Sukses

The Point Men, Film Korea yang Terinspirasi dari Kisah Nyata Penyanderaan Warga Korsel di Afghanistan

The Point Men hadir menjadi salah satu film korea yang mengangkat kisah nyata penyanderaan warga Korsel di Afghanistan.

Liputan6.com, Jakarta - Film The Point Men yang dibintangi oleh aktor Hyun Bin menjadi salah satu film berdasarkan kisah nyata yang paling ditunggu-tunggu oleh para penikmat film Korea.

The Point Men sendiri mengambil latar belakang kisah 23 relawan pendakwah Kristen asal Korea Selatan yang disandera oleh militan Taliban di Afghanistan pada 2007 silam.

Dilansir dari Yonhap, selama konferensi pers promosi film tersebut pada Selasa, (20/12/22) kemarin, sang sutradara, Lim Soon Rye membagikan proses bagaimana ia dapat membuat film tersebut yang membuat traumatis rakyat Korea Selatan kala itu.

“Awalnya saya menolak tawaran untuk menyutradarai film tersebut, karena menyangkut topik yang sensitif," ujarnya.

Namun, alih-alih membahas kisah para sandera yang membuat traumatis, Lim lebih ingin membahas perjuangan para agen intelejen negara yang berjuang untuk membebaskan para sandera atas tragedi tersebut.

Kala itu di tahun 2007, situasi penyanderaan yang berlangsung selama 43 hari menyebabkan dua pria tewas yang disebabkan oleh benturan dua keyakinan agama yang ekstrem.

Tetapi, nantinya dalam film tersebut akan berfokus pada aktivitas humanistik dari dua karakter utama yang mencoba menyelamatkan orang Korea yang diculik dengan aman, dengan biaya berapa pun.

2 dari 4 halaman

Dibintangi Aktor Veteran

Aktor veteran Hwang Jung Min dalam film ini berperan sebagai Jeong Jae Ho, seorang pejabat kementerian luar negeri yang memiliki spesialisasi dalam negosiasi luar negeri.

Seorang negosiator yang kompeten dikirim ke Afghanistan untuk pertama kalinya dalam hidupnya untuk menyelamatkan para sandera.

Dalam wawancaranya, Hwang Jung Min mengungkapkan kesulitan atas peran yang ia mainkan karena banyaknya penggunaan dialog berbahasa Inggris.

"Sulit untuk melakukan peran itu, karena ada banyak dialog bahasa Inggris. Orang-orang mengira aku adalah orang dari badan intelijen negara, tapi aku seorang diplomat. Hyun Bin dan aku juga bertanya-tanya apakah peran kami telah berubah satu sama lain,” katanya.

Lebih lanjut, ia juga mengungkapkan bahwa dirinya tetap berusaha untuk mendalami karakter yang ia perankan, karena merasa sang sutradara telah memberikan kepercayaan padanya atas peran tersebut.

3 dari 4 halaman

Jadi Ajang Reuni

Film The Point Men menandai reuni pertama antara Hwang Jung Min dengan sutradara Lim sejak 2001, saat ia memulai debutnya sebagai aktor utama dalam filmnya Waikiki Brothers.

Hwang mengatakan dia tidak membuang waktu untuk menerima tawaran untuk bekerja dengannya lagi karena dialah yang menyelamatkan hidupnya sebagai seorang aktor.

“Saya bilang saya akan melakukan proyek ini tanpa syarat apapun," tambahnya.

Hyun Bin, salah satu aktor paling populer dan berpengaruh di Korea Selatan, juga turut bermain dalam film ini.

Ia diketahui memerankan sosok Park Dae Shik, seorang agen Badan Intelijen Nasional berpengalaman yang berspesialisasi dalam Timur Tengah dan Asia Tengah.

Park bekerja sama dengan Jeong untuk misi menyelamatkan sandera Korea di Afghanistan.

Hyun Bin mengatakan bahwa dirinya memilih untuk terlibat film tersebut karena ia belum pernah bekerja sama dengan Hwang, serta sutradara terkenal seperti Lim Soon Rye.

“Aku menerima banyak energi positif dan perspektif berbeda dalam film ini ketika bekerja sama dengan Hwang,” ungkap Hyun Bin.

4 dari 4 halaman

Kehadiran Kang Ki Young

Sosok Kang Ki Young yang pernah memerankan karakter pengacara Jung dari firma Hanbada dalam drakor Extraordinary Attorney Woo juga turut bergabung dalam proyek film The Point Men ini.

Kehadiran Kang Ki Young dalam proyek film ini diharapkan untuk menambah kesan komedi dalam peran yang ia bawakan sebagai sosok Lee Bong Han, yakni penerjemah tunggal bahasa Pashto di Afghanistan.

Peran yang dimainkan oleh Kang ini termasuk penting, karena selama proses negosiasi antara pihak Korsel dengan Afghanistan berlangsung, ia akan terus menerus digunakan sebagai seorang penerjemah.