Liputan6.com, Jakarta - Diciptakan oleh Fujiko F. Fujio pada 1969, karakter Doraemon menjadi salah satu ikon bagi manga Jepang. Siapa sangka, ikon kucing terkenal itu kini bisa dinikmati melalui pameran di negara tetangga.Â
Pertama kali diadakan di Tokyo pada 2002 lalu, kini The Doraemon Exhibition diadakan di Singapura.
Diadakan hingga 5 Februari 2023, pameran ini dibanderol dengan harga SGD 25 hingga 30 atau Rp 290ribu hingga Rp350ribu. Ini sekaligus menjadi pameran Doraemon pertama di luar jepang sejak pertama kali diadakan.Â
Advertisement
Pameran ini mengeksplorasi Doraemon di masa kini, masa lalu, dan masa depan melalui seni kontemporer, gambar, dan sketsa Doraemon asli dari penciptanya. Ada juga kafe Doraemon dan berbagai merchandise edisi terbatas.Â
Pengaruh budaya Doraemon yang besar terbukti dalam segmen pameran yang menampilkan karya 28 seniman kontemporer Jepang terkemuka, di antaranya Akinori Goto, Tomoko Konoike, Sebastian Masuda, Takashi Murakami, Yoshitomo Nara, dan Mika Ninagawa.
Seniman-seniman tersebut dalam pameran kali ini menginterpretasikan Doraemon melalui berbagai hal. Dari mulai melalui film Doraemon favorit, hingga makna ‘Create Your Own Original Doraemon.’
Seniman lain yang menginterpretasikan Doraemon dengan menciptakan Doraemon versi mereka adalah seniman asal Singapura, Jahan Loh dan Leslie Kee, melansir hyperallergic, Rabu (14/12/2022).
My Journey with Doraemon karya Loh mengambil salah satu perangkat ajaib Doraemon sebagai dasar mengeksplorasi gagasan teleportasi dan perjalanan antargalaksi. Berbeda dengan Kee yang mengimajinasikannya kepada mode, kecantikan, dan perbedaan dari Doraemon.Â
Pameran ini membuat para penggemar dapat menyelami awal mula Doraemon yang sederhana. Salah satunya dengan dipinjamkannya 75 sketsa dan gambar dari Fujiko F. Fujio Museum.
Ini sekaligus menjadi penanda bahwa sketsa asli Doraemon pertama kali dipamerkan secara publik dalam ranah Internasional.Â
Berikut adalah karya-karya terbaik yang dipamerkan di The Doraemon Exhibition Singapore 2022:
1. Wouldn’t It Be Nice If We Could Do Such a Thing Karya Takashi Murakami
Mengawali deretan, ini adalah karya seni dari salah satu seniman kontemporer paling terkenal di Jepang, Takashi Murakami, yang terkenal karena gayanya memadukan estetika seni pop dan seni tinggi.
Pengunjung akan langsung terpesona oleh banyaknya cetakan Doraemon, Nobita, dan bunga-bunga tersenyumnya yang terkenal yang memenuhi kanvas aluminium.Â
Sebagai penggemar berat manga, Murakami tertarik pada perkembangan manga di Jepang setelah Perang Dunia Kedua, dan bagaimana transformasinya sebagai bentuk seni yang berkembang di seluruh dunia.Â
Membentuk bagian unik dari budaya Jepang, Murakami memandang pencipta Doraemon, Fujiko F. Fujio sebagai 'kunci' pintu merah yang terlihat di tengah-tengah karya seni, yang membuka dunia terhadap gelombang baru pertukaran budaya dalam bentuk manga. Final Weapon by Sebastian Masuda.
Advertisement
2. Final Weapon Karya Sebastian Masuda
Karya Sebastian Masuda ini adalah definisi karya yang patut diacungi jempol.
Saat memasuki galeri, Anda akan langsung melihat Doraemon raksasa setinggi 10 kaki yang terbuat dari benang merah muda halus dan dihiasi dengan lebih dari 10.000 keping mainan anak-anak, jepit rambut, manik-manik, dan segala sesuatu yang berkilau.Â
Menurut Masuda, alasan di balik kawaii-fying kucing biru ini adalah karena interpretasi sang seniman sendiri tentang karakter tersebut, yang menurutnya bermaksud untuk membawa kebahagiaan bagi masyarakat.Â
Dalam benaknya, Doraemon adalah karakter yang berwarna merah muda, menggemaskan, dan bahkan selalu menjulurkan lidahnya.Â
Untuk menyelesaikannya, Masuda mengunjungi lebih dari 100 pasar lokal di seluruh dunia untuk mengumpulkan potongan-potongan dan dia membutuhkan waktu lebih dari enam bulan untuk menghidupkannya. Anda harus melihatnya sendiri untuk mengapresiasi semua detailnya!
3. Intergalactic Voyagers and Teleportation Art: Series 1 & 2 Karya Jahan Loh
Jahan Loh adalah salah satu dari dua seniman Singapura yang ditugaskan oleh National Museum of Singapore untuk menciptakan Doraemon versinya sendiri. Untuk karya-karyanya, Loh bersandar pada aspek perjalanan waktu dari Doraemon.Â
Untuk Intergalactic Voyagers, struktur kuningan menampilkan seorang angkasawan (mewakili Loh) bergandengan tangan dengan Doraemon bermata tiga yang melambangkan masa lalu, masa kini, dan masa depan.
Untuk karyanya yang kedua, gaya seni jalanan Loh terlihat jelas dalam Teleportation Art: Seri 1 & 2, saat ia mengambil gadget ajaib Doraemon sebagai inspirasi untuk menciptakan karya seni yang menakjubkan yang memanfaatkan kekuatan seni, sains, dan teknologi.
Advertisement
4. Time DORAvel Karya Nozomi Watanabe
Dengan siluet misteriusnya, karya Watanabe terlihat seperti berada di dimensi lain.
Terinspirasi oleh penggunaan Mesin Waktu oleh Doraemon dan teman-temannya, sang seniman menggunakan shikkoku (baca: pernis hitam legam) untuk 'menciptakan kegelapan pekat dan mengkilap yang menyamarkan kontur permukaan, memaksa kita untuk melihatnya hanya dari garis luarnya saja, dan menghasilkan ilusi seperti tersedot ke dalam'.
Saat Anda mendekat, gambar Doraemon akan menjadi lebih jelas saat karya seni menyentuh cahaya.
5. Imagine Karya Leslie Kee
Sebagai satu-satunya fotografer dalam jajaran pematung dan pelukis, Kee membawa Doraemon versinya melalui apa yang paling dia ketahui: potret.Â
Diberi judul Imagine, kolase berbingkai raksasa ini menampilkan sembilan model dengan latar belakang ras yang berbeda dalam potret berwarna biru yang membayangkan dunia 'Love, Peace, One, You, Me, Doraemon'.Â
Menariknya, setiap warna biru yang berbeda satu sama lain, melambangkan pesan Kee bahwa meskipun kita semua mungkin terlihat berbeda, kita masih bersatu sebagai satu ras manusia.Â
Advertisement
6. Shizuka’s Cave Karya Tomoko Konoike
Terbuat dari kulit dan bulu, instalasi Konoike sangat terinspirasi oleh gua Shizuka.
Nyaris mengingatkan kita pada kulit mammoth raksasa yang digunakan sebagai perkamen atau gambar gua tua, nuansa prasejarah dari karya seni ini menyampaikan sejarah mendalam Doraemon yang mungkin telah digali di situs arkeologi jika karakter itu nyata.
7. Determination by RenaRena
Mengambil Doraemon the Movie: The New Nobita's Great Adventure into The Underworld sebagai referensi, Nakajima lebih berfokus pada latar belakang daripada karakternya untuk mengatur suasana lukisan lanskapnya.
Kesenian Nakajima terlihat jelas dan menangkap banyak detail yang akan membuat Anda kagum akan apa yang bisa dilakukan oleh sebuah kapur tulis.Â
Dengan menata ulang dunia bawah tanah versinya, ia berharap para pengunjung dapat 'mengalami kembali sesuatu yang sudah mereka lihat dengan cara yang berbeda atau untuk melihat lebih cermat pada dunia di sekitar mereka'.
Advertisement
8. The Manga Doraemon Original Drawings Exhibition
Meskipun ini bukan patung atau instalasi khusus, namun karya-karya dalam Pameran Karya Asli Manga Doraemon wajib dikunjungi oleh para penggemar manga.Â
Pameran ini menampilkan 127 panel gambar dan sketsa, yang dipinjamkan dari Fujiko F. Fujio Museum di Jepang. Ada juga bagian yang menampilkan tampilan kasus langka dari tiga gambar edisi awal asli karya Fujio sendiri.
Ini menandai pameran publik pertama karya Fujio di luar Jepang, sehingga para penggemar Doraemon berkesempatan untuk mempelajari dengan benar tentang ilustrasi inventif dan formatifnya.