebih dari 25 tahun. Ular-ular betina memiliki tubuh yang lebih besar. Jika yang jantan telah mulai kawin pada panjang tubuh sekitar 7-9 kaki, yang betina baru pada panjang sekitar 11 kaki. Kelamain ular dapat terlihat pada umur antara 2-4 tahun.
Musim kawin bagi ular sanca berlangsung antara September hingga Maret di Asia. Berkurangnya panjang siang hari dan menurunnya suhu udara merupakan faktor pendorong yang merangsang musim kawin. Namun demikian, musim ini dapat bervariasi dari satu tempat ke tempat lain. Shine et al pada 1999 mengemukakan, sanca kembang di sekitar Palembang, Sumatera Selatan bertelur antara September-Oktober. Sementar ular sanca yang berada di sekitar Medan, Sumatera Utara bertelur antara April-Mei. ( Hendricus Widiantoro/YSH)