Sukses

Ketahui 6 Fakta Karakteristik Anak Bungsu

Anak bungsu seringkali dianggap seperti anak kecil di keluarganya.

Liputan6.com, Jakarta - Kebanyakan anak bungsu seringkali diremehkan karena dianggap sebagai anak terakhir dan selalu dimanja. Orangtua pun rela melakukan apa pun kepada anak bungsu, hal ini yang membuat mereka susah untuk mengekspolarasi dirinya.

Meski sudah beranjak dewasa, biasanya anak bungsu masih diperlakukan seperti anak kecil oleh orangtua. Padahal mereka ingin bebas bersosialisasi dan mencari jati dirinya.

Karakterisik anak bungsu sangat berpengaruh pada pola asuh yang dibentuk oleh orangtua. Istilah sindrom “anak bungsu” seringkali didefinisikan sebagai anak manja, ketergantungan dan banyak menuntut.

Di samping itu, anak bungsu pun memiliki beban berat yang dipikul olehnya. Orangtua cenderung memberikan ekspektasi lebih kepada si bungsu, karena kakak di atasnya mungkin belum bisa mengabulkan apa yang diinginkan.

Ketika anak bungsu lahir, ini bukan kali pertama bagi orangtua menghadapi seorang anak. Orangtua sudah memiliki pengalaman sebelumnya, sehingga dengan mudah mereka membiarkan anaknya terlahir begitu saja.

Sejumlah individu menilai anak bungsu lebih sedikit memiliki tanggung jawab, sehingga mereka cenderung terlihat riang dan santai. Akan tetapi, anak bungsu pun mungkin mengalami beberapa tekanan.

Anak sulung menganggap dirinya paling besar, lebih pintar dan berkuasa. Hal ini yang menyebabkan si bungsu menjadi tak mau kalah dengan sang kakak.

“Anak terakhir memiliki sikap ‘saya akan menunjukkan kepada mereka’,” kata Dr. Leman mengutip dari Parents, Rabu (21/12/2022). 

2 dari 4 halaman

Beberapa fakta di balik anak bungsu

1. Paling Humoris

Dilansir melalui Insider, anak terakhir mendapatkan lebih banyak tekanan. Inilah yang menyebabkan mereka biasanya membutuhkan lebih banyak kasih sayang.

Bahkan, kebanyakan anak bungsu seringkali mencari perhatian dari siapa pun. Hal ini mungkin dikarenakan anak bungsu sering kali diabaikan oleh orangtua yang menyebabkan mereka haus akan kasih sayang.

2. Takut Mendapat Ejekan

Menjadi anak termuda mungkin membuat kalian sering dianggap lemah oleh sebagian besar keluarga.

Kalian si anak bungsu mungkin pernah merasa diejek oleh kakak, karena menjadi anak paling terakhir. Hal yang terjadi secara terus menerus ini membuat diri takut diremehkan.

Ketika kalian ingin membalas perbuatan sang kakak, anak bungsu biasanya takut dan cenderung memendamnya begitu saja.

3 dari 4 halaman

3. Selalu Dianggap Anak Kecil

Anak bungsu selalu dianggap anak kecil oleh orangtuanya. Berapa pun usia mereka, orangtua akan terus memperlakukan si bungsu seperti anak bayi.

Pernahkah kalian bertemu dengan teman dari orangtuamu? Bagaimanakah perilaku dia kepadamu? Biasanya mereka akan memandang kalian berbeda. Apalagi saat mengetahui kalian anak paling muda di keluarga.

Selalu dianggap seperti anak kecil membuat si bungsu menjadi lebih manja dan cenderung manipulatif.

4. Mudah Menyalahkan Orang Lain

Anak terakhir seringkali dianggap sebagai “bayi” di keluarganya. Maka dari itu, tak heran saat si bungsu dengan mudah mengacaukan segala sesuatu.

Bahkan, ketika mereka melakukan kesalahan di lingkup keluarga, anak bungsu akan memainkan kartu “bayi”-nya, sehingga merasa tak bersalah.

Mereka cenderung menyalahkan kakak yang mungkin akan menerima hukuman keras dari orangtua.

4 dari 4 halaman

5. Mudah Mendapatkan Bantuan dari Kakak

Si bungsu mungkin mudah tersulut emosi yang menyebabkan perdebatan tanpa henti dengan sang kakak.

Meski begitu, kakak akan menyayangi adiknya dengan begitu tulus. Mereka siap melakukan apa pun untuk si bungsu. Apalagi, saat kalian memiliki kakak laki-laki, lengkap sudah rasanya menjadi anak paling beruntung.

Seorang abang akan menawarkan sejumlah bantuan dan memberikan bimbingan kepada sang adik. Hal ini dilakukan agar adiknya tak melakukan kesalahan yang sama, seperti yang dilakukan oleh kakak-kakaknya.

6. Penyayang

Anak bungsu lahir dan tumbuh dengan kasih sayang lengkap dari orang di sekitarnya. Sejak kecil, si bungsu sudah menjadi pusat kasih sayang, ini yang membuat mereka mengenal lebih dalam tentang cinta.

Kalian sebagai anak bungsu mungkin secara sukarelawan seringkali menjadi sosok pahlawan dalam keluarganya. Apalagi, saat terjadi konflik di dalam rumah tangga, sosok bungsu akan bersedia memulihkan kondisi keluarganya.