Sukses

Mengenal Rumah Komunitas Ramah Pengolahan Sampah di Cilegon

Tak hanya jadi sampah, plastik hingga kardus dapat jadi uang melalui Bank Sampah Digital.

Liputan6.com, Jakarta - Bertempat di Cilegon, Bank Sampah Digital (BSD) turut mengajak warga setempat untuk ikut andil dalam penanganan sampah plastik. Menekankan kesadaran dan kebiasaan memilah sampah, BSD juga turut memberdayakan ekonomi masyarakat melalui sampah daur ulang yang dapat diuangkan.

Bergerak dalam bidang pengelolaan sampah berbasis masyarakat, sistem yang diusung Bank Sampah Digital mendorong partisipasi aktif untuk memilah dan menabung sampah yang bernilai ekonomi.

Hal ini sejalan dengan keinginan untuk membuat masyarakat lebih berdaya dan memberikan keuntungan ekonomi kepada masyarakat secara langsung.

Menaungi 3459 keluarga yang memilah sampah dari rumah, Bank Sampah Digital memulai dari sistem masyarakat paling kecil dan paling mudah diakses, yakni rumah tangga masyarakat.

Melalui perjalanannya, Bank Sampah Digital juga membangun kesadaran di tingkat hulu untuk bisa meminimalisasi sampah di hilir, atau TPA.

“TPA sebagai hilir nanti akan penuh kalau misalnya tidak ada antisipasi di hulu, yaitu pemilahan sampah di tingkat komunitas,” ucap CEO Bank Sampah Digital Desty Eka Putri Sari saat ditemui tim Liputan6.com, di Cilegon, Jawa Barat, Jumat (10/12/2022).

Ada pun pemilahan dan pengumpulan sampah oleh masyarakat dilakukan berbasis digital untuk pengumpulan data-data yang masuk.

Ketika pendamping dan penimbangan datang ke satu titik unit, hasil data yang didapatkan akan dicatat di spreadsheet dan sampai di kantor.

Untuk saat ini, Bank Sampah Digital memiliki 3 wilayah yang mencakup Kota Serang, Kabupaten Serang, dan juga Kota Cilegon.

2 dari 4 halaman

Sampah yang Bisa Ditukar

Jenis sampah yang dapat ditukar di Bank Sampah Digital mencakup 26 item sampah yang bernilai rupiah. Di antaranya seperti buku, kardus, plastik, hingga campuran material seperti duplex.

Begitu pula dengan item lain, seperti plastik yang memiliki turunan masing-masing dengan harga yang berbeda. Botol bekas, galon, minuman cup plastik, menjadi salah satu di antaranya yang juga perlu dikumpulkan secara terpisah oleh masyarakat, terlepas dari material yang sama.

"Kalau misalnya disatukan, nanti yang dibayarkan di kami itu adalah yang paling rendah. Itu sebagai sanksi sosial dan untuk mengupayakan effort masyarakat,” jelas Desty.

Upah dari penimbangan sampah kemudian akan tercatat di buku tabungan masing-masing masyarakat yang menyumbang, ketika sebelumnya data mereka yang terkumpul sudah tercatat di spreadsheet. Hal ini sebagai wujud antisipasi apabila terdapat buku tabungan yang hilang, atau rusak.   

3 dari 4 halaman

Mendampingi Masyarakat

Lahir di masa abnormal, yakni saat pandemi, Bank Sampah Digital tumbuh di Kota Serang yang saat itu masih memiliki lima bank sampah.

"Kita coba datangi rumah-rumah, datangi komunitas, dan mereka mau diajak dan didampingi, asal tidak ditinggal," ucap Desty.

Usaha yang dilakukan oleh Bank Sampah Digital pun tak main-main, mulai dari mengikuti kebutuhan dan kesulitan yang dihadapi masyarakat hingga menjawab tantangan masyarakat mengenai sampah, semua turut dikerjakan secara runtut untuk terus mendampingi masyarakat agar ramah lingkungan.

Terbaru, inisiasi yang kian meningkat di masyarakat menghasilkan permodalan bergulir bagi usaha menengah ke bawah yang dimiliki oleh masyarakat yang dinaungi Bank Sampah Digital.

"Kita awalnya membiayai 17 orang, dan dari 17 orang tersebut lancar cicilannya. Bahkan, mereka mencicil dengan sampah dan rela membayar cash demi melihat nominal yang bertambah di buku tabungan," tutur Desty.

4 dari 4 halaman

Mengedepankan Kolaborasi

Pada 2022, Kitabisa.com turut berkolaborasi dengan Bank Sampah Digital karena melihat aksi baik yang dilakukan. Kini, permodalan bergulir yang dilakukan sudah mencakup 109 usaha menengah ke bawah masyarakat.

"Sebenarnya ya kita tidak memiliki pendanaan sampai ke sana, tetapi karena melihat hasil dan banyak pihak yang sejalan, maka orang ikutan," ucap Destu.

Melalui kolaborasi aksi dan sinergi yang dilakukan Bank Sampah Digital bersama dengan organisasi lain yang memiliki satu tujuan, perkembangan yang dilakukan pun akan lebih cepat, dan pencapaian yang didapat pun akan lebih maksimal.

"Kalau bareng-bareng, bisa diklaim bersama dan jadi pencapaian bersama. Dan menurut aku itu hal yang baik," tutup Desty.