Liputan6.com, Jakarta - Komedian senior Nunung baru-baru ini dikabarkan didiagnosis dokter mengalami kanker payudara. Karena sakitnya tersebut, komedian yang juga dikenal dengan nama Nunung Srimulat itu sempat merasa down.
Meski demikian, Nunung mengaku bahwa ia mencoba untuk tetap bersyukur kepada Tuhan. Pasalnya, kanker payudara yang diderita masih di tahap stadium awal dan diameternya baru 2 cm.
Adapun kanker payudara merupakan suatu tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara. Kanker payudara terjadi ketika sel-sel pada jaringan di payudara tumbuh secara tidak terkendali dan mengambil alih jaringan payudara yang sehat dan sekitarnya.
Advertisement
Dilansir dari laman Mayo Clinic, Selasa (7/2/2023), kanker bisa mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak maupun jaringan ikat pada payudara. Di Indonesia, kanker jenis ini merupakan salah satu penyumbang kematian terbanyak, khususnya pada perempuan.
Pada tahun 2020, data dari Globocan yang dikutip dari Kementerian Kesehatan, mencatat jumlah kasus baru kanker payudara mencapai 68.858 kasus, atau sekitar 16,6% dari total 396.914 kasus baru kanker di Indonesia. Adapun jumlah kematiannya mencapai 22 ribu lebih kasus. Diketahui sekitar 70% pasien dideteksi sudah di tahap lanjut.
Karena itu, penting untuk kita mengetahui serba-serbi seputar kanker payudara mulai dari gejala kanker payudara, penyebab dan faktor risiko, hingga cara mencegahnya. Berikut ini Liputan6.com mengulas tentang kanker payudara yang perlu Anda ketahui dirangkum dari berbagai sumber:
Baca Juga
Gejala Awal Kanker Payudara
Gejala kanker payudara pada masing-masing orang bisa berbeda. Namun, gejala paling umum dari kanker payudara adalah adanya benjolan di payudara atau ketiak. Kemudian, pasien kanker juga mengalami perubahan kulit, nyeri, puting tertarik ke dalam, dan keluarnya cairan yang tidak biasa dari puting.
Sama seperti jenis kanker lainnya, kanker payudara juga seringkali tidak menimbulkan gejala. Umumnya, perubahan pada payudara akan terdeteksi ketika melakukan pemeriksaan payudara rutin, baik pemeriksaan payudara sendiri (SADARI), maupun pemeriksaan payudara klinis (SADANIS).
Beberapa gejala kanker payudara yang bisa dialami pengidapnya, yaitu:
- Benjolan atau pengerasan pada payudara yang berbeda dari jaringan sekitar.
- Darah keluar dari puting payudara.
- Kemerahan atau pembesaran pori-pori kulit payudara yang menyerupai kulit jeruk.
- Nyeri dan pembengkakan pada payudara.
- Pengelupasan kulit di sekitar puting payudara.
- Perubahan pada kulit payudara, seperti cekungan.
- Perubahan ukuran, bentuk, atau tampilan dari payudara.
- Puting tertarik masuk (retraksi atau inversi) ke dalam.
- Benjolan atau pembengkakan di bawah ketiak.
Advertisement
Penyebab dan Faktor Risiko Kanker Payudara
Kanker payudara terjadi akibat pertumbuhan abnormal dari sel-sel pada payudara. Pertumbuhan abnormal tersebut diduga disebabkan oleh mutasi gen yang diturunkan secara genetik.
Sejumlah gen bermutasi yang diturunkan yang dapat meningkatkan kemungkinan kondisi ini telah diidentifikasi. Yang paling terkenal adalah gen kanker payudara 1 (BRCA1) dan gen kanker payudara 2 (BRCA2), keduanya secara signifikan meningkatkan risiko penyakit ini dan ovarium.
Selain itu, terdapat beberapa faktor risiko yang menjadi pemicu kanker payudara, antara lain:
- Wanita usia di atas 50 tahun.
- Belum pernah hamil sebelumnya.
- Riwayat keluarga penderita kanker payudara.
- Menorrhea (menstruasi pertama) sebelum usia 12 tahun dan menopause setelah usia 55 tahun.
- Pemakaian pil KB atau terapi sulih estrogen.
- Obesitas pasca menopause.
- Pernah terpapar dengan radiasi.
- Kebiasaan merokok atau minum minuman beralkohol.
Â
Pencegahan Kanker Payudara
Beberapa upaya pencegahan kanker payudara, antara lain:
- Rutin berolahraga.
- Cukup istirahat.
- Menyusui anak hingga berusia dua tahun.
- Pemeriksaan rutin dan teliti dengan SADARI.
- Pengelolaan stres yang baik.
- Pola makan gizi seimbang.
- Tidak merokok atau konsumsi minuman beralkohol.
Jika Anda mengalami benjolan, pembengkakan, atau perubahan pada payudara, yang sebelumnya tidak pernah ditemukan, segera periksakan diri ke dokter spesialis onkologi untuk pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut.
Advertisement