Liputan6.com, Jakarta- Miliader no. 2, Elon Musk menginformasikan secara langsung bakal mundur dari jabatannya sebagai Chief Eksekutif Office Twitter Inc setelah berhasil menemukan CEO baru di masa depan.
“Saya akan mengundurkan diri sebagai CEO segera setelah saya menemukan seseorang yang cukup bodoh untuk menerima pekerjaan itu! Setelah itu, saya hanya akan menjalankan tim software & server,” tulis Musk di Twitter.
Baca Juga
Mengutip dari The Guardian, Ini adalah kali pertamanya pria berusia 51 tahun tersebut menyebut pengunduran diri sebagai kepala platform media sosial berlogo burung biru itu usai warganet berbondong-bondong memberikan suara tegas dalam jejak pendapat (voting) yang dibuat oleh Elon Musk sendiri pada Senin, 19 Desember 2022 lalu untuk mundur.
Advertisement
Alhasil, warganet beri suara "Ya" sebanyak 57,5%. Sementara yang menolak Elon Musk mundur hanya 42,5 % suara. CEO Tesla itu juga mengatakan bakal mematuhi hasil poling pendapat dari warganet Twitter yang dicuitnya pada Minggu. Bahkan, dia pun akan meminta maaf atas perubahan dan kebijakan besar di masa depan.
Namun, jejak pendapat di Twitter tidak dapat dibandingkan dengan penelitian opini publik yang dilakukan oleh lembaga profesional. Lembaga profesional meriset suara pendapat sesuai kaidah dan metodologi khusus secara ilmiah sehingga hasilnya tidak bisa mengelak atau dibantah lagi. Contohnya seperti akun bot dapat mendaftarkan respons ke jajak pendapat Twitter.
Meski jejak pendapat baru saja dilaksanakan, hasrat Elon Musk untuk mencari kandidat baru sudah ada sejak sebelumnya. Menurut dari CNBC Internasional menyebutkan dari seorang sumber yang mengetahui permasalahan tersebut mengatakan kepada jurnalis David Faber bahwa pencarian CEO baru oleh Elon Musk telah berlangsung dan dimulai sebelum jajak pendapat Twitter dibuat.
Banyak Kontroversi
Elon Musk diketahui mengakuisisi Twitter dengan mahar sebesar US$ 44 miliar (Rp 682 triliun) pada Oktober lalu dan sebelumnya telah mengatakan bahwa posisinya sebagai CEO akan bersifat sementara.
Selama dipegang bos Tesla tersebut, Twitter diwarnai kontroversi selama dua bulan terakhir antara lain memecat sejumlah eksekutif senior dan PHK sekitar 5.000 dari 7.500 karyawan Twitter.
Platform sosial media tersebut juga mengalami lonjakan tinggi atas ujaran kebencian dan rasisme yang mengakibatkan pengiklan melarikan diri atau memangkas pengeluaran mereka di Twitter.
Kontroversi lainnya termasuk pemulihan akun yang sebelumnya dilarang, serta baru-baru ini Twitter juga menangguhkan akun sejumlah jurnalis yang rajin mengkritisi keputusan dan sering berbeda pandangan dengan Elon Musk.
Advertisement
Elon Musk Mengklaim FBI Membayar Twitter untuk Menyensor Info dari Publik
Melansir dari CNN Internasional menyebutkan bahwa Elon Musk kembali mencari kontroversi yang di mana dia mengklaim menyesatkan terkait FBI.
Klaim itu secara membabi buta diperkuat hingga jutaan oleh Fox News dan media pro Elon Musk lainnya yang kuat dan tampaknya tidak tertarik dengan kebenaran
Dalam tweet Selasa, Musk menulis, "Pemerintah membayar Twitter jutaan dolar untuk menyensor informasi dari publik."
Sebagai bukti, Musk membagikan angsuran terbaru dari apa yang disebut "File Twitter" yang diterbitkan sehari sebelumnya oleh pencinta lingkungan dan penulis Michael Shellenberger.
Elon Musk Beri Penjelasan Bahwa Nilai Saham Perusahaan Tesla Terus Merosot
Per Selasa, 20 Desember 2022, nilai saham pembuat kendaraan listrik Tesla terus merosot hingga ke level terendah selama 52 minggu terakhir dan ditutup sekitar $138 per saham, atau 8% lebih rendah untuk hari itu dalam hari yang beragam untuk saham. CEO Elon Musk mencoba menyalahkan penurunan harga sebagian karena faktor ekonomi makro.
"Harga saham Tesla sekarang mencerminkan nilai dari tidak memiliki CEO. Great job tesla BOD - Saatnya untuk mengguncang. $tsla,” tulis Tesla bull lama Ross Gerber, dikutip dari CNBC Internasional.
Lalu, Gerber juga telah meluncurkan kampanye informal agar sesama pemegang saham memberikan suara untuk mengangkatnya ke dewan direksi Tesla.
Musk langsung menjawab di dalam tweet, "Ketika suku bunga rekening tabungan bank, yang dijamin, mulai mendekati pengembalian pasar saham, yang tidak dijamin, orang akan semakin memindahkan uang mereka dari saham menjadi uang tunai, sehingga menyebabkan saham jatuh."
Advertisement