Sukses

Apa Itu Overwhelm Freeze dan Bagaimana Cara Menanganinya?

Perasaan ini merupakan perasaan tak berdaya yang tampaknya selalu muncul setiap kali kita sedang menghadapi tugas-tugas yang mendesak.

Liputan6.com, Jakarta - Pernahkah kamu memiliki tugas atau pekerjaan penting tetapi bingung dari mana mulai mengerjakannya? Nah, kondisi ini disebut dengan overwhelm freeze. Intinya, kondisi ini terjadi ketika kita punya tugas penting, alih-alih mengambil tindakan secara logis untuk menyelesaikan daftar pekerjaan dengan perlahan, otak malah memperintahkan diam atau "membeku".

Sebagian orang mungkin tidak asing dengan situasi ketika mereka memiliki tugas yang banyak, tetapi tidak mampu untuk bertindak dan menangani tugas tersebut. Perasaan ini merupakan perasaan tak berdaya yang tampaknya selalu muncul setiap kali kita sedang menghadapi tugas-tugas yang mendesak.

Mengutip situs Very Well Mind (21/12/2022), ada beberapa gejala yang menandakan seseorang sedang merasa kewalahan (overwhelmed), menurut psikolog klinis dan profesor di Yeshiva University, Sabrina Romanoff, PsyD.

Pertama, ketika merasa kewalahan, kita mungkin sedang berusaha untuk berpikir secara rasional. Hal ini kemudian akan membuat kita merasa tugas tersebut semakin besar dan kemampuan untuk menghadapi masalah tersebut menjadi berkurang. Perasaan yang muncul setelahnya adalah pesimis. Kita akan merasa tak berdaya dan putus asa dengan situasi yang ada.

Gejala selanjutnya adalah menarik diri (withdrawal), akan muncul perasaan seakan tidak ada orang yang bisa membantu atau memahami apa yang sedang kita alami. Perasaan ini kemudian akan membuat kita menarik diri dari keluarga, teman, atau orang di sekitar.

Tanda paling mencolok saat seseorang mengalami overwhelm freeze adalah kelumpuhan. Kita mungkin mengalami respons membeku yang menyebabkan tubuh terasa lumpuh dan tidak dapat berfungsi. Bahkan mengerjakan tugas-tugas sederhana sekalipun akan terasa mustahil.

Selain itu, perasaan kewalahan juga dapat memunculkan gejala fisik, seperti detak jantung yang cepat, kesulitan bernapas, pusing, kelelahan, sakit kepala, kram, sakit perut atau rasa sakit dan nyeri lainnya. Kondisi ini turut dipicu oleh stres kronis sehingga menimbulkan berbagai penyakit yang parah pula.

 

2 dari 4 halaman

Fight, Flight, or Freeze

Dikutip dari situs New York Times,, seorang asisten profesor klinis di Center for Anxiety and Related Disorder di Boston Unversity, Ellen Hendriksen mengungkapkan, respons membeku atau yang terkenal dari istilah "fight, flight, or freeze" muncul ketika kita melihat tugas di hadapan sebagai ancaman.

"Tubuh kita bereaksi terhadap ancaman dengan cara yang sama, apakah ancaman itu eksternal, seperti harimau bergigi pedang ataupun ancaman internal," ujar Ellen Hendriksen.

Hendriksen menambahkan, dengan banyaknya tugas besar, ancaman yang muncul bisa jadi seperti ancaman kegagalan atau mengecewakan orang lain.

Overwhelm freeze bisa dialami oleh siapa saja. Namun, orang-orang yang berjuang menghadapi perfeksionisme lebih rentan menghadapi masalah ini. Hendriksen menyebut, seorang yang perfeksionis secara tidak sadar berpikir bahwa diri mereka adalah apa yang mereka lakukan. Cara berpikir ini membuat tugas yang mereka emban jadi lebih berat.

 

3 dari 4 halaman

Kondisi Kesehatan Mental Sebagai Salah Satu Pemicu

Menurut Dr. Romanoff dalam situs Very Well Mind, seseorang yang memiliki kondisi kesehatan mental seperti depresi, kecemasan, gangguan stres pasca-trauma (PTSD) atau gangguan obsesif kompulsif (OCD) menjadi beberapa hal yang memicu seseorang merasa kewalahan.

Selain kesehatan mental yang buruk, perasaan kewalahan juga dipicu oleh stresor tertentu atau kejadian tak terduga. Dr. Romanoff kembali menjelaskan bahwa perasaan tidak menyenangkan ini dipicu oleh serangkaian stresor menumpuk dan kurangnya kemampuan untuk mengatasi stres dengan baik.

 

4 dari 4 halaman

Mengubah Perspektif Tentang Situasi yang Dihadapi

Dalam mengatasi situasi yang membuat kita merasa kewalahan, coba kenali dan terima bagaimana perasaan dan situasi yang sedang dihadapi. Hentikan siklus emosional yang ganas dari perenungan.

Kita bisa melakukan sesuatu yang kita mampu untuk mendapatkan perspektif terhadap situasi tersebut. Coba dengan beristirahat sejenak dari situasi tersebut, berjalan-jalan, mengubah lingkungan, berbicara dengan teman, dan melakukan latihan pernapasan.

Selain itu, temukan sumber daya untuk membantu menyelesaikan masalah. Hal ini bisa berarti meminta bantuan, melakukan sesuatu untuk mengkalibrasi ulang perspektif atau mendekati masalah dari sudut pandangn yang berbeda.