Sukses

Hindari Minum Alkohol Berlebihan, Berapa Takaran yang Aman untuk Dikonsumsi?

Minum minuman beralkohol secara berlebihan dapat membentuk kebiasaan yang buruk dan berisiko buruk bagi kesehatan.

Liputan6.com, Jakarta - Mengonsumsi segelas anggur merah atau bir sesekali mungkin tidak akan menimbulkan masalah kesehatan bagi sebagian orang, yang akan menimbulkan masalah adalah ketika meminum minuman beralkohol tersebut secara berlebihan dan membentuk kebiasaan yang tidak sehat.

Mengutip World Health Organization (WHO), ada sekitar 3,3 juta kematian setiap tahun di seluruh dunia akibat mengonsumsi minuman beralkohol. Selain itu, lebih dari 200 penyakit dan masalah yang berkaitan dengan cedera diketahui juga disebabkan oleh alkohol. Penyalahgunaan alkohol tidak hanya memicu gangguan kesehatan fisik, tetapi juga mental dan perilaku seseorang.

Pihak berwenang di lebih dari 40 negara di seluruh dunia telah mengeluarkan pedoman keamanan nasional untuk asupan alkohol, termotivasi oleh keinginan untuk meningkatkan kesehatan dan keselamatan masyarakatnya.

Melalui peraturan tersebut, para pihak berwenang tampak sepakat bahwa minum secara berlebihan dapat menimbulkan bahaya. Namun, belum diketahui seberapa besar takaran alkohol yang aman untuk dikonsumsi sehingga tidak terlalu banyak.

Pedoman mengenai takaran alkohol yang aman ini sangat bervariasi. Di Belanda, konsumsi alkohol dibatasi 10 gram sehari, sedangkan di Korea Selatan sekitar 40 gram untuk sehari. Pembatasan ini sesuai dengan aturan International Alliance for Responsible Drinking.

Sementara itu, mengutip The Healthy, Selasa (27/12/2022), Amerika Serikat juga memiliki U.S. Dietary Guidelines untuk orang-orang Amerika dan menyarankan tidak lebih dari satu minuman sehari untuk wanita dan dua minuman sehari untuk pria, menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC).

2 dari 4 halaman

Mengapa Takaran Alkohol di Setiap Negara Berbeda?

Ada sejumlah alasan untuk kurangnya kesepakatan tentang tingkat alkohol yang aman. Seorang dokter penyakit dalam, Larry Altshuler, MD menjelaskan bahwa meskipun semuanya didasarkan pada penelitian, setiap kelompok, ras, dan jenis kelamin merespons alkohol secara berbeda. Perbedaan takaran minum alkohol yang aman di setiap negara juga disebabkan oleh budaya yang mereka punya.

Selain itu, para peneliti tidak menggunakan model atau metode yang sama untuk dipelajari. Di samping setiap botol bir mengandung konsentrasi alkohol yang bervariasi, ada perbedaan antara konsumsi harian rata-rata dan pesta minuman keras. Dalam hal ini, pesta minum alkohol lebih merusak organ dalam, khususnya hati.

Di Amerika Serikat, binge drinking atau pesta minuman keras didefinisikan sebagai empat atau lebih minuman dalam sekali duduk untuk wanita dan lima atau lebih minuman bagi pria, setidaknya satu hari di bulan sebelumnya.

Karena tubuh kita umumnya hanya dapat memproses hanya satu minuman dalam satu jam, pesta minuman keras dapat menempatkan seseorang dalam risiko overdosis alkohol. Hal ini kemudian berpotensi mengancam nyawa dan menyebabkan gejala seperti muntah, kejang, detak jantung yang lambat, dan suhu tubuh yang rendah.

3 dari 4 halaman

Takaran Alkohol yang Aman untuk Dikonsumsi

Terlepas dari penelitian yang mengklaim bahwa segelas anggur baik untuk dikonsumsi, sebagian ahli setuju bahwa jumlah alkohol yang paling aman adalah tidak mengonsumsi sama sekali.

Co-author dari Ending Addiction for Good, Constance Scharff, PhD mengatakan bahwa tidak ada jumlah alkohol yang baik untuk seseorang. Sebaliknya, kita perlu mengkhawatirkan tentang jumlah alkohol yang buruk bagi tubuh kita.

Selanjutnya, menurut penulis dan kepala strategi medis Enterhealth, Harold Urschel, MD mengungkapkan secara ilmiah, alkohol merupakan neurotoksin dan kardiotoksin. Alkohol merusak sistem kekebalan tubuh dan meningkatkan risiko kanker dan melukai pankreas.

Ditambah lagi, jika kita minum setiap hari, kita bisa kemungkinan akan mengembangkan toleransi dan membutuhkan lebih banyak dan lebih banyak lagi untuk mendapatkan efek yang sama.

4 dari 4 halaman

Pantangan Minum Alkohol 'Tidak Realistis'

Sementara itu, Harold Urschel yang mendukung pantangan minum alkohol turut mengungkapkan bahwa hal ini terkadang "tidak realistis". Terdapat berbagai faktor seperti budaya, tekanan teman sebaya, iklan, sampai hanya karena suka dengan rasanya, membuat kebanyakan orang akan mengonsumsi alkohol.

Di banyak negara, alkohol adalah bagian dari ritual sosil dan makanan. Jadi, salah satu cara untuk menekan jumlah konsumsi adalah dengan meminumnya sesedikit mungkin.

Bahkan jika kita tidak mempunyai kondisi kesehatan sebelumnya, mungkin ada baiknya mengikuti tips sederhana ini untuk minum lebih sedikit dan membatasi hubungan dengan alkohol. Hal ini terutama benar karena para ahli setuju bahwa jika kita berhenti minum, ada sejumlah manfaat positif yang bisa diperoleh.