Liputan6.com, Jakarta - Edson Arantes do Nascimento yang lebih dikenal sebagai Pele meninggal dunia di usia 82 tahun, setelah berjuang melawan kanker.
Pemain legendaris satu ini memiliki catatan terbaik sepanjang ia merintis kariernya di dunia sepak bola. Pele merupakan satu-satunya pemain sepak bola yang berhasil memenangkan tiga gelar Piala Dunia pada 1958, 1962 dan 1970.
Bahkan, dirinya dianggap sebagai sosok olahragawan paling berpengaruh di abad ke-20. Performa yang dimilikinya sanggup mengubah dan mengangkat nama Selecao Brasil dikancah dunia.
Advertisement
Pesepak bola serba bisa dengan kemampuan khusus yang dimilikinya membuktikan Pele pantas mendapatkan banyak dukungan dan memiliki penggemar dari berbagai macam belahan dunia.
Selama berkarier, Pele memiliki peran penting dalam kebangkitan sepak bola yang saat ini menjadi olahraga paling populer di dunia.
Pada 1956, ia mulai merintis karier bersama Santos yang membuat dirinya menjadi pesepakbola bintang.
Dinilai sebagai pemain serba bisa, Pele mendapatkan kesempatan untuk terjun langsung ke pertandingan Internasional, Piala Dunia 1958.
Dilansir dari Olympics, Jumat (30/12/2022), debut pertama kali di Piala Dunia, Pele mendapatkan gelar sebagai juara dunia termuda di usia 17 tahun dan mencetak gol di babak final.
Mengasah performa yang dimilikinya, Pele dipercaya untuk bertanding kembali di Piala Dunia 1962 dan 1970.
Membawa timnas Brasil ke ajang internasional, Pele mencatat rekor telah menyumbang 77 gol selama dirinya berkarier. Pada Piala Dunia 1970, Pele dinobatkan sebagai pemain pertama dan satu-satunya yang sanggup memenangkan tiga gelar Piala Dunia.
Dirinya pun membuktikan kepada dunia, tim Samba adalah salah satu tim terhebat dalam sejarah olahraga.
Hal inilah yang menyebabkan mengapa akhirnya timnas Brasil dikenal sebagai salah satu skuad yang tak mungkin diragukan dalam ajang Piala Dunia.
Pele Menjabat sebagai Menteri Olahraga di Brasil
Sebelum akhirnya memutuskan pensiun pada 1977, Pele masih terus terlibat di bidang olahraga. Dirinya sempat menjabat sebagai Menteri Olahraga di Brasil dalam rentang 1995 – 2001.
Mantan pemain asal klub Santos, ternyata langsung ditunjuk oleh Presiden kala itu, Fernando Henrique Cardoso mengurus segala hal mengenai olahraga di Negeri Samba.
Jauh sebelum itu, Pele dikenal sebagai sosok yang dekat dengan masyarakat, ia pun sering kali menyibukan diri dengan kegiatan sosial. Inilah yang menyebabkan dirinya diangkat sebagai duta UNESCO pada 1994.
Selama menjabat, Pele fokus memberantas berbagai macam kasus korupsi yang terjadi di sepak bola Brasil. Ia mengusulkan undang-undang anti korupsi yang dikenal sebagai ‘Pele Law’.
Namun, sayangnya ia malah terjebak kasus korupsi di akhir masa jabatannya. Dirinya ditunduh meraup dana UNICEF.
Akan tetapi, belakangan UNICEF telah membantah tuduhan tersebut, pada akhirnya Pele pun mundur dari jabatannya di 2001.
Advertisement
Pele Ambil Peran dalam Olimpiade
Sebenarnya, legenda asal Brasil ini tak pernah bermain di ajang olimpiade. Akan tetapi, dirinya terpilih menjadi Athlete of the Century dari Komite Olimpiade Nasional (NOC).
Dalam upacara penutupan London 2012, Pele tampil di segmen mengenai pertandingan mendatang yang akan dilaksanakan di Rio. Sebelum upacara pembukaan olimpiade Rio 2016, Pele mengambil bagian dalam estafet obor.
Prestasi yang didapatkan Pele membuat Presiden IOC Thomas Bach mengakui kehebatannya dan kesetiaan pada nilai-nilai dalam olimpiade.
“Bahkan, jika saya adalah peraih medali emas Olimpiade di cabang anggar, kecintaan saya pada olahraga dimulai dengan sepak bola. Jika saya tidak menjadi presiden IOC, saya akan melewatkan kesempatan untuk menyerahkan Perintah Olimpiade kepada salah satu pahlawan olahraga saya, Pelé, Edson Arantes do Nascimento, mengakui prestasi olahraganya dan kesetiaannya pada nilai-nilai Olimpiade,” kata Thomas Bach saat upacara pembukaan pada 2016.
Pele Tutup Usia Setelah Berjuang Melawan Kanker
Pele meninggal dunia pada usia 82 tahun setelah berjuang melawan kanker. Dirinya pernah mengidap tumor usus besar hingga organnya pun diangkat pada tahun 2021.
Kemudian, ia kembali dirawat di rumah sakit Albert Einstein, Sao Paulo pada bulan November setelah keadaannya semakin memburuk.
Mengutip dari The Guardian, sebuah pernyataan rumah sakit pada Kamis 29 Desember 2022 telah mengonfirmasi kematian dari sang raja sepak bola pada pukul 15.27 waktu setempat atau Jumat (30/12/2022) waktu Indonesia.
Dirinya mengalami kegagalan pada beberapa organ, hal ini diakibatkan karena perkembangan kanker usus besar yang semakin memburuk.
Advertisement