Liputan6.com, Jakarta - Sebagian besar orang mungkin menggertakkan dan mengatupkan gigi mereka dari waktu ke waktu tanpa disadari. Secara medis, hal ini disebut sebagai "bruxism" dan biasanya tidak menyebabkan kerusakan. Akan tetapi, saat kegiatan ini terjadi secara konsisten akan terjadi komplikasi terhadap kesehatan mulut dan kesehatan gigi.
Menurut dokter gigi di Cedars-Sinai Pain Center di Los Angeles, Katayoun Omrani, terdapat dua jenis bruxism, yaitu awake bruxism dan sleep bruxism. Sesuai dengan istilahnya, awake bruxism adalah orang menggertakkan gigi mereka saat tersadar, sedangkan sleep bruxism orang menggertakkan gigi saat tertidur.
Baca Juga
Bruxism merupakan kondisi yang cukup umum. Melansir Mayo Clinic (26/12/2022), sekitar sepertiga orang dewasa mengalami awake bruxism, sedangkan 1 dari 10 mengalami sleep bruxism.
Advertisement
Bagi banyak orang, kondisi ini tidak terlalu menjadi masalah medis. Akan tetapi, bagi sebagian orang hal itu dapat menyebabkan nyeri leher, nyeri rahang, sakit kepala, garis gusi yang surut dan kerusakan pada gigi yang mungkin memerlukan pencabutan gigi.
Katayoun Omrani juga mengatakan stres dan kecemasan merupakan penyebab utama dari bruxism. Meskipun menggertakkan gigi dapat disebabkan oleh stres dan kecemasan, bruxism yang sering terjadi selama tidur lebih mungkin dipicu oleh gigitan yang tidak normal.
Selain itu, terdapat beberapa faktor lain yang memainkan peran, di antaranya adalah penggunaan selective serotonin reuptake inhibitors (SSRI) atau sejenis antidepresan.
Merokok, minum minuman berkafein atau alkohol, dan refluks asam juga dapat menambah risiko bruxism seseorang. Terlepas dari kecurigaan bahwa sleep apnea juga bisa meningkatkan risiko sleep bruxism, ulasan di 2020 dari jurnal Sleep and Breathing tidak menemukan hubungan konklusif antara keduanya.
Â
Bahaya Menggertakkan Gigi
Dalam beberapa kasus menggertakkan gigi secara kronis dapat menyebabkan gigi patah, longgar, sampai tanggal. Mengatupkan gigi dengan keras membuat gigi menjadi goyah akibat tekanannya. Ketika peristiwa ini terjadi perubahan terhadap jembatan, mahkota, saluran akar, implan, gigi palsu parsial, bahkan gigi palsu lengkap mungkin akan dibutuhkan. Tidak hanya dapat merusak gigi dan mengakibatkan gigit tanggal, hal ini juga dapat memengaruhi rahang kita, bahkan sampai memngubah penampilan wajah.
Â
Advertisement
Menyadari Kebiasaan Menggertakkan Gigi
Perawatan untuk bruxism terjaga lebih sederhana. Kita bisa dengan mudah menyadari kebiasaan ini saat terjadi selama terjaga. Akan tetapi tidak mudah untuk menyadari dan menghentikan kebiasaan ini ketika dilakukan saat tidur.
Oleh karena itu, mengobati bruxism saat tidur membutuhkan teknik yang berbeda. Hal yang paling utama adalah untuk menggunakan pelindungi gigi pada malam hari. Ini tidak akan menghentikan gerakkan mengatupkan gigi, tetapi bisa membantu melindungi gigi dan otot rahang.
Jika seseorang yang sering menggertakkan gigi menggunakan SSRI, mereka mungkin perlu beralih ke jenis antidepresan yang berbeda. Apabila rasa sakitnya semakin parah, pasien dapat diberi resep pelemas otot untuk diminum pada malam hari untuk membantu otot agar rileks.
Â
Cara Menghentikan Kebiasaan Menggertakkan Gigi
Jika penyebab seseorang menggertakkan gigi diakibatkan oleh stres, disarankan untuk melakukan konsultasi untuk mengatasi kondisi tersebut. Menghadiri konseling stres, memulai program latihan, menemui ahli terapis fisik atau mendapatkan resep untuk relaksan otot menjadi beberapa pilihan yang akan ditawarkan.
Beberapa cara lain untuk mengatasi kondisi ini adalah menghindari atau mengurangi makanan dan minuman yang mengandung kafein, seperti soda, cokelat, dan kopi.
Kita juga disarankan untuk menghindari alkohol. Sebab, kebiasaan menggertakkan gigi meningkat setelah seseorang mengonsumsi alkohol. Selain itu, hindari mengunyah ujung pensil, pulpen, atau apa pun yang bukan makanan. Permen karet juga mungkin perlu dihindari untuk menghilangkan kebiasaan otot rahang yang menegang.
Advertisement