Sunpride Kurangi Masalah Food Waste dengan Ekosistem Buah Segar

Perayaan 27 Tahun Sunpride di Indonesia. — Perayaan 27 Tahun Sunpride di Indonesia di Hotel Pakubuwono, Jakarta, Kamis (22/12/2022). (Liputan6.com/Anissa Rizky)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) pada 2021 lalu melaporkan bahwa food waste alias limbah makanan di Indonesia selama dua dekade terakhir mencapai 115 hingga 184 kilogram per kapita setiap tahunnya.

Sektor pangan yang paling banyak mengalami pemborosan rantai makanan adalah buah dan sayuran. Bahkan, di kawasan Asia-Pasifik, hampir separuh buah dan sayuran terbuang atau hilang sebelum sampai ke tangan konsumen.

Bappenas juga melaporkan bahwa, ekonomi akibat kehilangan dan pemborosan pangan berkisar antara Rp213 triliun hingga Rp551 triliun per tahun. Jumlah ini setara dengan 4-5 persen dari Produk Domestik Bruto Indonesia (PDB). Hal tersebut menjadi salah satu kekhawatiran CEO Fresh Fruit and GTM, Cindyanto Kristian.

“Indonesia masih banyak sekali food wastenya, contohnya buah. Buah yang ditanam setelah panen tidak berhasil dijual dengan baik dan dengan kualitas yang baik," ujar Cindy dalam acara peringatan 27 tahun Sunpride di Hotel Pakubuwono, Jakarta, Kamis (22/12).

Untuk itulah, Sunpride berupaya menciptakan ekosistem buah segar di Indonesia. Ekosistem buah segar yang menjadi fokus Sunpride bertujuan untuk memaksimalkan produksi buah dari para petani.

Tujuannya adalah untuk mengurangi food waste. Ekosistem ini juga dapat membuat buah-buah hasil panen kualitasnya dapat terjaga dengan baik hingga meja konsumen.

Dengan komitmen ekonomi sirkular berkelanjutan, Sunpride bekerja sama dengan pemerintah dan para petani lokal demi mewujudkan ekosistem tersebut.

“Dari satu pohon pisang, kita tidak bisa panen dan makan semua buahnya. Nah, gimana caranya kita bisa buat dari satu pohon pisang itu, meskipun tidak bisa terpakai semua, tetapi bisa bermanfaat dan tidak ada yang terbuang. Itu salah satu komitmen kami di circular economy,” kata Cindy.

Di Nganjuk, Jawa Timur, terdapat kampung yang menyulap pekarangan rumah warga menjadi wisata buah, yakni bernama kampung rambutan. Hanya dengan membayar uang masuk Rp.10.000, pengunjung bisa memetik dan menyantap buah rambutan sepuasnya.

2 dari 4 halaman

Kerja Sama Kemitraan

Untuk membantu tingkatkan perekonomian desa hingga nasional, Sunpride terus mengembangkan kemitraannya dengan petani buah lokal dengan kerja sama kemitraan.

“Bentuk kerja sama kami untuk meningkatkan ekosistem buah segar di Indonesia ada tiga,” ungkap Jane Fransisca, Direktur Pengelola PT Great Giant Pineapple (GGP).

Pertama, ada program kerja sama dengan pemerintah dengan cara bagi hasil. “Di Bali misalnya, kami mengelola tanah pemerintah dan nanti kami bagi hasil dengan pemerintah setempat,” kata Jane.

Kedua, lanjut Jane, ada program kerja sama dengan petani. Dalam kerja sama ini, Sunpride akan menjadi supervisor dan educator untuk para petani. Sunpride juga akan memberikan pasokan bibit, teknologi, serta edukasi bagi para petani agar pengelolaan buah segar dapat berjalan dengan maksimal.

Terakhir, ada local sourcing yang menempatkan Sunpride sebagai supervisor dan membantu distribusi buah, sedangkan petani sebagai pengelola buah.

3 dari 4 halaman

Solusi Minimalisasi Food Waste

Selain dengan catatan food waste yang tinggi, ironi petani buah di Indonesia juga muncul saat panen raya.

“Di negara maju, saat panen raya para petani tersenyum senang. Tapi, di Indonesia para petani nangis karena harganya jatuh dan buahnya tidak terjual lalu menghasilkan food waste,” ungkap Cindy.

Solusi Sunpride untuk hal tersebut adalah dengan penghitungan kapasitas produk dan mengembangkan supply chain dari petani ke pasar. Termasuk di antaranya adalah jenis packing, jenis transportasi pengangkut, hingga waktu panen.

Selain itu, Sunpride juga kini tengah mengembangkan teknologi Sunpride blockchain traceability untuk beberapa buah unggulan mereka.

Dengan blockchain traceability, Sunpride dapat mengetahui kondisi buah di setiap tahapan, mulai dari petani hingga tiba di toko, sehingga menjaga kualitas buah yang dikirim.

4 dari 4 halaman

Ekonomi Kerakyatan

Kerja sama antara Sunpride dan pemerintah menjadi salah satu implementasi dari strategi utama menjaga ketahanan ekonomi nasional Indonesia pada program sinergi sektor fiskal, moneter, dan ril.

Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia Susiwijono Moegiarso mengatakan, pada masa pandemi, sektor pertanian mampu tumbuh konsisten secara positif. Pertanian, kata Susiwijono bisa menjadi tulang punggung ekonomi Indonesia, khususnya hortikultura.

"Sunpride, bekerja sama dengan pemerintah mampu mendukung tren produksi buah di Indonesia yang meningkat selama lima tahun terakhir, khususnya dalam komoditi pisang,” ujar Susiwijono Moegiarso.

Tren peningkatan produksi tersebut merupakan salah satu jalan menekan impor buah ke Indonesia dan meningkatkan sumber daya pertanian lokal.

“Kerja sama ini dapat mendorong ekspor, mendorong ekonomi daerah yang akan berkontribusi besar pada ekonomi nasional, serta meningkatkan kesejahteraan para petani dalam mendorong kawasan hortikultura,” Susiwijono menambahkan.

Sunpride juga berusaha menghubungkan para petani dan konsumen melalui koperasi pemerintah yang tetap berada di jalur ekonomi sirkular berkelanjutan.