Sukses

Ini Serangkaian Kehebatan Pele di Balik Julukan Raja “The Beautiful Game”

Miliki talenta dan pengaruh besar di dunia, Pele menjadi ikon tokoh dunia yang melegenda

Liputan6.com, Jakarta - Dunia berduka, Pele meninggal dunia di umur 82 tahun pada Kamis (29/12). Raja sepak bola Brasil yang menjadi ikon global sepak bola ini mengembuskan napas terakhirnya setelah dirawat di rumah sakit selama sebulan terakhir dengan berbagai penyakit.

Memiliki rekor memenangkan tiga Piala Dunia, Pele juga menjadi pembawa standar yang sulit ditembus oleh para pemain sepak bola. Ia menjadi pembawa standar “The Beautiful Game” karena telah mencetak 1.282 gol dalam 1.366 pertandingan, termasuk 77 gol dalam 92 penampilan untuk negaranya.

Dianggap sebagai salah satu pemain sepak bola terhebat, Pele menghabiskan hampir dua dekade untuk memikat penggemar dan memukau lawan sebagai pencetak gol paling produktif dalam permainan bersama klub Brasil Santos dan tim nasional Brasil.

Keanggunan, atletis, dan gerakannya yang memukau membuat para pemain dan penggemar terpesona. Dia mengatur gaya cepat dan mengalir yang merevolusi olahraga - bakat seperti samba yang mempersonifikasikan keanggunan negaranya di lapangan.

Mengutip NBC Sports, Jumat (31/12) ia membawa Brasil ke puncak sepak bola dan menjadi duta besar global untuk olahraganya dalam perjalanan yang dimulai di jalanan negara bagian Sao Paulo.

Sementara itu dalam pembicaraan tentang pemain terhebat sepak bola, hanya mendiang Diego Maradona, Lionel Messi, dan Cristiano Ronaldo yang disebut-sebut bersama Pele.

Pemain yang kelak dijuluki "Sang Raja" ini diperkenalkan kepada dunia pada usia 17 tahun di Piala Dunia 1958 di Swedia. Ia merupakan pemain termuda yang pernah ada di turnamen tersebut. Dia digendong keluar lapangan di pundak rekan setimnya setelah mencetak dua gol dalam kemenangan 5-2 Brasil atas tuan rumah di final.

 

2 dari 4 halaman

Menjadi Ikon Dunia

Pele sebagai seorang legenda menembus batas negara dan profesi. Keterampilan dan kecepatan Pele yang menggetarkan berpadu dengan akurasi yang mematikan di depan gawang. Sebagai pahlawan nasional di negara asalnya, Brasil, ia menjadi ikon olahraga global.

Dan, di luar lapangan, ia berkampanye tanpa lelah untuk memperbaiki kondisi bagi orang-orang yang paling kekurangan di masyarakat. 

Bahkan, ketenaran Pele sempat menghentikan perang antar dua negara pada 1967 silam. Saat itu faksi-faksi perang saudara di Nigeria menyetujui gencatan senjata singkat sehingga ia bisa memainkan pertandingan ekshibisi di negara itu. Dia diberi gelar ksatria oleh Ratu Inggris Elizabeth II pada tahun 1997.

Menyebarkan semangat sepak bola, ketika ia mengunjungi Washington untuk membantu mempopulerkan permainan ini di Amerika Utara, presiden AS-lah yang pertama kali mengulurkan tangannya.

"Nama saya Ronald Reagan, saya adalah presiden Amerika Serikat," kata tuan rumah kepada tamunya. "Tapi Anda tidak perlu memperkenalkan diri Anda karena semua orang tahu siapa Pele." 

3 dari 4 halaman

Harta Nasional

Mengutip BBC, meskipun pada Piala Dunia 1962 terdapat kekecewaan karena Pele absen selama sisa turnamen akibat cedera, hal itu tidak menghintikan klub-klub kaya mencoba untuk mengontraknya.

Manchester United dan Real Madrid yang kala itu mencoba mengontrak pria yang sudah disebut-sebut sebagai pesepakbola terhebat di dunia menimbulkan kekhawatiran Brasil. Sebabnya, para penggemar cemas memikirkan bintang mereka pergi ke luar negeri, yang membuat pemerintah Brasil menyatakannya sebagai "harta nasional" untuk mencegahnya ditransfer.

Sayangnya, Piala Dunia 1966 merupakan kekecewaan besar bagi Pele dan Brasil. Pele menjadi target dan mengalami banyak pelanggaran, terutama dalam pertandingan melawan Portugal dan Bulgaria. Brasil gagal melaju lebih jauh dari babak pertama, dan cedera Pele akibat tekel yang dialaminya membuat dia tidak bisa bermain dalam kondisi terbaiknya.

Kembali ke rumah, Santos mengalami penurunan dan Pele mulai kurang memberikan kontribusi kepada timnya.

4 dari 4 halaman

Tim Terhebat

Pada tahun 1969, Pele mendekati usia 30 tahun, dan enggan berkomitmen untuk bermain untuk Brasil di Piala Dunia 1970 di Meksiko.

Dia juga harus mengalami penyelidikan oleh kediktatoran militer negaranya yang mencurigainya bersimpati pada sayap kiri.

Pada akhirnya, ia mencetak empat gol dalam penampilan terakhirnya di Piala Dunia, sebagai bagian dari tim Brasil yang dianggap sebagai tim terhebat dalam sejarah.

Momen yang paling terkenal datang dalam pertandingan grup melawan Inggris. Sundulannya tampaknya ditakdirkan untuk masuk ke gawang sampai Gordon Banks melakukan "penyelamatan abad ini".

Meskipun demikian, kemenangan 4-1 Brasil atas Italia di final mengamankan mereka trofi Jules Rimet untuk selamanya karena memenangkannya tiga kali. Pele, tentu saja, telah mencetak gol.

Pertandingan terakhirnya untuk Brasil terjadi pada 18 Juli 1971 melawan Yugoslavia di Rio, dan ia pensiun dari sepak bola klub Brasil pada tahun 1974.

Dua tahun kemudian ia menandatangani kontrak dengan New York Cosmos. Meskipun sudah melewati masa terbaiknya, namanya sendiri secara signifikan mengangkat profil sepak bola di Amerika Serikat.