Liputan6.com, Jakarta Gempa Turki dan Suriah berkekuatan 7,8 SR yang melanda pada Senin telah menewaskan lebih dari 20.000 orang di kedua negara itu. Kru penyelamat masih mencari korban selamat, hal ini tampak di beberapa tempat di negara itu, pekerja sedang berusaha menghancurkan bangunan yang goyah yang menimpa para korban.
Mengutip dari npr.org, berikut adalah beberapa gempa paling mematikan di dunia dalam 25 tahun terakhir:
- 6 Februari 2023: Di Turki dan Suriah, gempa berkekuatan 7,8 SR menewaskan lebih dari 20.000 orang.
- 22 Juni 2022: Di Afghanistan, lebih dari 1.100 orang tewas dalam gempa berkekuatan 6,1 SR.
- 14 Agustus 2021: Di Haiti, gempa bumi berkekuatan 7,2 menewaskan lebih dari 2.200 orang.
- 28 September 2018: Gempa berkekuatan 7,5 skala Richter melanda Indonesia, memicu tsunami dan menewaskan lebih dari 4.300 orang.
- 25 April 2015: Di Nepal, lebih dari 8.800 orang tewas akibat gempa berkekuatan 7,8 SR.
- 11 Maret 2011: Gempa berkekuatan 9,0 di lepas pantai timur laut Jepang memicu tsunami, menewaskan lebih dari 18.400 orang.
- 12 Januari 2010: Di Haiti, lebih dari 100.000 orang tewas akibat gempa berkekuatan 7,0 SR. Perkiraan pemerintah menyebutkan jumlah kematian yang mengejutkan yakni 316.000 orang.
- 12 Mei 2008: Gempa berkekuatan 7,9 skala Richter mengguncang Sichuan timur di China, mengakibatkan lebih dari 87.500 kematian.
- 27 Mei 2006: Lebih dari 5.700 orang tewas ketika gempa berkekuatan 6,3 melanda pulau Jawa, Indonesia.
- 8 Oktober 2005: Gempa berkekuatan 7,6 SR menewaskan lebih dari 80.000 orang di wilayah Kashmir Pakistan.
- 28 Maret 2005: Gempa berkekuatan 8,6 SR di Sumatera bagian utara di Indonesia menewaskan sekitar 1.300 orang.
- 26 Desember 2004: Gempa berkekuatan 9,1 di Indonesia memicu tsunami Samudra Hindia, menewaskan sekitar 230.000 orang di belasan negara.
- 26 Desember 2003: Gempa berkekuatan 6,6 skala richter melanda Iran tenggara, mengakibatkan lebih dari 20.000 kematian.
- 21 Mei 2003: Lebih dari 2.200 orang tewas dalam gempa berkekuatan 6,8 SR di Aljazair.
- 26 Januari 2001: Gempa berkekuatan 7,6 mengguncang Gujarat di India, menewaskan sebanyak 20.000 orang.
- 17 Agustus 1999: Gempa berkekuatan 7,6 skala Richter mengguncang Izmit, Turki, menewaskan sekitar 18.000 orang.
- 30 Mei 1998: Lebih dari 4.000 orang tewas setelah gempa berkekuatan 6,6 skala Richter menghantam provinsi Badakhshan di Afghanistan.
Ahli Ungkap Gempa Turki Setara Ledakan 8,5 Juta Ton Bahan Peledak
Saat penyelamat terus mencari melalui puing-puing untuk mencari keajaiban, Turki sekarang mencoba memahami mengapa bencana alam ini yang seharusnya dipersiapkan Turki selama lebih dari 20 tahun menyebabkan begitu banyak keruskaan pada infrastruktur pemerintah.
Apakah karena dua gempa bumi di Turki yang pertama berkekuatan 7,8 dan kedua berkekuatan 7,6 terlalu keras untuk sebagian besar bangunan bertahan? Atau bangunan itu tidak memenuhi standar konstruksi modern? Apakah ada kelalaian pihak berwenang?
Menurut Profesor Okan Tuysuz, seorang insinyur geologi dari Istanbul Technical University, kombinasi tragis dari semua hal di atas menyebabkan bencana pada Senin, 6 Februari 2023.
“Kami menghadapi gempa bumi yang sangat besar di sini,” ujar Tuysuz kepada Al Jazeera.
Ia menuturkan, gempa Turki pertama kira-kira setara dengan energi dari ledakan sekitar 5 juta ton TNT atau bahan peledak. "Yang kedua setara dengan 3,5 juta ton. Sebagian besar bangunan akan berjuang untuk menahan kekuatan seperti itu,” kata dia.
Dengan demikian, gempa tersebut setara ledakan sekitar 8,5 juta ton. Sementara itu, Civil Engineeer dan Presiden Earthquake Retrofit Association Sinan Turkkan menyetujui. "Gempa bumi tidak hanya sangat kuat, tetapi juga terjadi secara beruntun,” kata dia.
Ia mengatakan, banyak bangunan hanya mengalami kerusakan ringan hingga sedang pada gempa pertama, tetapi runtuh setelah gempa kedua.
Sementara mempertimbangkan getaran sebesar ini secara berurutan akan menimbulkan risiko bagi bangunan mana pun, para ahli menekankan tragei dalam skala ini sama sekali tidak dapat dihindari.
“Menurut perkiraan resmi 6.000-7.000 bangunan runtuh pada Senin. Betapapun kuatnya, tidak ada gempa yang dapat menyebabkan kerusakan sebanyak ini jika semua bangunan memenuhi standar,” tutur Turkkan.
Advertisement
Pemerintah Turki Akan Kembali Membangun Daerah Terdampak
Pada Rabu, 8 Februari 2023, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan membela persiapan dan tanggapan pemerintahnya terhadap gempa bumi selama kunjungan ke zona bencana dengan mengatakan tidak bagi siapa pun bersiap hadapi skala bencana.
Ia kemudian melanjutkan dengan mengatakan, negara bagian akan membangun kembali semua bangunan yang runtuh di 10 provinsi yang terkena dampak gempa dalam satu tahun.
“Sama seperti yang kami lakukan di Malatya, Elazig, Bingol, Van (kami akan membangun kembali di sini). Ini adalah bisnis yang kami kenal dengan baik. Pemerintah kami membuktikan kemampuannya untuk membangun kembali berkali-kali di masa lalu. Kami akan mencapai hal yang sama di Hatay, di Maras dan juga di delapan provinsi lain yang terkena dampak,” kata dia.
Pakar ITB Ungkap 4 Alasan Gempa Turki Merusak dan Ditakuti
Sebelumnya, Dekan Fakultas Ilmu dan Teknologi Institut Teknologi Bandung (ITB) sekaligus Pakar Gempa Irwan Meilano mengungkapkan empat alasan gempa Turki begitu merusak.
Bahkan gempa Turki memiliki fenomena gempa yang paling ditakuti terjadi oleh ahli gempa. Pusat gempa Turki yang terjadi pada Senin, 6 Februari 2023 berada di daerah Turki Selatan dengan kedalaman 11 km yang memicu tsunami kecil dengan ketinggian 30 cm di Erdemli. Sumber gempa itu merupakan pembangkit tenaga atau generator gempa besar di daratan Turki. Demikian dikutip dari Antara, Kamis (9/2/2023).
Irwan memaparkan empat alasan Gempa Turki bersifat merusak. Pertama, gempa Turki memiliki magnitudo sebesar 7,8 yang termasuk skala gempa bumi besar. Kedua, pusat gempa Turki berada dekat dengan permukaan tanah sejauh 18 kilometer (KM).
Ketiga, terjadinya gempa susulan berulang setelah 11 menit dengan kekuatan 6,7 dan beberapa jam selanjutnya terjadi gempa susulan magnitudo 7,5. Keempat, gempa Turki terjadi di lingkungan yang memiliki struktur bangunan yang tidak bagus.
Irwan menuturkan, gempa Turki magnitudo 7,8 merupakan gempa dengan mekanisme geser atau strike slip dan termasuk fenomena gempa yang paling ditakuti terjadi oleh ahli gempa.
“Gempa Turki yang sekarang merupakan gempa terbesar di Turki, setelah gempa dahsyat sebelumnya pada Desember 1939 yang berkekuatan magnitudo 7,8 di timur laut Turki, dekat jalur Sesar Anatolia Utara,” ujar Irwan.
Sementara itu, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Daryono menjelaskan, gempa bersumber dari zona Sesar Anatolia Timur yang merupakan zona sesar aktif diiringi dinamika tektonik Lempeng Arab dan Anatolia. Gempa Turki itu merupakan gempa dengan mekanisme geser (strike-slip).
Advertisement