Sukses

Kisah Uwais Al Qarni, Pemuda yang Menggendong Ibunya dari Yaman ke Mekkah untuk Berhaji

22 Desember adalah perayaan hari ibu, Islam sendiri mempunyai kisah seorang pemuda yang sangat mencintai ibunya.

Liputan6.com, Jakarta - Dalam memperingati hari ibu di tanggal 22 Desember 2022, Ibu merupakan seorang pahlawan, dan manusia yang paling berjasa bagi anaknya.

Berangkat dari hal tersebut, Islam sendiri mempunyai kisah seorang anak yang sangat memuliakan ibunya. Siapakah dia? Mengutip dari laman NUOnline, ia adalah Uwais Al Qarni, seorang pemuda "tabi'in" (orang Islam yang hidup ketika di masa Nabi Muhammad namun tidak pernah bertemu dengan Rasulullah SAW) yang sangat berbakti kepada ibunya. 

Uwais Al Qarni tinggal di Yaman bersama ibunya. Ia dikenal tak pernah lelah dalam merawat ibunya yang lumpuh. Diceritakan sang Ibu adalah seorang yang cacat dengan penyakit kusta yang membuat kulitnya menjadi belang-belang. 

Uwais selalu merawat dan memenuhi semua permintaan ibunya. Namun hanya satu yang sulit untuk ia kerjakan. Sang ibu meminta dapat mengerjakan haji. 

“Anakku, mungkin Ibu tak lama lagi akan bersamamu. Ikhtiarkan agar ibu dapat mengerjakan haji,” pinta sang ibu.

Mendengar itu, Uwais termenung. Dikarenakan perjalanan yang jauh dari Yaman ke Makkah, sementara mereka adalah keluarga yang miskin dan tidak mempunyai kendaraan seperti unta pada zamannya. 

Dengan hati yang kuatnya, ia membeli seekor anak lembu dan setiap pagi ia menggendong bolak balik anak lembu itu untuk memperkuat tubuhnya. Ia sempat dikira gila orang di lingkungannya dan banyak juga yang menganggapnya aneh. 

Setelah 8 bulan berlalu dan musim haji datang, ia memenuhi permintaan sang ibu dengan menggendongnya berjalan kaki dari Yaman ke Makkah untuk menunaikan ibadah haji. 

Walaupun sangat sulit bagi Uwais Al Qarni, baginya keutamaan dirinya adalah merawat dan mengabulkan semua permintaan ibunya. Ketegarannya tersebut menjadi kisah mulia bagi anak dan ibu semasa zaman Rasullulah SAW.

2 dari 4 halaman

Tidak Meminta Dosanya Diampuni, Cukup Ibunya Saja

Ketika Uwais sedang menunaikan ibadah haji bersama ibunya, Uwais berjalan menggendong ibunya wukuf di Ka'bah. Sang ibu meneteskan air mata telah melihat Baitullah. 

Sang ibu cukup kaget dengan permintaan dan doa Uwais setelah mendengar apa yang diucapkan Uwais. 

“Ya Allah, ampuni semua dosa ibu,” kata Uwais.

“Bagaimana dengan dosamu?” tanya sang Ibu keheranan.

Uwais menjawab, “Dengan terampuninya dosa ibu, maka ibu akan masuk surga. Cukuplah ridha dari ibu yang akan membawaku ke surga.”

Seketika Allah SWT memberikan karunia untuknya, keinginan tulusnya dan cinta ibunya membuat ia sembuh dari penyakit kulitnya, dan tertinggal bulatan putih sebesar dua dirham di tengkuknya. 

 

3 dari 4 halaman

Bekas Penyakit yang Ditinggalkan di Tengkuk Uwais

Bukan semata-mata hanya menyisakan bekas penyakit di Uwais, hikmah dari bekas penyakit yang disisakan tersebut mempunyai tujuan.

Tanda tersebut teruntuk Umar Bin Khaththab dan Ali bin Abi Thalib, dua sahabat Rasulullah untuk mengetahu Uwais Al-Qarni. 

Rasul pernah berpesan kepada dua sahabatnya "Di zaman kamu nanti akan lahir seorang manusia yang doanya sangat makbul. Kalian berdua, pergilah cari dia. Dia akan datang dari arah Yaman, dia dibesarkan di Yaman.”

Siapakah dia? Dia adalah Uwais Al Qarni, dalam sebuah hadist riwayat tertuang dirinya sebagai manusia yang dirindukan Surga. 

“Sesungguhnya Allah mengharamkan atas kamu durhaka pada ibu dan menolak kewajiban, dan meminta yang bukan haknya, dan membunuh anak hidup-hidup, dan Allah, membenci padamu banyak bicara, dan banyak bertanya, demikian pula memboroskan harta (menghamburkan kekayaan).” (HR Bukhari dan Muslim)

 

4 dari 4 halaman

Penghuni Langit dan Bukan Orang Bumi

Ketika di Madinah, Uwais ingin menjumpai Nabi Muhammad. Setelah itu ia menemukan rumah Nabi namun ia tidak berjumpa dengan Nabi karena sedang bertempur, dan bertemu Siti Aisyah r.a, istri Nabi. 

Kecewa karena tidak berjumpa, namun ia teringat oleh ibunya yang sakit di rumah. Tak lama dari situ, ia bergegas pulang untuk merawat ibunya lagi dan menitipkan salamnya untuk Nabi. 

Peperangan usai, Nabi pulang ke Madinah. Sesampainya di rumah, ia menanyakan kepada Aisyah siapa yang mencarinya. Aisyah menjelaskan ia adalah Uwais dan sudah pulang ke Yaman untuk merawat Ibunya yang sakit-sakitan. 

Lalu, Nabi pun menerangkan tentang Uwais Al Qarni, kepada sahabatnya. 

“Kalau kalian ingin berjumpa dengan dia, perhatikanlah ia mempunyai tanda putih di tengkuknya.”

Sesudah itu Nabi memandang kepada Ali bin Abi Thalib dan Umar bin Khaththab seraya berkata, “Suatu ketika apabila kalian bertemu dengan dia, mintalah doa dan istighfarnya, dia adalah penghuni langit, bukan orang bumi.”

Tak lama Nabi meninggal, dua sahabat Nabi segera menjumpai Uwais di Yaman, dan meminta ampun terhadap dosa-dosanya.