Sukses

Kampanyekan Hak Perempuan, Pesepakbola Iran Amir Nasr-Azadani Terancam Hukuman Mati

Pemain sepak bola Iran, Amir Nasr-Azadani, terancam hukuman mati karena kampanyekan hak perempuan

Liputan6.com, Jakarta - Mantan pemain tim Rah-Ahan, Tractor, dan Gol-e Rayhan, Amir Nasr-Adzani, terancam eksekusi gantung karena dianggap melakukan 'moharebeh' oleh Sistem Peradilan Republik Islam.

Pemain sepak bola Iran tersebut mengampanyekan hak-hak perempuan di negaranya di tengah protes berskala nasional di Iran yang dipicu kematian Mahsa Amini. Amini, beberapa bulan yang lalu, ditahan polisi karena diduga melanggar aturan ketat seputar hijab.

Menurut IranWire, Amir Nasr-Adzani dan dua terdakwa lainnya, muncul di televisi pemerintah pada 20 November 2022 ketika mereka membacakan pengakuan 'paksa'. IranWire menambahkan bahwa mereka sadar Amir terlibat dalam protes tersebut. 

Serikat pesepakbola FIFPRO --- organisasi yang menaungi 65.000 pesepakbola profesional di seluruh dunia --- pada Senin malam (12/12) mentuit bahwa pihaknya terkejut atas hal tersebut.

"FIFPRO terkejut dan sedih dengan laporan bahwa pesepakbola profesional Amir Nasr-Azadani menghadapi eksekusi di Iran setelah berkampanye untuk hak-hak perempuan dan kebebasan dasar di negaranya," cuit FIFPRO.

"Kami membela solidaritas dengan Amir dan menuntut agar hukumannya segera dihapuskan,"

Menurut IranWire, sistem peradilan Republik Islam berencana untuk menggantung pesepakbola berumur 26 tahun itu atas kematian Kolonel Esmaeil Cheraghi dan dua anggota Basij.

Mayoritas bintang sepak bola Iran, kecuali pemain tim sepak bola nasional yang berpartisipasi dalam Piala Dunia 2022, saat ini juga menyerukan agar hukuman bagi Amir dicabut. 

IranWire melaporkan bahwa keluarga Amir berulang kali juga mendapat ancaman dari pasukan keamanan Republik Islam.

Keluarga Amir juga iinstruksikan oleh pengacara mereka untuk tetap diam dengan janji pengurangan hukuman hingga pembebasan dari hukuman mati. 

2 dari 5 halaman

Tertangkap Karena Tuduhan

Kantor berita Tasnim, yang berafiliasi dengan Korps Pengawal Revolusi Islam Republik Islam Iran (IRGC), melaporkan pada 17 November bahwa Kolonel Esmaeil Cheraghi telah terbunuh selama protes nasional.

Tiga hari kemudian, pada 20 November, lembaga penyiaran milik negara IRIB, merilis video pengakuan paksa tiga orang yang dituduh melakukan pembunuhan Cheraghi.

Mengutip institusi keamanan Iran, mereka mengklaim bahwa orang-orang yang dituduh dalam kematian Esmaeil Cheraghi dan dua anggota Basij lainnya, telah ditangkap di kota Isfahan.

Kedua anggota Basij itu bernama Mohammed Hossein Karimi dan Mohsen Hamidi. IRIB tidak menyebutkan nama-nama para terdakwa, tapi setelah publikasi video, identitas tiga terdakwa utama dipublikasikan di media sosial. Ketiganya adalah Amir Nasr-Azadani, Saleh Mirhashmi, dan Saeed Yaghoubi.

IranWire mengatakan bahwa Nasr-Azadani hadir dalam beberapa protes nasional, tapi dia tidak pernah hadir di daerah saat pasukan IRGC dan Basij terbunuh.

Sumber itu juga mengatakan bahwa kehadirannya dalam protes itu singkat dan terbatas hanya untuk meneriakkan slogan-slogan selama beberapa jam.

3 dari 5 halaman

Mengapa Nama Amir Nasr-Azadani Tidak Dipublikasikan?

Amir termasuk di antara mereka yang ditangkap di Isfahan. IranWire pertama kali melaporkan penangkapannya pada 24 November, berdasarkan informasi yang dirilis oleh Saeed Azari, mantan direktur klub Zob-e Ahan dan Foulad, yang mengkonfirmasi penangkapan pesepakbola Isfahani di Instagram-nya.

Azari mengunggah foto Amir dan Voria Ghafouri, dua pemain sepak bola Iran yang ditangkap oleh pasukan keamanan. 

"Seorang pahlawan bukanlah seorang politisi melainkan seorang pria dengan jiwa yang bebas," tulis Azari dalam postingannya. 

Lalu, salah satu kerabat Amir mengatakan kepada IranWire bahwa keluarganya diancam setelah penangkapan Amir.

Keluarganya juga menyatakan bahwa jika mereka mengungkapkan berita penangkapannya, Amir akan dijatuhi hukuman yang paling berat. 

4 dari 5 halaman

Pengacara Pro-Pemerintah

IranWire juga melaporkan bahwa keluarga awalnya tidak mengetahui alasan penangkapan Amir. Terlebih, pengacara yang dipilih merupakan pengacara pro-pemerintah. 

Namun, tepat setelah pengadilan digelar dan keluarga mengetahui dakwaan untuk Amir, pengacara peradilan memberitahu keluarga bahwa keputusan itu hanya untuk menimbulkan rasa takut.

Akan tetapi jika keluarga bereaksi dan berbicara kepada media sing, hukuman mati akan menjadi mutlak.

Dalam beberapa minggu terakhir, laporan-laporan telah dipublikasikan tentang pengacara yang dipercaya oleh sistem peradilan yang dipilih dan ditunjuk untuk kasus tersebut. 

Mohammad Ali Darriz terpilih menjadi salah satu pengacara untuk kasus ini. Ia juga dikabarkan dekat dengan peradilan Iran dan setelah mempublikasikan berita eksekusi Mohsen Shekari, tidak hanya membela keputusan pemerintah, dia malah menyerukan intensifikasi dan percepatan eksekusi. 

Hingga kini, keluarga Nasr-Azadani masih takut berbicara di depan umum atau merilis berita yang berkaitan dengannya. 

Sumber lain mengatakan bahwa keluarganya khawatir tentang Amir.

"Mereka khawatir dan menerima ancaman. Mereka berpikir bahwa dengan menunggu dan tetap diam, mereka dapat menghindari hukuman mati," ujar sumber tersebut. 

5 dari 5 halaman

Lalu, Siapa yang Masih Diam dan Siapa yang Mendesak Agar Hukuman Tetap Dicabut?

Selain pemain tim nasional Iran yang berkompetisi dalam J.C Cup, banyak tokoh terkemuka dan mantan pemain sepak bola menyuarakan dukungan mereka untuk Amir. 

Pesepak bola Ali Karimi dan Mehdi Mahdavikia salah satunya. Keduanya aktif bersuara terkait protes nasional di Iran dalam beberapa bulan terakhir. 

Karimi menyerukan agar eksekusi Amir Nasr-Azadani dicabut dan menyerukan dukungan untuk pemain tersebut melalui Twitter dan Instagram-nya. 

Mahdavikia, yang pernah melihat Amir di kamp pelatihan tim muda nasional di Jerman, menyatakan keprihatinannya setelah mendengar berita hukuman tersebut.

Masoud Shojaei, pemain tim Nasaji dan mantan pemain tim nasional sepak bola Iran, menggunakan tagar " No to execution" disertai dengan foto Amir melalui Instagramnya.

Hingga 11 Desember lalu, IranWire melaporkan, belum ada pemain atau pelatih timnas Iran untuk Piala Dunia Qatar yang bereaksi akan eksekusi Mohsen Shakeri atau ancaman eksekusi Amir.

Hanya saja, Alireza Biranvand, kiper tim, menyerukan agar eksekusi dicabut melalui instagramnya, tanpa menyebutkan nama orang yang akan dieksekusi atau terancam dieksekusi.