Sukses

Mengenal Air Koryo, Pesawat Komersil Satu-Satunya Milik Korea Utara

Korea Utara juga memiliki pesawat komersil dan satu-satunya bernama Air Koryo

Liputan6.com, Jakarta - Jika kita ingin melancong ke luar negeri, biasanya kita sudah tahu rute dan maskapai pesawat mana saja yang biasa terbang ke destinasi yang ingin kita tuju.

Namun, apa jadinya jika kita ingin melancong ke Korea Utara? Apakah ada pesawat yang berani melintas di negara yang dipimpin oleh Kim Jong-un itu? Apakah mereka memiliki maskapai pesawat sendiri?

Para pelancong yang ingin mencoba berwisata ke Korea Utara kini tak perlu khawatir. Negara tetangga Korea Selatan ini ternyata memiliki maskapai bernama Air Koryo, loh!

Dilansir dari Young Pioneer Tours, Air Koryo menjadi satu-satunya maskapai serta pesawat komersil yang dimiliki Korea Utara.

Maskapai ini secara resmi dikelola oleh pemerintah, alias menjadi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Korea Utara.

Air Koryo pertama kali didirikan sebagai perusahaan gabungan bersama dengan Uni Soviet setelah berakhirnya Perang Dunia II pada tahun 1945.

Kala itu, rute penerbangan domestik yang dimiliki oleh Air Koryo antara lain Pyongyang, Hamhung, dan Chongjin.

Sedangkan penerbangan internasional yang dilalui untuk pertama kalinya, yakni dari ibukota Pyongyang menuju Moskow, Rusia.

Namun, rute kala itu bukanlah menjadi rute penerbangan langsung Pyongyang ke Moskow.

Maskapai tersebut harus singgah terlebih dahulu di kota Beijing dan kota Khabarovsk di Rusia Timur.

Penerbangan Air Koryo sempat terhenti karena pecahnya perang saudara antara Korsel dan Korut pada tahun 1950-1953 silam.

Kemudian, pesawat buatan Soviet jenis Antonov An-2, Ilyushin Il-12, serta Lisunov Li-2 menjadi pesawat pertama yang digunakan oleh Korut untuk maskapai Air Koryo.

2 dari 4 halaman

Rute Penerbangan Air Koryo

Dalam jadwalnya, Air Koryo membuka rute penerbangan internasional mingguan menuju Pyongyang melalui tiga titik, yakni Beijing, Shenyang, dan Vladivostok.

Selain itu, maskapai tersebut juga membuka satu rute penerbangan domestik ke daerah yang terletak di dekat kota Chongjin, provinsi Hamgyong Utara.

Pada 2007, pesawat Air Koryo jenis Tupolev dengan kode Tu-204-300, menjadi pesawat pertama maskapai tersebut yang dilengkapi dengan 16 kursi kelas bisnis dan 150 kursi ekonomi.

Sebelumnya pada 2011, Air Koryo juga dilaporkan sempat memperluas rute penerbangan internasionalnya ke Singapura, Bangkok, Kota Kuwait, dan Kuala Lumpur.

Namun sayang, setahun kemudian penambahan rute internasional tersebut harus dibatalkan.

Hal ini disebabkan resolusi dari Dewan Keamanan PBB yang mendesak para negara anggota untuk menolak izin pesawat asal Korut tersebut lepas landas, mendarat, dan terbang di wilayah negara anggota PBB.

3 dari 4 halaman

Jenis Pesawat Air Koryo

Dalam rute penerbangan internasionalnya, Air Koryo memiliki 3 jenis pesawat, yakni:

  • 1 unit Tupolev TU-204-300 (166 kursi)
  • 1 unit Tupolev TU-204-100B (176 kursi)
  • 2 unit Antonov AN-148-100B (73 kursi)

Selain melayani rute internasional, ada juga jenis pesawat Air Koryo yang digunakan untuk layanan terjadwal (sewaan/charter), yakni:

  • 2 unit Ilyushin IL-62M (150 kursi)
  • 1 unit pesawat VIP khusus Ilyushin IL-62M
  • 2 unit Tupolev TU-154-B (136 kursi)
  • 2 unit Tupolev TU-134 (72 kursi)
  • 1 unit Ilyushin IL-18D (100 kursi)
  • 3 unit Antonov AN-24 (48 kursi)
  • 3 unit Kargo Ilyushin IL-76
  • 2 unit helikopter Mil Mi-17
4 dari 4 halaman

Riwayat Kecelakaan Air Koryo

Tahun 1979, Air Koryo jenis Tupolev Tu-154B melakukan pendaratan di Bandar Udara Budapest Ferihegy di Hongaria yang menyebabkan kerusakan pada roda pendaratan dan sayap. Tidak ada korban jiwa dalam kasus kecelakaan ini.

Tahun 1983, Air Koryo jenis Ilyushin Il-62M dalam rute terjadwal (charteran) penerbangan internasional dari Pyongyang ke Conakry, Guinea, jatuh di Pegunungan Fouta Djallon Guinea. Semua 23 orang di dalamnya tewas.

22 Juli 2016, Air Koryo jenis Tupolev Tu-204-300 dalam rute penerbangan internasional dari Beijing ke Pyongyang, melakukan pendaratan darurat di Bandara Shenyang karena adanya laporan asap di dalam kabin.

Masker oksigen dikerahkan karena kekurangan oksigen. Dalam insiden ini, tidak ada korban luka atau korban jiwa.