Sukses

4 Manfaat Berbicara Sendiri Menurut Sains

Berbicara dengan diri sendiri rupanya memiliki segudang manfaat baik.

Liputan6.com, Jakarta- Budaya kita menilai bahwa berbicara kepada diri sendiri adalah kebiasaan orang-orang eksentrik. Film-film menggambarkan karakter yang tidak waras karena berbicara dengan diri sendiri. 

Benar, beberapa gangguan mental memang memanifestasikan gejala self-talk, seperti skizofrenia. Tetapi kebiasaan ini juga banyak terjadi di antara mereka yang sehat secara mental.

"Berbicara dengan suara keras bisa menjadi perpanjangan dari pembicaraan batin seseorang yang diam, yang disebabkan ketika perintah motorik tertentu dipicu tanpa disengaja," jelas Paloma Mari-Beffa, dosen senior psikologi di Bangor University. 

"Psikolog Swiss, Jean Piaget, mengamati bahwa balita mulai mengendalikan tindakan mereka segera setelah mereka mulai mengembangkan bahasa. Ketika mendekati permukaan yang panas, balita biasanya akan mengatakan 'panas, panas' dengan keras dan menjauh. Perilaku seperti ini bisa berlanjut hingga dewasa,” tambah Mari-Beffa.

Sebenarnya, berbicara kepada diri sendiri jika digunakan dalam hal yang tepat dapat memberikan banyak manfaat. Mengutip neurophysic, berikut beberapa manfaat kita berbicara dengan diri sendiri.

1. Mastering Artf of Self Conversation

Bentuk self-talk efektif dalam menghubungkan pikiran dan tindakan. Penelitian telah menunjukkan bahwa pikiran tidak membedakan antara berbicara dengan diri sendiri dengan suara keras atau hanya di kepala dan hal ini dapat membuat seseorang lebih nyaman dengan dirinya sendiri. 

2 dari 4 halaman

2. Latihan Pengendalian Diri

Berbicara dengan diri sendiri tidak hanya berfungsi untuk mengurangi emosi negatif. Tetapi juga dapat menjaga agar emosi negatif itu tidak lepas dari diri Anda. Penelitian dari University of Toronto Scarborough, yang juga diterbitkan dalam Acta Psychologica, menunjukkan bahwa berbicara dengan diri sendiri adalah bentuk pengendalian diri emosional.

Para peneliti meminta peserta untuk melakukan tes sederhana pada komputer. Jika tampilan menunjukkan simbol tertentu, para peserta ditugaskan untuk menekan sebuah tombol. Jika ada simbol lain yang muncul, mereka harus menahan diri. Namun, satu kelompok diperintahkan untuk mengulangi satu kata secara terus menerus, yang secara efektif memblokir akses ke "suara hati" mereka.

Kelompok itu lebih impulsif daripada kelompok yang memiliki akses ke suara hati mereka. Tanpa pesan yang diarahkan sendiri, mereka tidak dapat melakukan pengendalian diri yang sama.

"Kita memberi diri kita pesan sepanjang waktu dengan tujuan mengendalikan diri kita sendiri, apakah itu menyuruh diri kita untuk terus berlari ketika kita lelah, untuk berhenti makan meskipun kita menginginkan sepotong kue lagi, atau untuk menahan diri dari meledakkan seseorang dalam sebuah argumen," kata Alexa Tullett, penulis utama dalam penelitian ini, mengatakan dalam sebuah rilis.

"Kami ingin mengetahui apakah berbicara kepada diri sendiri dengan 'suara hati' ini benar-benar membantu."

3 dari 4 halaman

3. Berbicara Keras-Keras Dapat Memperkuat Ingatan

Para peneliti menguji empat metode untuk mempertahankan informasi tertulis. Mereka meminta peserta untuk membaca dalam hati, membaca dengan keras, mendengarkan orang lain membaca, dan mendengarkan rekaman diri mereka sendiri yang sedang membaca. Mereka menemukan bahwa peserta yang membaca informasi dengan keras dapat mempertahankannya dengan baik.

"Studi ini menegaskan bahwa pembelajaran dan memori mendapat manfaat dari keterlibatan aktif," Colin M. MacLeod, ketua Departemen Psikologi di Waterloo dan rekan penulis studi, mengatakan dalam sebuah rilis.

"Ketika kita menambahkan ukuran aktif atau elemen produksi pada sebuah kata, kata itu menjadi lebih berbeda dalam memori jangka panjang, dan karenanya lebih mudah diingat."

4 dari 4 halaman

4. Menambah Kinerja Kognitif

Penelitian menunjukkan bahwa self-talk dapat membantu otak Anda bekerja lebih baik. Sebuah studi yang diterbitkan dalam Acta Psychologica meminta para peserta untuk membaca instruksi dan kemudian melaksanakan tugas yang sesuai. Beberapa peserta harus membaca instruksi mereka dalam hati, yang lain dengan suara keras.

Para peneliti kemudian mengukur konsentrasi dan kinerja tugas. Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa membaca dengan keras membantu mempertahankan konsentrasi dan meningkatkan kinerja.

Mari-Beffa, salah satu penulis studi mencatat, "Berbicara dengan suara keras, ketika pikiran tidak mengembara, sebenarnya bisa menjadi tanda fungsi kognitif yang tinggi. Alih-alih menjadi sakit mental, hal itu bisa membuat Anda secara intelektual lebih kompeten. Stereotip ilmuwan gila yang berbicara sendiri, tersesat dalam dunia batin mereka sendiri, mungkin mencerminkan realitas seorang jenius yang menggunakan semua cara yang mereka miliki untuk meningkatkan kekuatan otak mereka."

Penelitian tambahan mendukung hasil tersebut. Dalam sebuah penelitian, para peserta menyelesaikan tugas-tugas pencarian barang lebih cepat ketika berbicara sendiri, menunjukkan peningkatan dalam pemrosesan visual.